Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Melalui Model Problem Based Learning

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Melalui Model Problem Based Learning

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang memiliki tujuan pembelajaran. Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran matematika oleh NCTM (dalam Widodo. S & Kartika Sari, 2017) adalah: (1) Kemampuan pemecahan masalah; (2) Kemampuan berargumentasi; (3) Kemampuan berkomunikasi; (4) Kemampuan membuat koneksi; dan (5) Kemampuan representasi.

Menurut Hendriana dkk (2017) pada dasarnya kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan suatu kemampuan matematis yang penting dan perlu dikuasai siswa yang belajar matematika. Kemampuan pemecahan masalah matematis sangat penting bagi siswa bukan saja untuk mempermudah siswa mempelajari pembelajaran matematika, namun dalam pembelajaran lain dan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Polya (dalam Mawaddah. S & Hana Anisah, 2015) langkah-langkah pemecahan masalah matematis terdiri dari memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana dan memeriksa kembali. Siswa dapat dikatakan mampu menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah, apabila ia telah dapat melaksanakan empat tahapan pemecahan masalah yang telah dikemukakan Polya.

Bacaan Lainnya
DONASI

Kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa dapat diketahui melalui soal-soal yang berbentuk soal cerita karena kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga pemahaman siswa dalam pemecahan masalah matematika dapat terukur. Menurut Kesumawati (dalam Chotimah, 2014) indikator kemampuan pemecahan masalah matematis adalah sebagai berikut:

  1. Menunjukkan pemahaman masalah, meliputi kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan
  2. Mampu membuat dan menyusun model matematika, meliputi kemampuan merumuskan masalah sehari-hari menjadi model matematika
  3. Memilih dan mengembangkan strategi pemecahan masalah, meliputi kemampuan memunculkan berbagai kemungkinan atau alternatif cara penyelesaian rumus-rumus atau pengetahuan mana yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah tersebut.
  4. Mampu menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban yang diperoleh, meliputi kemampuan mengidentifikasi kesalahan-kesalahan perhitungan, kesalahan penggunaan rumus , memeriksa kecocokan antara yang telah ditemukan dengan apa yang ditanyakan dan dapat menjelaskan kebenaran jawaban.

Matematika memiliki peran yang penting dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis, kebanyakan siswa kurang mampu dalam memecahkan masalah. Seperti pendapat Wulandari bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di PISA (Program for International Student Assesment) dan TIMSS tidak menunjukkan kinerja yang baik, dan kemampuan pemecahan masalah matematika internasional berada di bawah rata-rata baik dalam tes (dalam Simamora, Sidabutar dan Surya, 2017). Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis ini disebabkan oleh kurang cocoknya model pembelajaran yang digunakan oleh guru sehingga belum mampu  menggali kemampuan pemecahan masalah matematis siswa (Samosir dan Surya, 2017).

Pada umumnya di sekolah-sekolah sering dijumpai siswa yang tidak tertarik belajar matematika. Hal ini terjadi karena pada kenyataannya dalam pelaksanaan  pembelajaran matematika, model pembelajaran yang digunakan masih terpusat pada guru. Selama ini guru langsung menjelaskan materi kepada siswa kemudian memberikan latihan yang hampir sama dengan contoh soal yang diberikan, sehingga ketika diberikan soal cerita yang berbeda dengan contoh, siswa akan bingung dan tidak bisa mengerjakan soal latihan yang diberikan.

Dalam pemecahan masalah matematis siswa hendaknya berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas. Sehingga dalam hal ini, model pembelajaran yang tepat sangat dibutuhkan dalam penanganan pemecahan masalah.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah model Problem Based Learning (PBL), karena model Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah, sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

Selain itu juga harus diimbangi dengan penggunaan media pembelajaran dan pemberian soal yang mampu melatih untuk meningkatkan indikator-indikator kemampuan pemecahan masalah seperti soal-soal cerita dalam kehidupan sehari-hari. Dalam PBL siswa akan dihadapkan pada masalah, dimana masalah tersebut adalah masalah kontekstual yang berhubungan dengan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Menurut Lesi & Nuraeni (2021:252), model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan pengetahuan baru. Pembelajaran dengan model ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang materi yang dipelajari.

