Ternyata Daun Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus) Dapat Digunakan dalam Berbagai Pengobatan

Kumis Kucing.
Sumber: istockphoto.

Indonesia memiliki ribuan tumbuhan yang tersebar di berbagai daerah. Keanekaragaman hayati yang dimiliki ini dapat dijadikan berbagai macam manfaat salah satunya sebagai bahan baku obat. Pemanfaatan tumbuhan obat di Indonesia secara tradisional memiliki efek samping yang lebih kecil dari obat yang dibuat secara sintesis.

Penggunaan tumbuhan obat ini banyak di masyarakat untuk mencegah penyakit, menjaga kesegaran tubuh maupun mengobati penyakit lainya. Jenis tumbuhan yang banyak digunakan sebagai tumbuhan obat, salah satunya adalah tumbuhan kumis kucing (Orthosiphon aristatus).

Daun kumis kucing yang kering atau yang telah dijadikan sebagai simplisia dipakai sebagai obat untuk memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India banyak digunakan untuk pengobatan rematik.

Bacaan Lainnya

Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk, encok, masuk angin dan sembelit. Tanaman ini juga bermanfaat untuk pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria dan penyakit syphilis.

Kumis kucing dikenal dengan bahasa latin Orthosiphon aristatus termasuk tanaman family lamiacea, daun kumis kucing dapat digunakan dalam beberapa pengobatan seperti penderita Penyakit asam urat  (Arthritis gout)  merupakan salah satu penyakit metabolisme (metabolic syndrom) yang disebabkan karena tingginya kadar asam urat dalam darah akibat dari pola makan diet tinggi purin.

Tingginya kadar asam urat dalam darah sering kita kenal dengan  hiperuresemia, sehingga disarankan untuk penderita asam urat  melakukan diet rendah purin agar dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah.

(Arthritis gout) di mana kandungan yang terdapat pada daun kumis kucing yang bisa menurunkan kadar asam urat yaitu, Orthosiphon glikosida zat senyawa khusus yang memiliki daya diuteritik dan sedikit anti inflamasi.

Pengolahan daun kumis kucing dengan cara merebus sebanyak 5 helai daun kumis kucing, dengan air 250 mililiter, didihkan hingga tersisa 100 mililiter gelas. Setelah diangkat, dinginkan, lalu disaring, meminum sebanyak 2 kali sehari dengan dosis masing-masing setengah gelas.

Kandungan kimia yaitu zat samak, orthosiphon glikosida, minyak lemak, sapofonin, garam kalium (0,6-3,5%) dan myoinositol, serta minyak atsiri sebanyak 0,02-0,06 % yang terdiri dari 6 macam sesquiterpenes dan senyawa fenolik, glikosida flavonol, turunan asam kaffeat.

Hasil ekstraksi daun dan bunga Orthosiphon stamineus Benth. Ditemukan methylripariochromene A atau 6-(7,8-dimethoxyethanone). Juga ditemukan 9 macam golongan senyawa flavon dalam bentuk aglikon, 2 macam glikosida flavonol, 1 macam senyawa coumarin, scutellarein, 6- hydroxyluteolin, sinensetin.

Daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus) juga banyak  mengandung berbagai macam zat yaitu kalium, polifenol, flavonoid, asam oleanolik, eupatori dan zat sinensetin yang memiliki kandungan antioksidan. Daun kumis kucing mengandung flavonoid yang diduga dapat menekan proses angiogenesis sehingga dapat menghambat pertumbuhan sel tumor dan kanker.

Baca Juga: Potensi Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon Stamineus) sebagai Antiinflamasi

Daun kumis kucing juga dapat digunakan sebagai pengobatan Acne Vulgaris,  Tumbuhan kumis kucing atau Orthosiphon aristatus telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional.

Kemampuan kumis kucing dalam menghambat pertumbuhan bakteri diperankan oleh flavonoid (3’-hidroksi-5,6,7,40-tetrametoksiflavon, sinensetin, dan eupatorin), saponin, tanin, terpenoid, dan alkaloid. Zat aktif tersebut banyak diteliti pada bagian daun. Untuk mendapatkan zat aktif tersebut, metode yang digunakan yaitu salah satunya ekstraksi dengan etanol atau bahan yang bersifat polar.

Berdasarkan sebuah penelitian Faramayuda kandungan flavonoid yaitu sinentin dan eupatorin pada kumis kucing dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur, di mana minyak ekstrak metanol dan fraksi dari ekstrak methanol menunjukan potensi besar aktivitas anti jamur fitopatogenik seperti salah satunya pada Botrytis cinerea.

Pada penelitian lainya, ekstrak daun kumis kucing menunjukan daya hambat bakteri Staphylococcus mutans. Namun, belum ada data yang menunjukan ekstrak etanol dan fraksi polar dapat menghambat Propionibacterium acnes sehingga perlu dilakukan penelitian untuk melihat daya hambat daun kumis kucing terhadap Propionibacterium acnes.

Selain digunakan sebagai pengobatan gout Arthritis dan acne vulgaris daun kumis kucing juga dapet digunakan sebagai pengobatan penyakit akibat Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit terinfeksinya alat kelamin yang diakibatkan dari penularan saat berhubungan seksual.

Terinfeksinya tersebut disebabkan oleh kuman atau bakteri yang berkembangbiak. Dari tahun ke tahun penyakit akibat IMS ini semakin meningkat yang disebabkan maraknya seks bebas di mana-mana. Di Indonesia, infeksi menular seksual yang paling banyak ditemukan adalah sifilis dan gonorea.

Permasalahan penyakit gonore yang tiap tahunnya meningkat drastis sehingga dibutuhkannya cara menangani penyakit tersebut dengan benar, seperti penggunaan obat antibiotik dalam pengobatannya. Tetapi penggunaan obat antibiotik sintetis sangat berisiko terkena resistensi antibiotik sehingga bisa menyababkan bermutasinya virus.

Jadi sangat dibutuhkan obat berbahan alami agar dapat dijadikan antibiotik alami yang bisa meminimalisir terjadinya resistensi yaitu dengan tanaman kumis kucing.

Baca Juga: Daun Kumis Kucing (Orthosiphon staminweus): Solusi Alami Mengatasi Batu Ginjal

Tanaman kumis kusicng (Orthosiphon aristatus) sangat mudah untuk ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia karena merupakan tanaman perkarangan rumah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tanaman kumis kucing memiliki khasiat menurunkan tekanan darah, mampu meningkatkan pengeluaran air seni, penurun asam urat, pelindung ginjal, antioksidan, antidiabetes, antibakteri, dan antikanker.

Daun kumis kucing memiliki kandungan mineral hingga 12% yang komponen utamanya adalah kalium. Selain itu, daun kumis kucing mengandung saponin, polifenol,9 flavonoid, alkaloid, myoinositol, orthosipon glikosida, dan minyak atsiri.

Infeksi menular seksual sudah menjadi masalah serius sekarang karena IMS bisa menyebabkan kemandulan serta kematian. Banyak penyakit yang bisa ditimbulkan akibat IMS yaitu sifilis, gonore, klamidia, herpes genital, HIV, trichomoniasis, kutu kemaluan, dan kudis.

Kesimpulan

Dari artikel di atas dapat disimpulkan bahwa daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus) mengandung orthosiphon glikosida, minyak lemak, sapofonin, garam kalium  dan myoinositol, serta minyak atsiri yang banyak digunakan dalam berbagai macam pengobatan.

Penulis:

Azri Dwi Anggraini
Mahasiswa S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.