Peran Generasi Z terhadap Pandemi

closeup of a young man in an office holding a briefcase and a surgical mask in his hand

Saat ini pandemi mulai melanda dunia, yang berawal dari maraknya pandemi Corona (Covid-19) di Wuhan China yang kemudian menyebar ke berbagai pelosok dunia (Dewayani, 2021). Tindakan dalam kesehatan telah diusahakan dengan semaksimal mungkin, penutupan sejumlah daerah bahkan negara dilakukan, peraturan-peraturan baru mulai bermunculan seiring dengan pandemi Covid-19 yang semakin mengganas.

Berbagai upaya tersebut dilakukan pemerintah di berbagai negara demi memutus rantai penyebaran virus Covid-19 yang semakin parah di negaranya. Populasi dunia yang semakin bertambah melahirkan banyak generasi.

Dari Baby Boomers yang merupakan generasi kelahiran tahun 1946-1960 hingga generasi Z atau yang biasa disebut dengan Gen Z yang merupakan generasi kelahiran tahun 1995-2010, yang memainkan peran yang sangat penting saat ini.

Baca Juga: Kondisi Mental Health Generasi Z di Indonesia Sangat Memprihatinkan: Masyarakat Cuek?

Bacaan Lainnya

Generasi Z adalah generasi pertama yang bersentuhan dengan teknologi sejak usia dini (Firamadhina & Krisnani, 2020). Teknologi yang digunakan Gen Z tersebut berupa komputer dan media elektronik sejenisnya, misalnya handphone, jaringan internet, hingga aplikasi sosial media (Singh & Dang Mei, 2016).

Dengan adanya pandemi Covid-19 tersebut maka pola hidup baru saat ini harus diterapkan pada seluruh masyarakat termasuk Gen Z, menyesuaikan dengan kondisi pandemi yang terjadi.

Di masa pandemi ini masyarakat harus sudah dapat beradaptasi dengan situasi yang terjadi masa ini dan menghadapi tantangan baru seperti: perubahan signifikan dalam rutinitas, interaksi terbatas, dan adaptasi teknologi, serta ketidakpastian akhir situasi (Manguma, 2021).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Deloitte Millennial Global 2020, 48% milenial atau Gen Z terus-menerus mengalami stres di 43 negara. Yang menjadi alasan kaum milenial atau Gen Z mengalami peningkatan stres salah satunya adalah karena masalah keuangan, kesejahteraan keluarga, serta dampak masa depan pada karir Gen Z (Deloitte, 2020).

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk yang dilakukan pada tahun 2020 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik pada akhir Januari 2021, menggambarkan demografi Indonesia dengan banyak perubahan yang berdasarkan hasil sensus 2010 sebelumnya.

Baca Juga: Akankah Gen Z Mempunyai Potensi di Dunia Politik?

Indonesia saat ini sedang mengalami tahap yang disebut dengan bonus demografi, menurut perkiraan dan analisis berbagai kalangan. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan hal yang menarik dari hasil sensus 2020 tersebut, yang menunjukkan bahwa sebesar 27,94% penduduk Indonesia utamanya adalah Gen Z yang merupakan generasi yang lahir pada tahun 1995-2010.

Selain Gen Z juga terdapat Generasi Milenial yang diprediksi menjadi motor penggerak gerakan sosial saat ini, yang angka persentasenya tidak berbeda jauh dengan Gen Z yaitu mencapai 25,87% dari total penduduk Indonesia. Artinya kehadiran Generasi Z berperan penting dan mempengaruhi perkembangan Indonesia sekarang dan di masa depan (Rakhmah, 2021).

Pada era pandemi ini, kontribusi Gen Z sangat dibutuhkan khususnya dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat supaya tetap menaati peraturan kesehatan yang dibuat oleh pemerintah dengan metode yang dibuat lebih menarik dan kreatif.

Salah satu contohnya yaitu dengan melakukan penyebaran poster-poster yang berkaitan dengan anjuran atau hal-hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan di masa pandemi sekarang ini, salah satunya seperti tidak melakukan kontak fisik secara berlebihan atau menjaga jarak.

Rajin mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer, serta yang sangat penting dilakukan yaitu menggunakan masker ketika keluar rumah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyebarkannya melalui media sosial yang merupakan salah satu cara yang paling cepat dan efektif (Salmiah, 2020).

Baca Juga: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat di Era Pandemi Covid-19

Mewabahnya Covid-19 menyebabkan masyarakat khususnya Gen Z harus dapat beradaptasi dengan peraturan baru yang dikeluarkan pemerintah, mobilitas pun menjadi tak sebebas pada masa sebelum pandemi atau dapat dikatakan mobilitas atau kegiatan di luar rumah mulai banyak dibatasi yang dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. 

Maka dari itu kebijakan pemerintah seperti sekolah yang dilakukan jarak jauh atau yang sering disebut dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), serta bekerja dari rumah (work from home) pun mulai dilakukan. Sehubungan dengan krisis pandemi akibat Covid-19, di mana gaya hidup masyarakatnya terutama Generasi Z yang serba online.

Sebagian besar pengeluaran mereka diarahkan untuk kebutuhan terkait teknologi (misalnya internet dan alokasi internet), dan karena penurunan pendapatan sejak merebaknya Covid-19, menyebabkan meningkatnya kekhawatiran.

Teknologi komunikasi sebenarnya tidak hanya untuk pembelajaran pada sistem online, tetapi juga untuk aktivitas media sosial, karena mereka harus di rumah dan pergerakannya dibatasi untuk Gen Z yang masih berstatus pelajar maupun mahasiswa di masa pandemi ini menjadi hal yang utama.

Hal ini kemudian menciptakan dilema. Pada satu sisi, tagar di rumah saja menjadikan orang membatasi interaksi sosialnya, sementara gerakan work from home atau study from home yang dilakukan secara daring memerlukan pendanaan lebih untuk alokasi internet (Manguma, 2021).

Baca Juga: Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Saat Pandemi Covid 19 terhadap Siswa SD

Adanya pandemi ini kemudian memunculkan berbagai kebiasaan baru. Dengan itu maka gaya hidup yang sebelumnya dijalani perlahan harus mulai diganti dengan gaya hidup baru yang lebih disesuaikan dengan epidemi yang sedang berlangsung.

Gen Z pun harus mulai mencoba beradaptasi dengan kesuksesan regulasi baru. Sebagai Generasi Z maka perlu melakukan pembaharuan yang menyesuaikan dengan situasi saat ini, seperti misalnya pada pelajar maupun mahasiswa yang masih harus belajar jarak jauh maka diperlukan strategi khusus untuk menghadapi metode pembelajaran terbaru tersebut.

Misalnya bagaimana agar tetap fokus selama belajar walau dalam kondisi di rumah, mengantisipasi tugas yang menumpuk, mengatasi tugas yang dilakukan berkelompok. Untuk para Gen Z yang sudah bekerja atau memiliki usaha sendiri juga harus mulai beradaptasi.

Bagi pelaku usaha diharuskan untuk menyediakan tempat cuci tangan di setiap sudutnya atau menyediakan hand sanitizer. Bagi pekerja harus siap dengan bekerja dari rumah mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi.

Walaupun saat ini sedang berada di tengah-tengah pandemi Covid-19 di mana semua serba dilakukan secara online, namun hal tersebut justru meningkatkan ekonomi digital di Indonesia pada tahun 2020 sebesar 11% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Dampak yang Disebabkan Covid-19 Terhadap Pendidikan Indonesia

Yang mana angka tersebut merupakan angka tertinggi jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, 2021).

Saat ini pandemi mulai melanda dunia, yang berawal dari maraknya pandemi Corona Disease-19 di Wuhan China yang kemudian menyebar ke berbagai pelosok dunia.

Tindakan dalam kesehatan telah diusahakan dengan semaksimal mungkin, penutupan sejumlah daerah bahkan negara dilakukan, peraturan-peraturan baru mulai bermunculan seiring dengan pandemi Covid-19 yang semakin mengganas.

Berbagai upaya tersebut dilakukan pemerintah di berbagai negara demi memutus rantai penyebaran virus Covid-19 yang semakin parah di negaranya. Populasi dunia yang semakin bertambah melahirkan banyak generasi.

Dari Baby Boomers yang merupakan generasi kelahiran tahun 1946-1960 hingga Generasi Z atau yang biasa disebut dengan Gen Z yang merupakan generasi kelahiran tahun 1995-2010, yang memainkan peran yang sangat penting saat ini.

Baca Juga: Akankah Gen Z Mempunyai Potensi di Dunia Politik?

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk yang dilakukan pada tahun 2020 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik pada akhir Januari 2021, menggambarkan demografi Indonesia dengan banyak perubahan yang berdasarkan hasil sensus 2010 sebelumnya.

Indonesia saat ini sedang mengalami tahap yang disebut dengan bonus demografi, menurut perkiraan dan analisis berbagai kalangan. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan hal yang menarik dari hasil sensus 2020 tersebut, yang menunjukkan bahwa sebesar 27,94% penduduk Indonesia utamanya adalah Gen Z yang merupakan generasi yang lahir pada tahun 1995-2010.

Selain Gen Z juga terdapat Generasi Milenial yang diprediksi menjadi motor penggerak gerakan sosial saat ini, yang angka persentasenya tidak berbeda jauh dengan Gen Z yaitu mencapai 25,87% dari total penduduk Indonesia.

Artinya kehadiran Generasi Z berperan penting dan mempengaruhi perkembangan Indonesia sekarang dan di masa depan. Pada era pandemi ini, kontribusi Gen Z sangat dibutuhkan khususnya dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat supaya tetap menaati peraturan kesehatan yang dibuat oleh pemerintah dengan metode yang dibuat lebih menarik dan kreatif.

Salah satu contohnya yaitu dengan melakukan penyebaran poster-poster yang berkaitan dengan anjuran atau hal-hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan di masa pandemi sekarang ini, salah satunya seperti tidak melakukan kontak fisik secara berlebihan atau menjaga jarak, rajin mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer, serta yang sangat penting dilakukan yaitu menggunakan masker ketika keluar rumah.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyebarkannya melalui media sosial yang merupakan salah satu cara yang paling cepat dan efektif.

Penulis: Bealunna Shari Inangda Nampira
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses