Akankah Gen Z Mempunyai Potensi di Dunia Politik?

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Gen Z lahir antara tahun 1997 hingga 2012, berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020, dan saat ini diperkirakan berusia 9 sampai 24 tahun.

Generasi Z sekarang sudah mulai beranjak dewasa, mencari pekerjaan, menyaksikan transisi dari sistem orde baru ke sistem reformasi, dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi bidang kehidupan sehari-hari seperti ekonomi, politik, masalah sosial, budaya agama, dan lain-lain.

Generasi Z juga memiliki sifat yang tidak cepat berpuas diri. Karir dan perkembangan diri serta kesuksesan merupakan cerminan karakter dari generasi di era digital ini. Karakter individualistis dan egosentris sedikit banyak muncul di dalam diri anak Generasi Z karena adanya ambisi yang penuh.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Terobsesinya Gen Z Memiliki Kulit Putih

Generasi Z dikenal sebagai generasi yang saat ini berada dalam kelompok usia remaja, dan generasi yang sering disebut-sebut akan menjadi generasi emas tahun 2045, yaitu 100 tahun atau seabad di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kesadaran politik warga merupakan faktor penentu dalam partisipasi politik masyarakat. Artinya, ukuran dan kemampuan seseorang dikatakan terlibat dalam partisipasi politik jika memiliki pengetahuan dan kesadaran akan hak dan kewajibannya di lingkungan masyarakat dan kegiatan politik.

Kesadaran intelektual dan politik sangat penting bagi Generasi Z karena menjadi pijakan atau landasan mereka membangun bangsanya. Pijakan yang benar pasti akan mengarahkan negara ke arah yang benar juga.

Pentingnya kesadaran politik tidak dapat dilihat dari perspektif politik yang sebenarnya saja, setiap tindakan dalam kehidupan ini sebenarnya membutuhkan kesadaran politik yang baik. Bagi para Generasi Z, partisipasi Generasi Z dapat berperan penting dalam pembangunan, dan salah satunya dimulai dari politik.

Salah satunya adalah kehidupan berpolitik negara yang harus banyak diperhatikan dan juga akan ikut menentukan arah politik Indonesia. Banyak para anak muda, khususnya para Generasi Z, telah membuktikan perannya dalam politik.

Baca Juga: Dampak Modernisasi Membuat Generasi Z Buruk

Akan tetapi, masih banyak orang di Indonesia yang memiliki persepsi bahwa usia muda menandakan belum matangnya pengalaman maupun kemampuan seseorang untuk terjun ke dunia politik. Pada kenyataannya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak muda mampu memimpin dan membangun gerakan politik.

Mereka bahkan mungkin memiliki potensi besar di dunia politik Indonesia. Pengamat politik dan sosial Bagindo Togar, mengatakan peran pemuda sangat penting baik bangsa maupun di daerah, oleh karena itu kedepannya para generasi milenial harus dibina dan diberi komitmen.

Memasuki dunia politik praktis tidaklah mudah. Membutuhkan pengetahuan dan praktik teoretis sebelum benar-benar dapat melangkah ke dunia politik. Dukungan juga harus diberikan kepada para generasi Z untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan pemahaman mereka tentang dunia politik.

Tingkat pendidikan yang baik juga mendukung pola pikir sosial politik kaum milenial. Keterbukaan informasi dan akses terhadap pengetahuan yang diungkapkan secara luas memungkinkan mereka memperoleh literasi politik yang memadai.

Pengetahuan politik juga dapat dipelajari melalui partai politik, sekolah, dan keluarga. Faktor keluarga sangat mempengaruhi persepsi mereka tentang seluk beluk politik. Salah satu faktor lingkungan adalah teman sebaya yang berpengaruh, karena mereka dapat mengubah pola pikir yang dominan dalam demokrasi.

Baca Juga: Generasi Pencipta Inovasi

Namun, partai politik harus memiliki peran prioritas dalam memberikan pendidikan politik. Oleh karena itu, Generasi Z perlu diberi kesempatan dan tanggung jawab yang lebih luas di tempat-tempat umum, seperti partisipasi sebagai anggota partai politik atau organisasi sosial politik lainnya.

Saat ini, kesempatan dan tanggung jawab sedikit demi sedikit sudah mulai diberikan, tanggung jawab tersebut kepada para Generasi Z. Contohnya yaitu Putri Tanjung yang diangkat sebagai staf khusus presiden Joko Widodo.

Generasi Z di Indonesia saat ini memiliki potensi yang sangat besar. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, mereka adalah pemuda Indonesia yang paling terdidik dengan pendidikan tertinggi. Generasi Z juga akan mendapatkan tempatnya. Mimpi dan ambisinya akan dihargai sesuai dengan itu.

Karena proses ini, Indonesia tetap eksis. Generasi baru dengan senang hati menyambut estafet kepemimpinan yang ada. Partai yang baik dan lurus yang akan terus diperjuangkan oleh generasi muda baru akan melahirkan penerus-penerus estafet.

Jika masa depan demokrasi ada di tangan anak muda, begitu pula masa depan partai, di satu sisi tidak ada salahnya partai merangkul generasi baru. Di sisi lain, tidak ada salahnya jika generasi baru mulai melihat partai politik sebagai wadah perjuangan untuk meningkatkan demokrasi dan menyelesaikan segala kebutuhan negeri ini.

Baca Juga: Benarkah Generasi Zaman Now Diserang 3F?

Partai politik memiliki tugas penting dan tanggung jawab yang besar untuk mendorong Gen Z menjadi cikal bakal pemimpin bangsa di masa depan. Negara ini tidak perlu lagi menyaksikan titik krisis ketertiban dan konflik generasi dalam pergerakan sejarahnya.

Juga, bagaimana ranah politik praktis dapat memberikan ruang bagi Gen Z untuk terlibat saat mereka mencapai usia dewasa. Tentu saja, partisipasi para Generasi Z dan pengakuan akan pentingnya politik  harus dilandasi oleh keinginan untuk mencapai tujuan bersama (public good).

Oleh karena itu, anak muda Indonesia kini harus berpartisipasi dalam politik. Generasi Z harus hadir sebagai individu yang memiliki karakter dan kepribadian yang unggul, menghindari permainan politik yang tidak bermoral, secara sungguh-sungguh dan konsisten menegakkan prinsip al-amar bil-ma’ruf wan-nahyu anil munkar.

Generasi Z perlu menunjukkan kualitas diri bahwa mereka memiliki kapasitas untuk melakukan perubahan dari dalam struktur negara dan memangkas habis sistem yang korup. Dengan  demikian, etika dan moral politik yang baik diwujudkan dalam sistem politik yang demokratis.

Bukan ide revolusioner, melainkan ide rasional yang bisa diwujudkan dan diimplementasikan oleh kaum milenial yang terlibat dalam pengorganisasian struktur politik, sistem sosial dan budaya masyarakat. Sistem patronase yang selama ini bahkan hingga saat ini masih dianut oleh sebagian masyarakat harus segera dihilangkan.

Baca Juga: Mitoni: Kepercayaan, Keagamaan, dan Tradisi dalam Kacamata Generasi Z

Peran Generasi Z akan lebih klop apabila mampu menjaga keseimbangan dirinya, menjaga komitmen dirinya, dan menjaga konsistensi dengan menyatunya antara perkataan dan perbuatan. Mereka menyampaikan apa yang dianggap sebagai sesuatu yang benar dan bertindak atas dasar kebenaran itu.

Pemimpin muda yang visioner adalah pemimpin yang dalam dirinya terdapat esensi kepemimpinan yang bersifat inklusif, artinya pemimpin muda perlu memiliki kesatuan pandangan mengenai kehidupan sosial, agama, kehidupan politik kenegaraan, hukum, ekonomi, dan budaya.

Pemimpin muda yang unggul dalam agama dan unggul dalam  politik, pemerintahan, ekonomi, hukum, administrasi, peradaban, atau yang bisa kita sebut sebagai tipe kepemimpinan ideal, tentu saja mereka benar secara politis. Mempengaruhi pembangunan kembali apa yang dianggap.

Beberapa orang telah menemukan bahwa itu adalah penyimpangan sejati setelah besaran sebenarnya. Generasi Z yang diharapkan adalah menjadi pelaku pembangunan bangsa, bahkan menjadi pelaku dengan peran besar di berbagai bidang di kancah internasional.

Penulis: Gerry Maulana Satriani 
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Redaktur Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI