Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Pergerakan Harga

anggaran corona

Covid-19 atau yang lebih dikenal sebagai virus Corona adalah virus yang dapat menular pada burung dan manusia. Menurut World Health Organization (WHO) virus ini menyebabkan penyakit flu ringan hingga infeksi pada pernafasan yang lebih parah seperti MERS-CoV dan SARS-CoV. Selama 70 tahun terakhir, para ilmuan mengemukakan bahwa virus corona dapat menginfeksi tikus-tikus, anjing, kucing, kalkun, kuda, dan sebagainya. Dan mengklaim bahwa virus ini tidak dapat menularkan ke manusia. Baru-baru ini virus corona muncul dengan nama Covid-19. Memicu wabah di China pada Desember 2019 dan merebak di berbagai negara sehingga WHO mengklaim sebagai pandemi global. Dan pandemi global dapat mempengaruhi pergerakan harga.

Nama Corona diambil dari bahasa latin yang bermakna mahkota, sebab bentuk virus corona mempunyai paku yang menonjol menyerupai mahkota dan korona matahari. Para ilmuan pertama kali mengisolasi virus corona pada tahun 1937 yang menyebabkan penyakit bronkitis menular pada unggas. Kemudian pada tahun 1965, dua orang peneliti Tyrrell dan Byone menemukan bukti virus corona pada manusia yan0g sedang flu biasa, melalui kultur organ trakea embrionik yang diperoleh dari saluran pernafasan orang flu tersebut. Pada tahun 1960-an, Tyrrell memimpin sekelompok ahli virologi yang meneliti strain virus pada manusia dan hewan. Diantaranya termasuk virus infeksi bronkitis, virus hepatitis tikus, dan virus gastroenteritis babi yang dapat ditularkan, yang semuanya telah ditunjukkan secara morfologis sama seperti yang terlihat melalui mikroskop elektron. Kelompok virus baru yang bernama virus corona, kemudian yang secara resmi diterima sebagai genus virus baru.

Penyebaran virus corona ini terbilang sangat pesat. Dirangkum dari Telegraph, penyebaran virus corona diseluruh dunia diyakini bermula dari “pasar hewan” di Wuhan, China yang menjual hewan hidup dan mati termasuk burung dan ikan. Pasar-pasar tersebut menimbulkan resiko yang lebih tinggi dari virus yang berpindah dari hewan ke manusia karena standar kebersihan sulit dipertahankan jika hewan hidup dipelihara dan disembelih di lokasi. Sumber hewab Covid-19 belum diidentifikasi, tetapi inang aslinya adalah kelelawar. Kelelawar tidak dijual dipasar Wuhan, tetapi mungkin telah menginfeksi ayam hidup atau hewan lain yang dijual disana. Kelelawar memiliki banyak virus zoonosis termasuk Ebola, HIV, dan Rabies.

Bacaan Lainnya

Manusia sendiri merupakan mahluk sosial yang memungkinkan saling berinteraksi secara langsung sehingga tingkat penyebaran pandemi Covid-19 semakin pesat, hingga Kamis, 26 maret 2020 tercatat 198 negara yang terinfeksi oleh Covid-19. Indonesia merupakan salah satu negara yang terinfeksi pandemi Covid-19, pada 20 April 2020 tercatat  6,760 orang positif virus Corona. Diantaranya, 747 orang sembuh,5,423 orang di rawat, dan 590 orang meninggal.

Dengan ini pemerintah membuat kebijakan berupa PP 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19). Mengatur tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dan dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan persetujuan Menteri Kesehatan.

Kemudian pemerintah juga menghimbau untuk selalu mencuci tangan dan sedia Hansanitizer serta selalu menggunakan masker. Karena hal itu penjualan masker serta hansanitizer menjadi langkah. Tidak hanya masker dan hansanitizer saja yang mengalami kelangkaan, hampir seluruh peralatan medis juga mengalami kelangkaan yang sama. Seperti APD, sarung tangan latex, masker, serta hansanitizer itu sendiri. Dikarenakan kelangkaan tersebut harga peralatan medis mengalami inflasi.

Dengan ini membuat penyebaran wabah COVID-19 yang begitu cepat di RI tentunya memberikan pengaruh yang bagi ekonomi Indonesia. Center Of Reform On Economics (CORE) membuat laporan tentang kondisi ekonomi di saat pandemi COVID-19. Respons pemerintah dan masyarakat yang melakukan upaya pencegahan, seperti penutupan sekolah, work from home khususnya pekerja sektor formal, penundaan dan pembatalan berbagai event-event pemerintah dan swasta, membuat roda perputaran ekonomi melambat. Penurunan pertumbuhan ekonomi global, khususnya negara-negara tujuan ekspor dan pelemahan harga-harga komoditas akan memberikan tekanan pada ekspor Indonesia.

Dengan demikian, penurunan ekspor juga akan dibarengi dengan penurunan impor, sehingga pengaruh net-ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini relatif kecil, sebagaimana tahun lalu yang memberikan kontribusi -0,5% terhadap PDB. Satu-satunya yang berpotensi menopang ekonomi domestik tahun ini adalah belanja pemerintah. Stimulus fiskal juga menjadi kunci utama dalam meredam dampak negatif terhadap ekonomi, terutama bagi pelaku usaha dan kelompok masyarakat yang terkena dampak paling besar. Selain melemahkan pertumbuhan ekonomi, pandemi ini juga berpotensi mendorong peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan. Akibatnya, golongan rentan miskin dan hampir miskin yang bekerja di sektor informal dan mengandalkan upah harian akan sangat mudah kehilangan mata pencaharian dan jatuh ke bawah garis kemiskinan.

Sebagai contoh dari dampak wabah COVID-19 ini juga sudah mulai terasa di perekonomian Provinsi Riau, yang ditunjukkan dengan terjadinya deflasi pada bulan Maret 2020 sebesar -0,01 persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Riau di Pekanbaru, Rabu, Riau mengalami deflasi sebesar -0,01 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,45. Inflasi Tahun Kalender (Maret 2020 – Desember 2019) sebesar 0,76 persen dan Inflasi Year on Year (Maret 2020 terhadap Maret 2019) sebesar 2,01 persen. “Komoditas yang memberikan andil penurunan harga pada Maret 2020, antara lain cabai merah, minyak goreng, angkutan udara, tomat, bawang merah, kacang panjang, cabai rawit, bawang putih, ikan gabus dan kentang,” kata Kepala BPS Riau, Misfaruddin.

Sejak wabah corona mulai mencapai Riau pada Maret, warga dan pemerintah mulai mengurangi kegiatan yang mengumpulkan orang dan lebih sering di dalam rumah. Hal tersebut membuat belanja warga menurun, bandara dan pusat perbelanjaan sepi, restoran dan kafe banyak tutup, sedangkan stok barang lebih banyak. BPS menghitung deflasi berdasarkan IHK di tiga kota besar di daerah itu. Dua kota mengalami deflasi dan satu kota mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi yaitu Kota Pekanbaru sebesar -0,01 persen. Sedangkan kota yang mengalami deflasi yaitu Kota Dumai sebesar -0,05 persen dan Kota Tembilahan sebesar -0,04 persen.

Ia menjelaskan deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya tiga indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar -0,30 persen, diikuti kelompok transportasi sebesar -0,27 persen dan kelompok informasi,komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,02 persen. Sedangkan tujuh kelompok lain mengalami inflasi yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,09 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,56 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,45 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,31 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga masing-masing sebesar 0,04 persen. Kemudian inflasi juga terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen. Satu kelompok lainnya yaitu kelompok pendidikan relatif stabil dibanding bulan sebelumnya.  Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, empat belas kota mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar -0,79 persen, diikuti oleh Kota Jambi sebesar -0,65 persen dan Kota Bungo sebesar -0,56 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Bengkulu dan Kota Padang sebesar -0,02 persen.

Mohammad Yusrifal Adisantoso
Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah FEBI UIN Sunan Ampel Surabaya
Aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

Editor: Ningga Yudha Prajna

Baca juga:
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sektor UMKM di Indonesia
Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Perusahaan Taksi Online di Indonesia dan Strategi Mengatasinya
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Peningkatan Pengangguran dan Kemiskinan

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI