Keterlaksanaan Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

sc: Pixabay.com

Pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum secara berulang kali hingga tahun 2004 yang terkenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Perubahan terakhir terjadi pada tahun 2006 yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Perkembangan zaman yang mulai memasuki kurikulum 2013 menuntut pembelajarannya sudah bersentra pada pembelajaran tematik yang menggabungkan antara mata pelajaran satu dengan pelajaran lainnya (Anshory, saputra dan Amelia, 2017).

Penggabungan berbagai pelajaran tentunya akan menyulitkan para guru. Perubahan kurikulum KTSP Menjadi kurikulum 2013 menghendaki lembaga pendidikan untuk melakukan perubahan secara terpadu, termasuk standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar proses dan standar penilaian (Ahyar, farida dan setiawati, 2016). Apakah sampai saat ini keterlaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar sudah berjalan dengan baik?

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Efek Proses Termal Pasteurisasi Sistem Batch dan Microwave terhadap Inaktivasi Mikroba pada Daging Giling dan Jus Buah

Berdasarkan hasil review jurnal kami mengenai pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar bahwa keterlaksanaan pembelajaran tematik di beberapa sekolah dasar masih mengalami kesulitan mengenai penerapan model tematik di sekolah, problematika guru dalam pengajaran dalam mengembangkan tema, jaring tema dan mata pelajaran serta sistem penilaian yang lebih rumit dalam pengisian rapor.

Tak hanya kesulitan yang dialami oleh para guru, peserta didik pada tingkat kelas awal juga mengalami kesulitan untuk membaca dan menulis.

Seiring berjalannya waktu secara bertahap, pembelajaran tematik dapat dijalankan dan dimengerti oleh setiap tenaga pendidik dengan adanya pelatihan KKG (kelompok kerja guru) mengenai sistem pembelajaran tematik seperti penilaian, kisi-kisi soal, pembuatan modul ajar.

Baca Juga: Pentingnya Peranan Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Inklusi di Indonesia

Misal, contohnya kami mengambil salah salah satu review jurnal mengenai pelaksanaan pembelajaran tematik di SDN 141 Pekanbaru, yang mana SDN tersebut sudah melaksanakan pembelajaran berdasarkan tema tetapi pada proses pembelajarannya guru masih terlibat perpindahan pelajarannya.

Pembelajaran tematik ini merupakan suatu model dalam pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik individu atau kelompok aktif menemukan konsep serta prinsisp-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan autentik.

Penggunaan pembelajaran tematik ini berimpilikasi pada proses penciptaan situasi belajar dan pembelajaran dimana siswanya mempelajari beberapa mata pelajaran secara terpadu dalam satu tema. Pembelajaran tematik ini dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pusat pengembangan materi dari berbagai mata pelajaran.

Baca Juga: Liberalisasi Pendidikan: Ancaman atau Kenyataan?

Kelemahan dalam pembelajaran tematik yaitu;

1. Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi, keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi,
2. Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa yang baik dalam aspek intelegensi,
3. Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan,

4. Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya,

5. Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran (obyek, indikator, dan prosedur) yang terpadu,

6. Pembelajaran tematik tidak mengutamakan salah satu atau lebih mata pelajaran dalam proses pembelajarannya.

Fungsi pembelajaran tematik adalah menghilangkan atau mengurangi terjadinya tumpah tindih materi, memudahkan peserta didik untuk melihat hubungan-hubungan yang bermakna, memudahkan peserta didik untuk memahami materi/ konsep secara utuh,

Baca Juga: Mengapa Matematika Menjadi Tolok Ukur dari Kecerdasan Seseorang?

Tujuan pembelajaran tematik adalah;

  1. Setiap kompetensi atau pengetahuan yang akan siswa pelajari dapat guru kembangkan berdasarkan tema,
  2. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan,
  3. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa,
  4. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain.

Ciri-ciri pembelajaran tematik yaitu;

  1. Relevannya tingkat perkembangan dan kebutuhan anak dengan kegiatan dan pengalaman yang di peroleh,
  2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik mengutamakan pada minat serta kebutuhan siswa itu sendiri,
  3. Lebih berkesan dan bermaknanya proses transfer ilmu bagi siswa, Sebab mereka lebih aktif di kelas.
  4. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa,
  5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering di temui siswa dalam lingkungannya,
  6. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Karakteristik pembelajaran tematik berupa;

Baca Juga: Implementasi Sustainable Development Goals Melalui Magang Mitra MBKM Kantor Wilayah IV Komisi Pengawas Persaingan Usaha

  1. Berpusat pada siswa, pengalaman pembelajaran di terima langsung. Sehingga materi mata pelajaran lebih fleksibel dan sesuai kebutuhan serta minat siswa. Hal ini penyebabnya adalah karena prinsip kegiatan kearah bermain sambil belajar,
  2. Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student center), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar,
  3. Direct Experiences (Pengalaman Langsung) merupakan salah satu karakteristik yang ada didalam penerapan pembelajaran tematik. Siswa lebih nyata dalam melakukan praktik, jika membandingkannya dengan aktivitas belajar dengan memahami materi pelajaran abstrak,
  4. Penetapan pembelajaran tematik dalam pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari perkembangan akan konsep pendekatan terpadu itu sendiri. Hal tersebut penyebabnya adalah karena pembelajaran tematik sendiri merupakan hasil dari menerapkan pendekatan terpadu,
  5. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh, hal ini sangat perlu untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang siswa hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
  6. Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.
  7. Aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Keempat hal tersebut menjadi dasar prinsip pembelajaran karena mengutamakan pembelajaran PAKEM.

Penulis:

  1. Adinda Angraini
  2. Anisa Fadliati
  3. Ayu Salsabila
  4. Nurul Auliya
  5. Widia Fitra Hadana

Mahasiswi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Islam Riau

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI