Potensi Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon Stamineus) sebagai Antiinflamasi

Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon Stamineus)
Tanaman Kumis Kucing (Sumber: Penulis)

Tanaman herbal adalah tumbuhan yang dipercayai memiliki kandungan vitamin dan mineral. Pemanfaatan tanaman herbal sebagai obat tradisional bagi kesehatan merupakan warisan dari nenek moyang kita.

Pengobatan dengan cara tradisional itu sendiri sangat berkhasiat untuk mengatasi penyakit dan meningkatkan kesehatan bagi tubuh. Cara pengobatan tradisional itu sendiri sudah turun-menurun diajarkan oleh generasi yang terdahulu hingga yang sekarang.

Pengobatan tradisional itu sendiri biasanya dibuat dengan perebusan ataupun dimakan secara mentah. Adapun kelebihan dari pengobatan tradisional itu sendiri yaitu efek samping yang ditimbulkan tidak seperti yang terjadi pada pengobatan kimiawi.

Bacaan Lainnya

Kumis kucing (orthosiphon aristatus) adalah tanaman yang termasuk kedalam famili lamiaceae. Kumis kucing itu sendiri merupakan tanaman yang banyak digunakan untuk obat herbal dan sudah banyak terkenal di Asia Tenggara yang umumnya berasal dari pulau Jawa. Selain itu, di negara lain tanaman ini juga banyak memiliki nama lain seperti java tea, mao xu cao, misai kucing, ruku hutan dan rau-meo.

Kumis kucing memiliki tinggi sekitar 0,3-1 m, batangnya berbentuk segi empat, daun daunya berbentuk seperti lanset, bulat panjang atau belah ketupat, memiliki lebar 2-4cm dan panjangnya 4-7cm, dan juga memiliki bunganya bewarna putih atau ungu pucat.

Kumis kucing adalah salah satu tanaman herbal tradisional yang banyak dipercayai ataupun digunakan oleh masyarakat luas sebagai obat herbal dikarenakan memiliki efek farmakologis sebagai anti inflamasi.

Antiinflamasi adalah obat-obatan atau golongan obat yang memiliki aktivitas menekan dan mengurangi peradangan. Radang atau bisa disebut inflamasi dapat disebabkan oleh berbagai rangsangan yang mencakup luka-luka fisik, infeksi, panas dan interaksi antigen-antibodi.

Baca juga: Yuk Kenali Sederet Manfaat Nanas (Ananas Comosus L.) sebagai Anti Peradangan (Antiinflamasi)

Inflamasi merupakan reaksi lokal pada jaringan vaskular terhadap cedera yang ditandai dengan gejala seperti rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (nyeri), dan turgor (pembengkakan).

Obat antiinfalamasi yang biasa digunakan terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu antiinflamasi golongan steroid dan antiinflamasi golongan non steroid, namun kedua golongan tersebut memilik efek samping pada pengunaannya. Hal ini yang membuat gencarnya upaya pencarian alternatif obat anti inflamasi yang berasal dari bahan alam ataupun dari obat tradisional.

Tanaman kumis kucing mengandung berbagai senyawa kimia yang di mana salah satu senyawa itu adalah flavanoid. Kandungan utama flavanoid yang ada dikumis kucing yaitu sinensetin dan eupotarin yang merupakan kandungan flavon polimetoksi.

flavonoid sebagai antiinflamasi mempunyai cara kerja cara dengan memproduksi pro inflamatori mediator menstimulasi sel yang berkaitan dengan inflamasi seperti limfosit, monosit, natural killer sel, neutrophil, makrofag, dan sel mastosit (Sangeetha S.K, 2016).

Tanaman kucing memiliki kandungan metabolit yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional lain seperti diuretik, dan juga memiliki kegunaan untuk pengobatan secara trdisional atau obat herbal dan memiliki farmakologis yang luas.

Pada pengobatan anti inflamasi dengan daun kumis kucing memiliki cara pengolahannya sendiri dengan cara, siapkan daun kumis kucing sebanyak 5 lembar tidak lupa daunnya dicuci terlebih dahulu, lalu lakukan perebusan dengan ditambahkan 3 gelas air, setelah itu tunggu sampai dingin dan siap diminum. Dosis yang dianjurkan adalah dengan meminum 3 kali sehari sebanyak setengah gelas setiap minum (Hastutik,2021).

Senyawa kimia yang terdapat di dalam kumis kucing juga bermanfaat sebagai anti inflamasi dengan menginhibisi pembentukan TNFa dan IL1 yang secara umum akan berikatan dengan COX2 sehingga tidak terjadi reaksi inflamasi berkelanjutan, menghambat pembentukan NO dan Prostglandin E2 yang memicu terjadinya inflamasi pada penderita gout arthritis serta meningkatkan diuretik sehingga menambah jumlah purin yang di ekskresi dan menurunkan kadar asam urat di dalam tubuh.

 

Penulis: Asnita Putri Libang
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.