Menurut Pandiangan & Surya (2020:3) model pembelajaran yang tepat sangat dibutuhkan dalam penanganan pemecahan masalah dan model pembelajaran yang peneliti anggap sesuai adalah model Problem Based Learning, karena model Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah, sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Novianti dkk. (2020:73) dapat disimpulkan bahwa penerapan model PBL meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peseta didik kelas VII-2 SMPN 9 Pekanbaru semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 pada materi pokok Bentuk Aljabar.

Menurut Huda (2014:272) tahapan-tahapan model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut:

Tahapan Tingkah Laku Guru
Tahap 1 : Orientasi peserta   didik pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan, mengajukan fenomena, demonstrasi, atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih
Tahap 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru  membantu       siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
Tahap 3: membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Guru mendorong siswa   untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasakan dan pemecahan masalah
Tahap 4: menyajikan karya 4:                                                    Mengembangkan                                                dan Guru   membantu   siswa  merancang dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model, serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya                                                          dalam
Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru    membantu   siswa  melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah dan sintaks pada model pembelajaran dapat di simpulkan bahwa dapat disimpulkan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah: 1) Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan dan kecukupan unsur yang diperlukan, 2) Merumuskan masalah matematika atau menyusun model matematika, 3) Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam atau luar matematika; 4) Menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban yang diperoleh.

1. Indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu kemampuan pemecahan masalah pada fase mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan masalah dan membuat model matematik dari suatu situasi atau masalah sehari-hari dan menyelesaikannya dapat di kembangkan pada sintak PBL pada fase mengorientasikan siswa pada masalah dan mengorganisasikan siswa untuk belajar karena pada sintak PBL ini siswa di minta untuk menganalisis informasi penting apa saja yang ada dalam permasalahan tersebut.

2. Indikator no 3 yaitu memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika dalam atau luar matematika dapat dikembangkan pada sintak PBL pada fase membantu penyelidikan mandiri dan kelompok dan mengembangkan atau menyajikan hasil karya, karena pada sintak PBL ini siswa sudah di minta menyelesaikan permasalahan kontekstual dengan bimbingan guru.

3. Indikator 4 yaitu menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban yang diperoleh dapat di kembangkan pada sintak PBL pada fase ke 5 yaitu menganalisis dan mengevalusi proses pemecahan masalah, karena pada fase ini siswa sudah di minta untuk memberikan hasil analisis yang di dapat saat telah menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru.

Penulis: Nur Asyiyah Utami Muslim
Siswa Jurusan Matematika SMAN 1 Pariaman

DAFTAR PUSTAKA

Widodo,  Suprih. ,& Kartika Sari. (2017). Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Dasar Dengan Model Creative Problem Solving (CPS). Jurnal Prisma Universitas Surya Kancana. Vol 6, No 1. https://jurnal.unsur.ac.id

Chotimah, N.H. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Generatif (MPG) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa di Kelas X pada SMA Negeri  8 Palembang. Skripsi. Universitas PGRI Palembang.

Simamora E., Sidabutar, D.R. dan Surya, E. (2017). Improving Learning Activity and Students’ Problem Solving Skill Through Problem Based Learning (PBL) in Junior High School. International Jurnal of Science Basic and Applied Research (IJSBAR),

Samosir, R. N dan Surya, E. (2017). Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Terhadap Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Matematika, 1-10.

Alpia Nadia Lesi and Reni Nuraeni, ‘Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Confidence Siswa Antara Model TPS Dan PBL’, Plusminus: Jurnal Guruan Matematika, 1.2 (2021), 249–62

Lidia Wira H. Pandiangan and Surya Edy, ‘Penerapan Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas Viii Smp Swasta Santa Maria Medan’, Jurnal Guruan Ekonomi Undiksha, 12.1 (2020), 1–13

Erna Noviantii, Putri Yuanita, and Maimunah Maimunah, ‘Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika’, Journal of Education and Learning Mathematics Research (JELMaR), 1.1 (2020), 65–73

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI