Kenali Manfaat Daun Kelor (MORINGA oleifer) Sebagai Pengobatan Antidiabetes

Daun Kelor

Diabetes adalah penyakit dimana kadar gula (glukosa) darah lebih tinggi dari biasanya karena tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau sel-sel tubuh tidak merespon dengan baik terhadap insulin yang diproduksi. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas yang memungkinkan sel-sel tubuh menerima glukosa dan menggunakannya sebagai sumber energi. Jika sel tidak menerima glukosa, glukosa menumpuk di dalam darah (hiperglikemia), menyebabkan masalah pada pembuluh darah, saraf, dan masalah lainnya.

Diabetes mellitus atau kencing manis merupakan penyakit menahun dimana kadar glukosa darah menumpuk dan melebihi nilai normal. Keadaan ini timbul karena tubuh kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif, sehingga proses metabolisme tidak dapat berjalan sebagaimana semestinya. Diabetes mellitus bisa timbul secara mendadak yang disebabkan oleh faktor keturunan. Untuk jenis ini biasa disebut dengan diabetes mellitus tipe I. Sedang bagi orang yang telah berumur di atas 40 tahun, diabetes mellitus sering muncul tanpa gejala atau dengan gejala sangat ringan sehingga penderita tidak menyadarinya. Jenis ini biasa disebut dengan diabetes millitus tipe II. Apabila hal ini cepat diketahui, biasanya penyakitnya masih dalam stadium dini dan mudah diobati sehingga bisa sembuh total. (Nathan, 2014).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit dimana gula darah naik atau melebihi batas normal dan tubuh tidak dapat lagi mengontrol kadar gula darah.

Bacaan Lainnya

Baca juga : Pencegahan Diabetes pada Remaja: Kunci untuk Kesehatan Jangka Panjang

Diabetes Mellitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia kronis akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Struktur unik karbohidrat, lipid, dan protein merupakan hasil peran insulin sebagai hormon anabolik. Kadar insulin terlalu rendah untuk mencapai respon yang memadai dan atau resistensi insulin pada tingkat reseptor insulin, sistem sinyal dan atau enzim pada jaringan target, khususnya pada otot rangka, jaringan adiposa dan pada tingkat lebih rendah di hati. Gen sel bertanggung jawab atas perubahan abnormal.

Seseorang dapat dikatakan menderita penyakit Diabetes Mellitus jika tubuhnya sudah tidak mampu mengendaikan kadar glukosa dalam darahnya (Radiansah ., 2013).

Resistensi insulin terjadi pada penderita diabetes yang berarti proses penyerapan glukosa ke dalam darah tidak optimal. Penyakit ini menyebabkan sel-sel kelaparan sehingga menyebabkan proses glukoneogenesis tetap berjalan meskipun kadar gula darah sebelumnya masih tinggi. Jadi, ketika mengukur kadar gula darah (BBP), gula darah pasien diabetes tampak seperti kadar darah tinggi, yang dianggap tidak normal jika berada di atas atau di bawah nilai yang ditentukan. Gula darah puasa yang normal adalah 4,0-6,0 mmol/l (72-108 mg/dl) dan 7,8 mmol/l (140 mg/dl) 90 menit setelah makan.

Ada 2 jenis diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 yang disebut diabetes tergantung insulin, yang ditandai dengan kurangnya produksi insulin. Diabetes tipe 2, juga disebut diabetes tergantung insulin, terjadi ketika tubuh menyalahgunakan insulin.

Baca juga : Potensi Daun Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L) sebagai Penurunan Demam (Antipiretik) pada Tubuh

Berbagai manfaat daun kelor untuk kesehatan telah ditemukan, termasuk kemampuannya dalam mencegah diabetes. Daun kelor juga banyak dijadikan sayuran oleh masyarakat dan diketahui memiliki manfaat dalam meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Daun kelor juga digunakan sebagai teh dan dikatakan dapat membantu mengatasi masalah perut.daun kelor  adalah bahan yang bagus dalam perawatan kulit, mengelupas sel kulit mati dan membersihkan kulit. Daun kelor (Moringa) diketahui mengandung alkaloid, saponin, fitosterol, tanin, polifenol, fenol dan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Daun kelor juga diketahui mengandung 120 mg vitamin C dalam 100 gramnya.

Daun kelor diketahui memiliki aktivitas biologis antara lain menurunkan tekanan darah, mencegah diabetes, mengobati hipertensi, mengobati tukak lambung, anti inflamasi, anti tumor, anti mikroba, diuretik, dan antibiotik. Kandungan dalam daun kelor meliputi vitamin, mineral, asam amino, flavonoid, fenolik, dan senyawa karotenoid. Flavonoid yang terkandung dalam daun kelor dapat melindungi dari kerusakan akibat Reactive Oxygen Species dengan meningkatkan kadar antioksidan, sehingga mengurangi hiperglikemia dalam tubuh. Moringa oleifera sering dikenal sebagai kelor, memiliki sifat anti hiperglikemik yang akan menghambat enzim α-glukosidase yang ditemukan di usus halus. (C.Prajapapati et al., 2022).

Daun kelor dipercaya sebagai tanaman herbal yang memiliki khasiat dalam mengobati penyakit diabetes. Komponen kelor menurunkan gula darah, dan nutrisi berupa asam askorbat membantu pelepasan hormon insulin ke dalam darah pada pasien DM, serta vitamin E untuk mencegah diabetes. Daun kelor memiliki khasiat antidiabetes karena mengandung zinc, sejenis mineral yang penting untuk produksi insulin. Kandungan antioksidan yang tinggi pada daun kelor mampu meregenerasi sel-sel tubuh dengan cepat dan efisien. Selain itu, daun kelor juga mampu menurunkan kadar gula darah dan mengubahnya menjadi insulin alami dalam tubuh.

Baca juga : Manfaat Rebusan Daun Seledri terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi pada Lansia 

Prevalensi secara global kasus diabetes di tahun 2019 pada umur 20-79 tahun adalah 463 juta dan diprediksi akan meningkat di tahun 2045 menjadi 700 juta. Diabetes melitus tipe 2 (T2DM) merupakan kelainan metabolisme kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah, resisteni insulin di otot, hati, dan jaringan adiposa serta menurunnya sekresi insulin di pankreas. Penderita DM akan mengalami banyak komplikasi yang serius seperti penyakit kardiovaskuler yang dapat menyebabkan kematian (Watanabe et al., 2021).

Indonesia saat ini berada pada urutan ke empat dengan 8,4 juta penderita diabetes. Berdasarkan kategori umur, 55 – 74 tahun adalah kelompok umur dengan jumlah penderita DM terbesar dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak (1,8%) dari pada laki-laki (1,2%) (Kemenkes, 2019). Berdasarkan Infodatin Kemenkes RI (2020), Papua mempunyai angka kejadian diabetes mellitus berkisar 1,1% dan berdasarkan hasil survei terdapat 219 penderita terdiagnosis DM yang berada di wilayah kerja Puskesmas kelapa Lima kabupaten Merauke.

Orang lanjut usia berisiko mengalami masalah kesehatan terkait penuaan. Di usia tua, seseorang seringkali mengalami kehilangan otot, saraf, dan organ tubuh lainnya, yang lama kelamaan menyebabkan daya tahan tubuh melemah. Konsekuensi pribadi dari penuaan dapat menimbulkan berbagai masalah, termasuk masalah sosial, ekonomi, fisik, kognitif, dan biologis. Orang lanjut usia juga berisiko lebih besar terkena penyakit degeneratif, termasuk diabetes. Diabetes Mellitus (DM) sebagai penyakit degeneratif menempati urutan keempat dari sepuluh penyebab kematian utama. Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh pankreas tidak memproduksi cukup insulin, yang digunakan tubuh untuk mengontrol kadar gula atau glukosa darah.

Secara global 1 dari 5 orang lansia menderita diabetes melitus, berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2019 jumlah lansia yang menderita DM ada sebanyak 136 juta (IDF, 2019). Data pada tahun 2021 terjadi peningkatan prevalensi DM pada lansia sebanyak 200 juta (47%), hampir setengah dari jumlah penderita tersebut berada di Asia, terutama India, China, Pakistan, dan Indonesia (IDF, 2021).

Indonesia merupakan negara yang mengalami peningkatan jumlah lansia penderita diabetes melitus. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia (Riskesdas RI) tahun 2018 menunjukkan terjadinya peningkatan sebanyak 1,6% dibandingkan dengan tahun 2013. Jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia pada kelompok usia 45-54 tahun sebanyak 14,4%, pada kelompok usia 55-64 tahun sebanyak 19,6%, pada kelompok usia 65-74 tahun sebanyak 19,6% dan usia lebih dari 75 tahun adalah sebanyak 17%. Berdasarkan hal tersebut diperkirakan jumlah penderita di Indonesia telah mencapai 16 juta orang (Riskesdas RI, 2018).

 

DIAH FARRA DIBA

Diah Farra Diba

Mahasiswa S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Anita Said

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.