Pengaruh Pancasila terhadap Keberagaman Toleransi Umat Beragama pada Masyarakat Desa Puhsarang Kabupaten Kediri

Pengaruh Pancasila Keberagaman Toleransi

ABSTRAK

Artikel ini dilatarbelakangi pengamatan peneliti bahwa pentingnya menjalin hubungan toleransi umat beragama di Indonesia. Artikel ini bertujuan : (1) Mengetahui macam-macam agama di daerah Puhsarang, (2) Mengetahui bentuk toleransi beragama yang ada di desa Puhsarang, (3) Mengetahui pengaruh pancasila terhadap toleransi beragama desa Puhsarang.

Pengumpulan data observasi pustaka. Analisis data dengan metode pengamatan langsung di desa Puhsarang. Hasil pengamatan peneliti sebagai berikut: Pertama, macam agama di desa Puhsarang antara lain Katolik, Islam, Kristen.

Kedua, perayaan hari raya besar masyarakat saling menghormati dengan berkunjung satu sama lain, ikut menjaga keamanan saat agama lain sedang merayakan ibadah, sholat dan takbiran, pemberian sembako kepada umat agama lain, membagi-bagikan hasil kurban kepada umat agama lain, dan membunyikan bedug dan lonceng pada pukul 12.00 WIB.

Bacaan Lainnya
DONASI

Ketiga, masyarakat hidup rukun dan damai, saling menolong satu sama lain, saling membutuhkan, dan gotong royong. Dalam hidup bermasyarakat hendaknya saling bertoleransi satu sama lain sehingga dapat mewujudkan jati diri pancasila secara nyata.

Kata Kunci: Pancasila, Toleransi, Umat Beragama

THE EFFECT OF PANCASILA ON TOLERANCE OF RELIGIOUS PEOPLE IN THE COMMUNITY OF PUHSARANG VILLAGE, KEDIRI REGENCY

ABSTRACT

This article is motivated by the researcher’s observation that it is important to establish a relationship of religious tolerance in Indonesia. This article aims: (1) Knowing the various religions in the Puhsarang area, (2) Knowing the forms of religious tolerance that exist in Puhsarang village, (3) Knowing the influence of Pancasila on religious tolerance in Puhsarang village.

Library observation data collection. Data analysis using direct observation method in Puhsarang village. The results of the researcher’s observations are as follows: First, the types of religion in Puhsarang village include Catholic, Islamic, and Christian.

Second, in the celebration of major holidays, the community respects each other by visiting each other, participating in maintaining security when other religions are celebrating worship, praying and takbiran, giving basic necessities to people of other religions, distributing the results of sacrifices to people of other religions, and sounding drums and drums. The bell at 12.00 WIB.

Third, people live in harmony and peace, help each other, need each other, work together. In social life, they should tolerate each other so that they can realize the true identity of Pancasila.

Keywords: Pancasila, Tolerance, Religious People

Baca Juga: Memudarnya Nilai-Nilai Pancasila di Kalangan Generasi Muda

LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dimana banyak sekali ras, agama, budaya, dan etnik sehingga membuat Indonesia menjadi negara yang lebih beraneka ragam. Menurut Suwandi (2013 : 30) menjelaskan bahwa penduduk Indonesia terdiri dari beberapa etnik yang menganut agama dan kepercayaan yang berbeda-beda serta memiliki dan menggunakan berbagai macam bahasa.

Sedangkan menurut Tilaar (2007 : 16) menjelaskan bahwa identitas bangsa Indonesia tidak terlepas dari keberagaman bangsa Indonesia yang bhineka, oleh sebab itu identitas bangsa Indonesia merupakan pondasi bangsa Indonesia. Menurut Moeis (2014 : 11) berpendapat bahwa harapan bagi masyarakat Indonesia yang majemuk yaitu mewujudkan masyarakat multikultural yang saling menghormati dan mampu hidup berdampingan.

Indonesia memiliki berbagai macam daerah, salah satunya yaitu desa Puhsarang kabupaten Kediri yang kita tahu bahwa Puhsarang merupakan tempat religius. Religius ini dipusatkan bahwa tempat peziarahan umat Kristiani. Meskipun demikian, di dalamnya memuat banyak masyarakat yang memiliki kepercayaan yang berbeda dimana mempunyai banyak tantangan dalam menjaga solidaritas dan persaudaraan desa.

Maka dari itu, pengamatan dalam artikel ini akan berpusat pada keseluruhan kegiatan nyata secara langsung dengan mengambil judul artikel “Pengaruh Pancasila Terhadap Keberagaman Toleransi Umat Beragama Pada Masyarakat Desa Puhsarang Kabupaten Kediri”

METODE

Dalam artikel ini menggunakan pengumpulan data observasi pustaka dan metode pengamatan langsung. Pengamatan langsung menerangkan bahwa peneliti melakukan pengamatan di tempat terhadap objek penelitian yang menggunakan pancaindera.

Peneliti diposisikan sebagai pengamat atau orang luar. Dalam mengumpulkan data melalui observasi langsung, peneliti dapat menggunakan catatan atau rekaman.

Observasi dapat bersifat partisipatoris, yaitu ketika peneliti turut bergabung dan melakukan aktivitas bersama objek pengamatannya. Pengumpulan data melalui observasi pustaka, di dalam observasi pustaka ini peneliti mendapatkan informasi melalui dokumen-dokumen yang telah ada dan sudah terlaksana.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Macam-Macam Agama di Desa Puhsarang

Desa Puhsarang merupakan desa yang berada di kecamatan Semen, kabupaten Kediri, provinsi Jawa Timur. Di Puhsarang banyak sekali penduduk yang menganut tiga agama diantaranya seperti agama Katolik, agama Kristen, dan agama Islam.

Masyarakat di sana hidup secara berdampingan bukan membentuk kelompok-kelompok atau geng-geng. Pastinya saat beribadah, masyarakat tersebut ibadah dan sholat sesuai dengan aturan agama mereka masing-masing. Tempat ibadah mereka, Katolik dan Kristen ada di gereja sedangkan agama Islam berada di masjid.

Tempat mereka berdoa juga hampir saling berdekatan, hanya berbeda jarak belasan kilo saja. Doa mereka berbeda cara dan berbeda waktu. Masyarakat yang beragama Katolik biasanya berdoa dilihat secara umum yaitu pada pukul 06.00 WIB, 12.00 WIB, dan 18.00 WIB yang disebut dengan doa malaikat Tuhan (Angelus), sedangkan pada hari Minggu biasanya diadakan misa yang dipimpin oleh Romo (siapa saja yang menjadi Romo tidak boleh menikah).

Bukan hanya Romo saja tetapi ada juga perempuan yang merasa terpanggil menjadi Suster, mereka semua juga tidak boleh menikah ataupun berhubungan seksual dengan lawan jenis. Untuk umat beragama Kristen juga berdoa di gereja, tetapi gerejanya berbeda dengan gereja Katolik, agama Kristen yang berada di Puhsarang beribadah di gereja GKJW (masih ada hubungannya dengan kejawen) yang dipimpin oleh seorang Pendeta (laki-laki maupun perempuan).

Berbeda dengan Romo atau Suster, kalau Pendeta tetap boleh menikah dengan lawan jenis. Tempat sholat untuk agama Islam yaitu ada di Mushola. Biasanya umat beragama Islam di Puhsarang sholat dengan khidmat dan teratur. Ada beberapa aturan yang secara umum misalnya sholat subuh, sholat maghrib, sholat 5 waktu, sholat bedug, sholat jumat, dll. Meskipun demikian masyarakat di desa Puhsarang hidup saling berdampingan dan saling mendukung.

Baca Juga: Peran Pancasila untuk Menumbuhkan Sikap Karakter Anak Muda di Era Milenial

2. Bentuk Toleransi Beragama di Desa Puhsarang

a. Perayaan Hari Raya Besar

Hari raya besar memang sudah tidak asing lagi ketika mendengarnya, tetapi hal yang menarik dari desa Puhsarang ketika umat beragama merayakan hari raya besar adalah masyarakat saling menghormati dengan berkunjung satu sama lain dan menjalin silaturahmi dengan baik. Ketika umat Katolik sedang merayakan Natal, umat beragama lain juga saling berkunjung dan mengucapkan selamat.

b. Menjaga Keamanan

Saat agama lain sedang merayakan ibadah, sholat dan takbiran mereka (agama lain) juga saling membantu dalam perayaan supaya aman dan tidak terjadi apa-apa selama proses perayaan ibadah. Ketika agama Katolik sedang merayakan Natal dan Paskah, pasti satu minggu sebelumnya sudah siap di wilayah Gereja dengan dibantu oleh para Polisi.

c. Pemberian Sembako Kepada Umat Agama Lain

Pemberian sembako kepada umat beragama lain sudah sering kali umat Puhsarang lakukan, entah itu memberi beras, gula, sabun, mie, minyak goreng ataupun keperluan sembako lainnya. Mereka diawali dengan menyisihkan barang-barang yang akan disumbangkan dengan meminta iuran kepada umatnya lalu dibagikan kepada mereka umat beragama lain yang sedang mengalami kesusahan.

d. Membagi-bagikan Hasil Kurban Kepada Umat Agama Lain

Kebiasaan desa Puhsarang sangatlah bagus dalam hal solidaritas, mengapa demikian karena umat muslim selalu membagi-bagikan hasil kurban waktu Idul Adha dengan umat beragama lain, tidak hanya dengan sesama umatnya saja melainkan selalu dibagi rata dengan agama lain.

e. Membunyikan Bedug dan Lonceng Pada Pukul 12.00 WIB

Pukul 12.00 WIB bagi umat desa Puhsarang sangatlah hal yang bisa membuat terenyuh hati. Mengapa demikian karena pembunyian bedug dan lonceng saat bersamaan, tidak membeda-bedakan ataupun ingin menguasai suara saja tetapi saling dipadukan dan saling melengkapi dan tidak ada yang terganggu, sehingga bisa berjalan bersamaan dan baik-baik saja. Sehingga bagi masyarakat yang bukan Puhsarang merasa heran dan unik.

3. Pengaruh Pancasila Terhadap Toleransi Beragama di Desa Puhsarang

a. Masyarakat hidup rukun dan damai

Hidup rukun merupakan peristiwa yang diharapkan dan diimpikan oleh seseorang, apalagi untuk masyarakat yang majemuk. Tetapi  masyarakat desa Puhsarang mampu mewujudkan hidup rukun tersebut. Bukti dari sikap masyarakat Puhsarang seperti itu antara lain saling menghormati pendapat orang lain dan tidak ada perselisihan dengan umat beragama lain. Dengan adanya perwujudan dan kesadaran masyarakat akan hal itu dapat tercapai toleransi beragama yang berkualitas.

b. Saling menolong satu sama lain

Tindakan masyarakat Puhsarang terhadap anggota masyarakat yang berbeda agama yaitu mereka saling menolong satu sama lain. Bukti mereka saling menolong yaitu saat ada ibadah dari umat Katolik, umat beragama non-nasrani membantu dalam keamanan saat lalu lintas dan keamanan saat proses ibadah. Begitu juga umat Katolik terhadap umat Islam dan Kristen.

c. Saling membutuhkan

Saling membutuhkan merupakan kunci hidup bermasyarakat, itu artinya masyarakat Puhsarang sadar bahwa memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika yang memiliki arti “Meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. Tujuan hidup bermasyarakat yaitu hidup dalam kesadaran untuk saling membutuhkan sehingga di dalam kehidupan masyarakat tidak memiliki rasa egois karena sadar bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Bukti konkritnya yaitu saat ada salah satu masyarakat meninggal dunia, umat beragama saling membantu entah membawa bunga, melubangi makam, menertibkan lalu lintas, dan tidak membuat kerusuhan.

d. Gotong royong

Gotong royong merupakan perilaku yang sangat membahagiakan. Bukti konkrit dari perilaku gotong royong di dalam kehidupan masyarakat Puhsarang yaitu seperti membantu pembuatan rumah, pembuatan jalan, perbaikan paralon air, dll.

Baca Juga: Realisasi Nilai Pancasila untuk Memperkuat Moralitas dan Etika

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut, di dalam masyarakat Puhsarang terdapat 3 macam agama yaitu agama Katolik, Kristen, dan Islam. Masing-masing umat beragama yang ada di sana memiliki bentuk toleransi antara lain saat perayaan hari raya besar saling membantu, pemberian hasil kurban, doa tepat pada pukul 12.00 WIB, membunyikan bedug dan lonceng, pemberian sembako, serta menjaga ketertiban dan kenyamanan saat beribadah.

Adapun pengaruh pancasila terhadap toleransi beragama masyarakat desa Puhsarang antara lain masyarakat hidup rukun dan damai, saling membutuhkan, gotong royong, dan saling menolong satu sama lain. Dengan kesadaran dan tindakan masyarakat seperti itu, peneliti sangat meyakini bahwa tujuan untuk hidup berdampingan dan keharmonisan sangat memungkinkan.

DAFTAR PUSTAKA

Moeis. 2014. Pendidikan Multikultural Transformatif, integritas moral, Dialogis, dan Adil. Padang: UNP press

Suwandi. 2013. Pendidikan Multikultural dalam Buku sekolah Elektronik. Jakarta

Tilaar. 2007. Mengindonesia Etnisitas dan Identitas bangsa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta hal: 16

Ambarwati
Veronica Fernandiana Fedra Midiyanto
Petricia Brevi Endriaswedi
Ambaria
Muhamad Bashori

Mahasiswa Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri

Editor: Arsyadania Faradisa

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI