Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SDN Ngadirgo 01 dengan menerapkan model Problem-Based Learning (PBL) yang didukung oleh media digital. Masalah yang diidentifikasi adalah rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa akibat penggunaan media pembelajaran yang monoton, seperti buku dan papan tulis.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek 27 siswa kelas IV dan guru kelas IV. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan praktek mengajar dalam dua siklus. Siklus pertama menggunakan presentasi interaktif berbasis Canva, sedangkan siklus kedua memanfaatkan media audio-visual dan Wordwall.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan PBL dengan media digital meningkatkan motivasi, keaktifan, dan hasil belajar siswa. Penggunaan media seperti PowerPoint, video, dan aplikasi Wordwall menjadikan pembelajaran lebih menarik dan relevan, membantu siswa memahami konsep keberagaman budaya secara kontekstual.
Selain itu, model ini mendorong keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi siswa melalui diskusi kelompok. Kendala seperti persiapan media dan perbedaan kemampuan siswa dapat diatasi dengan strategi pembelajaran yang adaptif.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa integrasi PBL dengan media digital menciptakan pembelajaran yang interaktif dan bermakna, sehingga dapat menjadi alternatif efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar.
Kata Kunci: Problem-Based Learning (PBL), Media pembelajaran digital, Motivasi belajar siswa, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Keberagaman budaya
Abstract
This study aims to improve the quality of Citizenship Education (PKn) learning at SDN Ngadirgo 01 by implementing the Problem-Based Learning (PBL) model supported by digital media. The problems identified are low motivation and student learning outcomes due to the use of monotonous learning media, such as books and whiteboards.
This study uses a qualitative approach with subjects of 27 fourth grade students and fourth grade teachers. Data were collected through observation, interviews, and teaching practice in two cycles. The first cycle uses interactive presentations based on Canva, while the second cycle utilizes audio-visual media and Wordwall.
The results of the study show that the implementation of PBL with digital media increases student motivation, activeness, and learning outcomes. The use of media such as PowerPoint, videos, and Wordwall applications makes learning more interesting and relevant, helping students understand the concept of cultural diversity contextually.
In addition, this model encourages students’ critical thinking, collaboration, and communication skills through group discussions. Obstacles such as media preparation and differences in student abilities can be overcome with adaptive learning strategies.
This study concludes that the integration of PBL with digital media creates interactive and meaningful learning, so it can be an effective alternative to improve the quality of basic education.
Keywords : Problem-Based Learning (PBL), Digital learning media, Student learning motivation, Citizenship Education (PKn), and Cultural diversity
Pendahuluan
Pendidikan memiliki peran yang sangat krusial dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini karena pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu negara dan bangsa, di mana pendidikan berfungsi sebagai investasi jangka panjang dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia yang dapat bersaing dalam dunia yang semakin berkembang dan modern (Sudarmono, Hasibuan & Us, 2021).
Dengan perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi yang matang, proses pendidikan diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pembahasan mengenai pendidikan selalu berkaitan dengan kegiatan utama pendidikan, yakni pembelajaran.
Proses belajar adalah kegiatan mental yang mengarah pada perubahan perilaku positif yang berlangsung lama, serta melibatkan aspek fisik dan psikologis (Qur’ani, 2023). Proses belajar ini mampu membawa perubahan dalam diri individu, baik berupa perubahan perilaku maupun penguasaan keterampilan baru, pengetahuan, peningkatan perilaku, dan pembentukan kepribadian (Ariani, Masruro, Saragih, Hasibuan, Simamora & Toni, 2022).
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dan lingkungan yang memicu perubahan perilaku menjadi lebih baik. Mata pelajaran PKn di tingkat sekolah dasar dirancang untuk mendorong peserta didik dalam memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan dari mata pelajaran PPKn adalah untuk mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila di sekolah dasar, serta mengatasi ketimpangan dalam pembentukan kepribadian peserta didik melalui pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari (Farida & Sandra, 2023).
Dalam pembelajaran PKn, peserta didik harus diajak untuk berpikir kritis dan bersikap bijak dan bermoral sebagai bagian dari kehidupan di keluarga, masyarakat, sekolah, dan sesama warga negara sebagai implementasi dari pendidikan kewarganegaraan yang diamanatkan oleh negara (Istiqomah, Shaleh & Hamzah, 2023).
Dalam pembelajaran, siswa seringkali dihadapkan pada berbagai permasalahan belajar, salah satunya adalah pembelajaran yang monoton yang menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan kurang antusias dalam mengikuti proses belajar. Hal ini seringkali disebabkan oleh pemilihan model pembelajaran yang tidak bervariasi (Wibowo, Simaremare & Yus, 2022).
Jika model pembelajaran yang digunakan tidak efektif dan bervariasi, maka minat belajar siswa akan menurun, yang pada gilirannya berdampak pada turunnya hasil belajar kognitif mereka. Metode yang sering digunakan oleh guru adalah model pembelajaran langsung dengan ceramah. Dalam metode ini, siswa hanya mengakses materi dari buku, mendengarkan penjelasan guru, menghafal, dan mengikuti sesi tanya jawab.
Hal ini dapat membuat siswa merasa bosan dan mengantuk, yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar mereka. Oleh karena itu, guru perlu memiliki kemampuan dalam merancang pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa, karena motivasi memiliki pengaruh besar terhadap hasil belajar mereka.
Menurut Akbulut (2019:5), media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Fungsi utama media pembelajaran adalah menyampaikan materi kepada siswa dengan cara yang mudah dipahami dan menarik.
Pembelajaran dapat digambarkan sebagai proses komunikasi yang melibatkan tiga pihak: siswa, guru, dan materi pembelajaran. Ketiganya saling terhubung dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.
Dalam pengertiannya, media pembelajaran adalah alat yang digunakan oleh pengajar untuk menyampaikan pesan, gagasan, serta informasi kepada siswa. Media ini berperan sebagai jembatan yang menghubungkan pengajar dan siswa dalam proses penyampaian serta penerimaan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan di SDN Ngadirgo 01, Kecamatan Mijen pada tanggal 30 September 2024, ditemukan bahwa dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila, proses belajar mengajar masih menggunakan media seperti buku siswa, gambar, dan papan tulis.
Hal ini menyebabkan siswa terlihat kurang termotivasi dalam pembelajaran. Guru wali kelas IV menyatakan bahwa keterbatasan media pembelajaran menjadi salah satu penyebab rendahnya pencapaian peserta didik. Masalah ini timbul karena pembelajaran yang kurang menarik akibat kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang lebih menarik. Tentu saja, masalah ini berdampak pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Oleh karena itu, pemilihan media yang tepat sangat penting untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Seperti yang ditemukan dalam penelitian Safitri (2022), beberapa siswa terlihat tidak fokus saat pembelajaran berlangsung, yang berujung pada rendahnya motivasi belajar mereka.
Sebagai solusi terhadap permasalahan ini, sangat penting untuk memilih bahan evaluasi yang tepat. Media pembelajaran yang menarik dan interaktif perlu dipilih, salah satunya adalah media digital seperti wordwall.
Metode
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini berfungsi sebagai panduan bagi peneliti untuk menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan guna memperoleh data dan informasi yang relevan.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Ngadirgo 01 dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yakni jenis penelitian yang mengutamakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari individu yang diamati.
Subjek penelitian mencakup seluruh siswa kelas IV SDN Ngadirgo 01, yang terdiri dari 27 siswa, serta guru kelas IV. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan kegiatan praktek mengajar.
Praktek mengajar dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing terdiri dari dua pertemuan pada materi Membangun Jati Diri dalam Kebhinekaan. Pada siklus pertama, media pembelajaran yang digunakan adalah presentasi interaktif berbasis Canva, sedangkan pada siklus kedua, digunakan media audio visual dan media interaktif Wordwall.
Hasil dan Pembahasan
Penerapan model Problem-Based Learning (PBL) yang didukung oleh media digital memberikan perubahan yang signifikan terhadap suasana pembelajaran di kelas IV SDN Ngadirgo 01. Sebelum implementasi, proses belajar mengajar cenderung pasif, dengan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa menunjukkan antusiasme atau partisipasi yang berarti.
Minimnya penggunaan media pembelajaran yang menarik menjadi salah satu penyebab rendahnya minat belajar siswa, khususnya dalam memahami materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang dianggap abstrak oleh sebagian besar siswa. Guru mendominasi proses pembelajaran, sementara siswa hanya sedikit terlibat dalam diskusi kelompok atau kegiatan interaktif lainnya.
Setelah model PBL diterapkan, yang dikombinasikan dengan media digital seperti PowerPoint, video pembelajaran, dan aplikasi Wordwall, terjadi transformasi signifikan dalam dinamika kelas. Dengan model ini, siswa diberikan masalah nyata terkait keberagaman budaya di lingkungan sekitar mereka, seperti bagaimana menghargai perbedaan tradisi atau kebiasaan antarindividu.
Hal ini relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari, sehingga mampu menarik perhatian siswa untuk lebih aktif belajar. Media digital, khususnya PowerPoint dan video, digunakan untuk memberikan gambaran visual yang menarik tentang materi keberagaman budaya, seperti pakaian adat, tarian tradisional, dan upacara adat dari berbagai daerah di Indonesia.
Visualisasi ini membantu siswa menghubungkan konsep abstrak dengan realitas, membuat pembelajaran lebih kontekstual dan mudah dipahami.
Baca Juga:Â Problem Based Learning, Mind Mapping dan Higher Order Thinking Skills
Salah satu keberhasilan implementasi model ini adalah meningkatnya keaktifan siswa dalam diskusi kelompok. Sebelumnya, banyak siswa yang enggan berpendapat atau hanya mendengarkan instruksi tanpa benar-benar memahami tugas mereka.
Namun, setelah dihadapkan pada permasalahan yang relevan, siswa mulai menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi, berdiskusi aktif, dan mencari informasi tambahan baik melalui buku maupun internet.
Aplikasi Wordwall memberikan nilai tambah dengan menghadirkan permainan edukatif yang menguji pemahaman mereka tentang materi. Aktivitas seperti kuis dan teka-teki silang menjadi sarana interaktif untuk menguatkan konsep keberagaman budaya sekaligus membuat pembelajaran lebih menyenangkan.
Pengaruh positif lainnya adalah peningkatan keterampilan interpersonal siswa. Dalam diskusi kelompok, siswa belajar untuk mendengarkan pendapat teman, menyampaikan ide dengan jelas, dan bekerja sama untuk mencapai solusi.
Hal ini sejalan dengan nilai-nilai kewarganegaraan, seperti gotong royong, toleransi, dan saling menghormati, yang menjadi inti dari pembelajaran PKn. Selain itu, penggunaan media digital mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, terutama saat mereka harus menghubungkan materi dengan situasi nyata dan menyusun solusi yang inovatif.
Kendati demikian, penerapan model PBL dengan dukungan media digital tidak luput dari tantangan. Salah satu kendala utama adalah kebutuhan waktu dan tenaga ekstra dalam mempersiapkan skenario masalah serta media pembelajaran.
Guru harus merancang materi secara mendetail agar relevan dengan kebutuhan siswa sekaligus menarik untuk disimak. Selain itu, perbedaan kemampuan siswa dalam kelompok seringkali menjadi hambatan dalam diskusi, terutama bagi siswa yang cenderung pasif atau kurang percaya diri. Guru perlu memantau dan memberikan bimbingan khusus agar setiap siswa dapat berkontribusi dalam kegiatan kelompok.
Baca Juga:Â Inovasi dalam Dunia Pendidikan
Masalah lain yang muncul adalah mood siswa yang berubah-ubah, yang terkadang mempengaruhi partisipasi mereka dalam pembelajaran. Untuk mengatasi hal ini, guru menggunakan strategi seperti menyelingi pembelajaran dengan aktivitas fisik atau permainan edukatif untuk mengembalikan semangat siswa. Memberikan apresiasi sederhana juga terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi belajar mereka.
Dampak dari penerapan model PBL dengan media digital terlihat nyata pada hasil pembelajaran siswa. Materi yang sebelumnya sulit dipahami menjadi lebih mudah dicerna karena siswa terlibat langsung dalam proses pemecahan masalah.
Aktivitas seperti observasi lingkungan sekitar untuk mengidentifikasi keberagaman budaya dan menyusunnya dalam bentuk laporan kelompok memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Siswa tidak hanya memahami materi lebih baik, tetapi juga mampu mengingatnya dalam jangka waktu yang lebih lama.
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi PBL dan media digital menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, menyenangkan, dan relevan. Integrasi teknologi dalam pembelajaran tidak hanya meningkatkan minat belajar siswa, tetapi juga mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi.
Dengan memperbaiki tantangan yang ada, seperti pengelolaan waktu, pengelompokan siswa, dan ketersediaan sarana, model ini dapat menjadi alternatif pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar.
Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media pembelajaran digital dan konkret pada materi hak dan kewajiban di kelas III SDN Jatibarang 03 terbukti meningkatkan minat, motivasi, dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Pada siklus pertama, meskipun PowerPoint (PPT) berhasil menyampaikan materi secara terstruktur, interaktivitas yang terbatas membuat siswa kurang terlibat aktif. Namun, pada siklus kedua, dengan adanya variasi media seperti flipbook, lagu yang dimodifikasi, kuis interaktif berbasis Wordwall, dan media konkret seperti kantong hak dan kewajiban, siswa menunjukkan peningkatan signifikan dalam partisipasi dan pemahaman materi.
Secara keseluruhan, variasi media yang lebih interaktif dan kreatif berhasil menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk lebih aktif berpikir dan berpartisipasi.
Meskipun terdapat beberapa kendala, seperti keterbatasan waktu dan akses teknologi, penggunaan media yang sesuai dengan model PBL dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, disarankan agar penggunaan media pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan terus dikembangkan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar.
Simpulan
Pembelajaran yang efektif memerlukan perpaduan antara metode pengajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa dan pemanfaatan media pembelajaran yang interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Problem-Based Learning (PBL) yang didukung oleh media digital, seperti PowerPoint, video pembelajaran, dan aplikasi interaktif seperti Wordwall, dapat meningkatkan motivasi, minat, dan partisipasi siswa.
PBL memberikan pengalaman belajar yang bermakna dengan mendorong siswa berpikir kritis, berkolaborasi, dan menghubungkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Penggunaan media pembelajaran digital tidak hanya membantu siswa memahami materi abstrak dengan lebih mudah, tetapi juga meningkatkan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kreatif dan bekerja sama.
Namun, keberhasilan implementasi ini memerlukan kesiapan guru dalam merancang materi dan mengelola waktu secara efektif. Kendala seperti perbedaan kemampuan siswa, kebutuhan sarana teknologi, dan mood siswa yang fluktuatif tetap menjadi tantangan yang harus diatasi.
Dengan upaya berkelanjutan untuk mengintegrasikan media pembelajaran kreatif ke dalam model PBL, pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan relevan, mendukung pengembangan karakter dan kompetensi siswa, serta meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Penulis:
- Firda Riski Dwi Listari
- Bayu Indra Purnama
- Mujazirotus Syariah, S. Pd
- Rina Nuraeni, S.Pd., M.Pd.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang
Daftar Pustaka
Akbulut, H. H. (2019). No Title. “Media Pembelajaran Media Wordwall,” 9(1), 76–99
Anggreni, I. P., & Yulianti, S. (2021). Pemanfaatan Media Video pada Model Pembelajaran Problem Based Learning. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 8(1), 1-9.
Dewi, I. A. D. C., Maryani, I., & Partini, D. (2021). Problem-Based Learning Berbantuan Media Digital untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru FKIP Universitas Ahmad Dahlan, 1(1), 1-8.
Farida, S., & Sandra, M. K. (2023). Systematic Literature Review: Pembelajaran PPKn Pada Materi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset Dan Pengabdian.
Furliana, D., Restian, A., & Supradana, A. (2023). “Wordwall Sebagai Media Evaluasi Asesmen Today Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pembelajaran Ipas Kelas 4 Copyright @ Euis Windri, Asep UsamahSd.” Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(1), 3752–3760. https://doi.org/10.23969/jp.v8i1.8645
Hasmalena, H., & Sari, I. P. (2023). Dampak Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 6(2), 214-222.
Istiqomah, N., Shaleh, & Hamzah, A. (2023). Strategi Pembelajaran PPKn dalam Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah Dasar. Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 7(2). https://doi.org/10.35931/am.v7i2.1928
Kusuma,  Y.  Y.  (2020).  Peningkatan  Hasil  Belajar  Siswa  dengan  Menggunakan  Model Pembelajaran Problem Based Learning di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(4), 1460–1467. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.753
Purbarani, R., & Setiana, D. (2023). Pengaruh Media Pembelajaran Wordwall terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan, 12(3), 45-56.
Rusdiana, A. (2023). Project Based Learning (PBL) dalam Kurikulum Merdeka: Tantangan dan Solusi Penerapannya.
Sudarmono, S., Hasibuan, L., & Us, K. A. (2021). Pembiayaan Pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan, 2(1). https://doi.org/10.38035/jmpis.v2i1
 Qur’ani, B. (2023). Belajar & Pembelajaran (I. Hamsar, Ed.). Tahta Media Group.
Ariani, N., Masruro, Z., Saragih, S. Z., Hasibuan, R., Simamora, S. S., & Toni. (2022). Buku Ajar Belajar dan Pembelajaran. Widina Bhakti Persada Bandung. www.penerbitwidina.com
Trisnawati. (2021). “Penggunaan Media Wordwall sebagai Evaluasi Pembelajaran Organ Pernapasan pada Hewan Kelas V di SDN 3 Nagri Kaler.” Journal on Education, 5(2), 1965–1973. https://doi.org/10.31004/joe.v5i2.838
Wibowo, A., Simaremare, A., & Yus, A. (2022). Analisis Permasalahan Belajar Pendidikan Dasar. Journal of Social Interactions and Humanities (JSIH), 1(1), 37–50. https://journal.formosapublisher.org/index.php/jsih
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News