Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Peningkatan Pengangguran dan Kemiskinan

dampak covid-19

Oleh: Fina Fikriatul Ilmi
Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya

Covid-19 merupakan virus yang mulai muncul di akhir tahun 2019. Sampai sekarang virus ini belum usai dalam menyerang beberapa Negara di dunia. Virus ini menyerang organ vital terutama paru-paru dan organ pencernaan. Di Indonesia pandemi Covid-19 tidak hanya berpotensi mengakibatkan kontraksi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga peningkatan jumlah pengangguran dalam skala besar.

Beberapa sektor ekonomi terdampak oleh Covid-19. Hal ini tentunya berimbas pada peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia. Berikut ini merupakan beberapa faktor yang berpengaruh pada peningkatan jumlah pengangguran akibat COVID-19.

Bacaan Lainnya

Menurunnya Sektor Pariwisata

Selain sektor perekonomian moneter dan fiskal, sektor pariwisata juga yang mulai terasa imbasnya. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia bulan Februari2020 mengalami penurunan sebesar -28,85 % dibandingkan dengan jumlah kunjungan bulan Februari 2019. BPS mencatat bahwa jika dibandingkan dengan Januari 2020, jumlah kunjungan wisman pada Februari 2020 mengalami penurunan sebesar 30,42 %.

Foto: kemenparekraf.go.id

Menurunnya jumlah kunjungan wisman yang tajam ini berakibat pada aktifitas perekonomian di ranah pariwisata. Sektor yang jelas terdampak adalah perhotelan, restoran, marchendise, makanan, minuman, dan industry halal. Banyak karyawan yang terpaksa dirumahkan bahkan di PHK karena sepinya kunjungan wisman. Selain itu, para penjual makanan dan minuman juga terpaksa untuk menutup usahanya.

Masyarakat yang menggantungkan perekonomiannya pada sektor pariwisata ini  terancam akan kehilangan pekerjaannya. Pengemudi perahu, pemandu wisata, dan penjual oleh-oleh juga menjadi objek yang terdampak oleh penurunan kunjungan wisatawan. Hal ini lah yang mengakibatkan sektor pariwisata menjadi lumpuh sementara, sehingga pengangguran semakin bertambah karena pariwisata merupakan salah satu wadah yang memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar tempat wisata maupun masyarakat dari luar.

Merosotnya Sektor Industri

Dampak virus corona bagi perekonomian ini memaksa perusahaan manufaktur untuk menurunkan produksinya. Perusahaan manufaktur normalnya dapat menggenjot industri karena  naiknya permintaan masyarakat, namun sekarang perusahaan manufaktur sedang berada dalam tekanan yang sangat besar. Menurunnya permintaan masyarakat, terganggunya kegiatan ekspor-impor, dan kebijakan industi yang memberlakukan sistem pengurangan kepadatan karyawan  untuk mengurangi penyebaran mata rantai COVID-19 berdampak pada menurunnya produksi sehingga perusahaan bisa mengalami kerugian yang berujung PHK.

Selain itu tidak hanya industri manufaktur, industri perfilman juga terkena imbasnya. Adanya himbauan untuk menjaga jarak ini mengharuskan industri film untuk menghentikan produksinya. Penundaan dan penghentian produksi ini, secara otomatis berimbas langsung terhadap para pekerja/kru film.

Menurunnya Sektor Transportasi Umum

Kementrian perhubungan telah melakukan langkah menjaga jarak di seluruh angkuta pubik baik darat, laut, maupun udara. Kebijakan ini memicu penurunan penumpang transportasi umum sebesar 70% dan pendapatan sebesar 50%.  Turunnya jumlah penumpang transportasi umum menjadi sebab terhadap banyaknya  transportasi umum yang dibehentikan sementara waktu. Beberapa Transportasi umum seperti bus dan beberapa transportasi online terpaksa berhenti sementara waktu. Hal ini yang kemudian memicu maraknya angka pengangguran untuk saat ini.

Penerapan Sistem Bekerja dari Rumah

Beberapa  industri menerapkan sistem bekerja dari rumah untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Untuk itu dalam menjalankan langkah ini pastinya dibutuhkan kuatnya jaringan internet dan skill terhadap teknologi. Sedangkan pada keadaan yang nyata beberapa wilayah di Indonesia belum mempunyai akses internet yang memadai. Selain itu, penguasaan terhadap teknologi menjadi hambatan bagi beberapa orang khusunya usia lanjut untuk menjalankan sistem ini. Akibatnya beberapa kantor terpaksa menutup kantornya sehingga hal ini kembali lagi menjadi penyumbang naiknya jumlah pengangguran akibat COVID-19.

Beberapa faktor di atas menjadi sebab meningkatnya angka pengangguran di Indonesia saat ini. Hingga 11 April 2020, Kementerian Ketanagakerjaan mencatat jumlah pekerja yang terkena PHK sebanyak 160.067 orang dari 24. 225 perusahaan dan yang dirumahkan sebanyak 1.080. 765 pekerja dari 27.340 perusahaan. data terbaru nasional 16 April 2020 melansir bahawa terdapat 443. 760 pekerja informal dari 30.794 perusahaan terkena dampak PHK. Sri Mulyani, menteri keuangan dan Center of Reform on Economics (CORE) memperkirakan jumlah pengangguran terbuka pada kuartal kedua 2020 akan bertambah sebanyak 4,25 juta orang.

Ekonomi yang terkontraksi tentunya memberikan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat. Menurunnya pendapatan masyarakat dan banyaknya penganguran akhirnya berimbas pada peningkatan angka kemiskinan di Indonesia. Dari sisi kemiskinan Kementerian Keuangan memprediksi akan ada tambahan sekitar 1,1 juta orang hingga 3,78 juta orang dalam kondisi paling buruk.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI