Pencemaran Tanah Akibat Limbah Industri

Pencemaran Tanah (Gambar: idntimes.com)
Pencemaran Tanah (Gambar: idntimes.com)

Rahma Izzah 25117115
Program Studi Teknik Lingkungan, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut Teknologi Sumatera, Indonesia.
Email: [email protected]

Abstrak

Pencemaran lingkungan merupakan isu yang paling menonjol saat ini, seiring dengan meningkatnya industri dan urbanisasi yang bertujuan memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin hari terus bertambah. Pabrik-pabrik tersebut menghasilkan limbah yang cukup besar, dan bila tidak dikelola dengan baik dan bertanggung akan memberikan efek negatif kepada lingkungan, salah satunya pencemaran tanah.

Baca juga: Penyakit Tidak Menular: Kanker

Pencemaran tanah adalah memasuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam tanah oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas tanah turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan tanah tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Bacaan Lainnya

Adapun usaha yang dapat dilakukan dalam menangani pencemaran tanah akibat limbah industri, melakukan remediasi, bioremediasi, dan fitoremediasi merupakan solusi yang dapat dilakukansangat. Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Sedangkan fitoremediasi adalah metode untuk mencuci limbah menggunakan tanaman.

Kata Kunci: Pencemaran, Tanah, Iimbah Industri

ABSTRACT

Environmental pollution is the most prominent issue at this time, in accordance with industry and urbanization that meets the increasing needs of the population. These factories produce considerable waste, and if not managed properly and responsibly it will have a negative effect on the environment, one of which is soil pollution. Soil pollution is the inclusion or inclusion of a collection of life, substances, energy and or other components into the soil by human activities, so that the quality of the soil rises to a certain level that causes the land to be unusable in accordance with its designation. All efforts that can be done in resolving soil pollution due to industrial waste, doing remediation, bioremediation, and phytoremediation are very viable solutions. Remediation is an activity to clean up contaminated soil surfaces. Bioremediation is the process of cleaning the soil by using microorganisms (fungi, bacteria). Whereas phytoremediation is a method for washing waste using plants.

Keywords: Pollution, Soil, Industrial Waste

Gambar: idntimes.com

Pendahuluan

Menurut undang-undang lingkungan No.4 tahun 1982 pencemaran adalah masuknya atau di masukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam lingkungan, dan/ atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Repulik Indonesia No.4 tahun 1982).

Baca juga: Saatnya Mengadopsi Agroekologi

Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara, dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, binatang, dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah, limbah industri, minyak, logam berbahaya dan sebagainya). Hal ini salah satunya sebagai akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula (Susilo, 2003).

Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan limbah. Permasalahan limbah timbul karena tidak seimbangnya produksi limbah dengan pengolahannya dan semakin menurunnya daya dukung alam sebagai tempat pembuangan limbah. Jumlah limbah terus bertambah dengan laju yang cukup cepat. Sedangkan di lain pihak, kemampuan pengolahan limbah masih belum memadai (Rizaldi, 2008).

Dengan semakin pesat perkembangan industri di Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa masalah pencemaran lingkungan akibat limbah industri harus diperhatikan. Pembangunan industri di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bila dalam perumusan kebijaksanaan pembangunan industri tidak memasukkan unsur – unsur pertimbangan yang berorientasi pada komponen lingkungan air, udara, dan tanah maka akan mengalami penurunan kualitas yang substansial sebagai pencemar oleh limbah industri.

Tanah sangatlah penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dengan fungsi yang tidak akan dapat digantikan dengan yang lainnya. Hampir seluruh kegiatan yang dilakukan manusia dilakukan diatas tanah, mulai dari tempat tinggal, pertanian, industri dan aktivitas-aktivitas lainnya (Achmad, 2004).

Baca juga: Peduli Sampah

Kontaminasi pada tanah dan perairan diakibatkan oleh banyak penyebab termasuk limbah industri, limbah pertambangan, residu pupuk dan pestisida hingga bekas instalasi senjata kimia. Bentuk kontaminasi berupa berbagai unsur dan substansi kimia berbahaya (Squires 2001; Matsumoto 2001; Wise dkk, 2000) yang mengganggu keseimbangan fisik, kimia, dan biologi tanah. Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Dengan semakin pesat perkembangan industri di Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa masalah pencemaran lingkungan akibat limbah industri harus diperhatikan. Pembangunan industri di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bila dalam perumusan kebijaksanaan pembangunan industri tidak memasukkan unsur – unsur pertimbangan yang berorientasi pada komponen lingkungan air, udara, dan tanah maka akan mengalami penurunan kualitas yang substansial sebagai pencemar oleh limbah industri.

Metode

Pada penulisan ini dilakukan survey sekunder untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam studi ini. Survei sekunder merupakan metode pengumpulan data dari studi pustaka dan studi instansi. Studi digunakan untuk memperoleh data dan teori-teori yang berhubungan dengan materi studi. Studi pustaka ini meliputi:

  • Studi/kajian teoritis, merupakan kajian terhadap teori-teori dasar dan teori-teori yang relevan dengan studi pencemaran tanah.
  • Studi/kajian terdahulu, dilakukan dengan mempelajari studi-studi yang telah dilakukan, berkaitan dengan pencemaran tanah dengan maksud memperoleh wawasan mengenai aspek – aspek yang berhubungan dengan materi studi.

Pembahasan

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Selain udara dan air, tanah juga bisa terkena pencemaran oleh setiap aktivitas – aktivitas yang dilakukan oleh manusia modern bagi kehidupan. Tanah sangatlah penting, terutama bagi kehidupan semua makhluk hidup, karena tanah berfungsi sebagai penyedia papan maupun pangan bagi kehidupan makhluk hidup. Sebaliknya tanah juga berfungsi sebagai media bagi penyebaran penyakit-penyakit yang dapat mengganggu kesehatan makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya.

Sumber yang dapat menyebabkan tanah menjadi tercemar, salah satunya limbah industri. Limbah industri berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa – sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat – zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam.

Limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll. Penimbunan limbah padat mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau disekitarnya karena adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu. Dengan tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama, permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi dengan bakteri tertentu yang mengakibatkan turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau. Selain itu timbunan akan mengering dan mengundang bahaya kebakaran. Limbah cair sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat – zat seperti tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.

Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemaran tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya adalah:

Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracunatau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

Fitoremediasi

Fitoremediasi adalah metode untuk mencuci limbah menggunakan tanaman. Pencucian ini dapat berupa penghancuran, inaktivasi maupun imobilisasi limbah ke bentuk yang tidak berbahaya. Tanaman yang dapat digunakan sebagai fitoremediasi adalah tanaman yang mempunyai beberapa sifat seperti: mampu mengkonsumsi air dalam jumlah yang banyak pada waktu yang singkat, mampu meremediasi lebih dari satu polutan, toleran terhadap polutan serta mempunyai pertumbuhan yang cepat. Adapun jenis tanaman yang dapat digunakan adalah bayam -bayaman, kangkung, gulma (putri malu, beberapa jenis rumputan, gulma perairan), bunga matahari dan azolla. Berikut proses fitoremediasi:

  1. Phytoacumulation: tumbuhan menarik zat kontaminan sehingga berakumulasi disekitar akar tumbuhan
  2. Rhizofiltration: proses adsorpsi / pengendapan zat kontaminan oleh akar untuk menempel pada akar.
  3. Phytostabilization: penempelan zat – zat kontaminan tertentu pada akar yang tidak mungkin terserap kedalam batang tumbuhan.
  4. Rhyzodegradetion: penguraian zat – zat kontaminan oleh aktivitas microba
  5. Phytodegradation: penguraian zat kontaminan
  6. Phytovolatization: transpirasi zat kontaminan oleh tumbuhan dalam bentuk yang telah menjadi larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya.

Dampak yang terjadi jika terjadinya pencemaran tanah terhadap lingkungan sekitar, yakni:

Pada Kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.

Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.

Pada Ekosistem

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama – kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk – makhluk penghuni piramida atas.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

Adapun pencengahan yang dapat dilakukan untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:

  • Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
  • Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumur-sumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasarlautan yang sangat dalam.

Kesimpulan

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial yaitu penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah yaitu air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi, bioremediasi, dan fitoremediasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Bioremediasidengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Sedangkan fitoremediasi adalah metode untuk mencuci limbah menggunakan tanaman.

Daftar Pustaka

Subardi, Nuryani, Pramono S. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Setiawan, 2017.” cara pencegahan dan penanggulangan tanah”. http://ilmulingkungan.com/cara-pencegahan-dan-penanggulangan-pencemaran-tanah/.

Anonym.2017.” pengertian pencemaran tanah”. http://kakakpintar.com/pengertian-pencemaran-tanah-penyebab-dampak-dan-cara-mengatasi/

Fatma. Desy, 2016.” dampak pencemaran tanah”. https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/dampak-pencemaran-tanah”.

Pos terkait