Terobsesinya Gen Z Memiliki Kulit Putih

ilustrasi oleh ig: wm.photogallery

Di era sekarang ini terutama pada bidang kecantikan, memiliki sebuah standar bahwa perempuan yang memiliki kulit putih itu cantik. Hal ini membuat para perempuan atau bahkan laki-laki ikut bersaing untuk mendapatkan kulit putih.

Ada beberapa cara untuk mendapatkan kulit putih, dari yang bertahap hingga ke yang cara instan. Di Indonesia ada banyak sekali jenis produk pemutih kulit yang mudah ditemukan. Ini sangat membantu upaya mereka dalam memutihkan kulit meskipun hasilnya tidak pasti.

Untuk mendapatkan kulit putih dalam waktu singkat, ada yang namanya treatment infus whitening. Treatment ini menjadi alternatif sebagian orang yang menginginkan hasil lebih cepat dan pasti. Infus whitening mampu mencerahkan kulit hanya dengan 2-6 kali treatment.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Sosial Media Mempengaruhi Standar Kecantikan Masa Kini

“Aku rutin infus whitening biar kulitku lebih cepat terlihat cerah. Sengaja milih infus whitening daripada pake produk biasa, ga betah nunggu hasilnya yang lama, aku juga nggak telaten perawatan tiap hari. Agak sakit sih pas suntiknya, tapi katanya kan beauty is pain,” ucap Lia narasumber pertama sebagai pemakai infus whitening.

Berbeda dengan narasumber kedua, Ia memiliki alasan lain mengapa tidak melakukan infus whitening.

“Soalnya sekali infus whitening itu mahal, buat dapet hasil yang maksimal butuh beberapa kali treatment. Terus katanya infus whitening itu ngaruhnya ke ginjal, takut. Jadi pilih luluran yang biasa aja biar aman, gapapa walaupun hasilnya harus nunggu lama,” ucap Sofie, narasumber kedua sebagai pengguna produk pemutih biasa.

Dikutip dari chanel Youtube dr. Rechard Lee (2020, Oktober 3) mengedukasikan tentang “Suntik Putih dan Infus Whitening yang sedang Digemari itu Berbeda”. Jika suntik putih kandungannya hanya vitamin C dan collagen saja.

Suntik putih dilakukan hanya sekali suntikan, sedangkan infus whitening mengandung beberapa bahan yang lebih banyak, cara melakukannya pun berbeda. Infus whitening dilakukan secara berkala dengan dosis yang sudah ditentukan saat berkonsultasi di awal.

Hasil dari infus whitening adalah permanen, karena infus ini mencegah enzim tirosinase untuk membentuk melanin, melanosit terbentuk saat terkena sinar matahari karna itu kulit kita berubah berwarna coklat.

Baca Juga: Tips Memilih Skincare untuk Memutihkan Wajah

Namun, apakah mereka yang menggunakan treatment ini mengerti bahan yang masuk dan akan mengalir dalam tubuhnya sudah bersertifikat BPOM atau tidak? Kebanyakan suntik putih atau infus whitening ini tidak bersertifikat BPOM.

Seperti yang sudah dijelaskan oleh dr. Richard Lee bahwa peminat treatment ini sangat banyak, bahkan hampir di setiap klinik kecantikan menyediakan treatment ini.

“Yang jadi masalahnya adalah produk infus untuk dapetin nomor BPOM itu sulit banget, tapi permintaannya besar,” ucap beliau.

Apa sebenarnya efek samping dari treatment ini? Jika menggunakan infus yang non BPOM sudah jelas memiliki banyak sekali efek samping yang ditimbulkan dalam tubuh, karena infus ini juga bisa dibilang infus abal-abal.

Ini bisa menyebabkan kerusakan pada sel kulit, meruam pada kulit, hingga gangguan pada metabolisme dalam tubuh. Tetapi tidak menutup kemungkinan infus yang sudah berlisensi BPOM pun memiliki risiko, karena semua tindakan medis itu ada risikonya.

Baca Juga: Beauty Privilege, Milik Si Rupawan?

Jika ingin menggunakan treatment ini pastikan di klinik kecantikan yang resmi dan memiliki surat izin praktik. Lakukan di bawah pengawasan dokter agar saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akibat alergi bahan yang ada di infus, kita langsung mendapat penanganan yang tepat.

Sebelum menggunakan treatment ini di klinik resmi, kita wajib menjalani suatu prosedur. Langkah pertama adalah skin test, yaitu pengecekan apakah ada alergi terhadap suatu bahan yang akan dimasukan ke dalam tubuh.

Bagaimana jika kita melakukan suntik putih di klinik tidak resmi? Tentu saja tidak ada prosedur seperti skin test dan biasanya mereka menyuntikan infus atau jarum tanpa menggunakan sarung tangan, atau bahkan tidak mengganti sarung tangannya dengan yang baru.

Dikutip dari jurnal Kambuan Mv et al (2012:15), efek samping dari overdosis vitamin C bisa mengakibatkan diare atau gangguan pencernaan, karena kerja enzim tirosinase, tirosin diubah menjadi 3,4 (DOPA), yang dikonversikan beberapa tahapan menjadi melanin.

Oleh sebab itu skin test sebelum melakukan tindakan sangat penting. Dari narasumber yang telah saya wawancarai, mereka memiliki alasan masing-masing mengapa menginginkan kulit putih. Yang pertama karena faktor pekerjaan.

Baca Juga: Stop The Pandemic Radicalism and Racism

Kak Lia adalah seorang influencer, pekerjaan ini menuntut untuk memiliki paras yang cantik. Tidak hanya attitude-nya saja yang bagus, namun juga dari bentuk tubuhnya yang bagus, mukanya yang cantik, dan tentu saja kulit putih bersih. Dengan demikian, dapat menaikkan branding dirinya sendiri agar disukai banyak orang.

Yang kedua karena faktor lingkungan. Apa yang sedang ramai diperbincangkan atau banyak dilakukan oleh semua orang sehingga Ia terdorong juga untuk ikut melakukan hal yang sama. Apalagi yang sedang tren ini dalam bidang kecantikan, tentu saja pelaku akan merasa tidak ada salahnya bila ikut melakukan hal yang sama.

Seperti yang kita lihat, infus whitening ini menuai pro dan kontra, meskipun demikian infus whitening tetaplah menjadi incaran yang paling digemari remaja zaman sekarang. Memiliki kulit putih akan menjadi suatu kepuasan tersendiri bagi mereka, terutama pada orang-orang yang terobsesi untuk memiliki kulit putih.

Sayang sekali di Indonesia juga menjadikan putih sebagai tolak ukur kecantikan. Padahal warna asli kulit orang Indonesia adalah sawo matang. Semua warna kulit itu cantik, tidak melulu harus putih. Gadis pada zaman dulu sebelum adanya infus whitening juga terlihat cantik, manis, dan menawan.

Bahkan kulit coklat menjadi incaran orang Barat, karena menurut mereka kulit coklat adalah warna yang eksotis. Memiliki kulit warna coklat juga menguntungkan untuk kita, ini menjadi perlindungan alami dari sengatan sinar matahari agar tidak berisiko terkena kanker kulit.

Baca Juga: Rasisme di Amerika, Tantangan dan Harapan

Bagaimana jika kita menghilangkan pigmen alami itu demi sebuah warna kulit putih? Tentu akan berbahaya bagi kita sendiri. Apalagi memutihkan kulit dengan cara yang instan seperti suntik putih dan bleaching kulit, tentu memiliki risiko yang sangat tinggi bagi kesehatan kulit dan organ dalam.

Orang berkulit coklat juga bisa menjadi seorang model dunia. Contohnya seperti Nicole Scherzinger, Ia terlihat sangat cantik dan manis dengan kulit eksotisnya itu. Kepribadian dan prestasinyalah yang menentukan Ia pantas untuk menjadi seorang wanita cantik.

Karena cantik yang sesungguhnya itu adalah wanita yang memiliki pendidikan dan attitude yang baik, sehingga akan memancarkan inner beauty-nya. Jangan pernah mengambil risiko besar hanya untuk kesenangan sesaat, jaga dan rawatlah apa yang sudah kita punya.

Melihat semua wanita cantik tanpa memandang bulu membuat kita dapat melupakan standar kecantikan yang ada. Indonesia sendiri bukanlah negara yang rasis terhadap warna kulit, maka dari itu kita harus bisa bersyukur dengan warna asli kulit kita dan bisa menghargai orang lain.

Selalu melihat hal positif yang ada pada diri kita, bisa membantu mengubah cara pola pikir agar lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan. Teruslah memperbaiki personality ketimbang fisik. Karena cantik tidak harus sakit, dan karena cantik tidak harus mengubah fisik.

Penulis: Anisa Aulia (202110040311198)
Mahasiswa
Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Redaktur Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi

1. dr. Rechard Lee. (2020). Awas racun!! Semua tentang infus whitening!? Aman? Ada hasil? Permanen?” dr. Rechard Lee, MARS. URL https://youtu.be/8jMpmwgEi0I

2. Kembuan, MV, Wangko, S, Tanudjaja, GN, 2012, “Peran Vitamin C Terhadap Pigmentasi Kulit”, Jurnal Biomedik, 4(3), pp. 13-17.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.