Aktivitas Anti Inflamasi untuk Penderita Luka Ringan dengan Menggunakan Tanaman Rumput Bandotan (Ageratum conyzoides L)

Tanaman Anti Inflamasi
Bandotan (Ageratum conyzoides L).

Pendahuluan

Tahukah kamu? Rumput bandotan atau babandotan yang memiliki nama ilmiah Ageratum conyzoides termasuk ke dalam famili Asteraceae  yang biasanya keberadaan hidupnya berada di lingkungan yang liar karena tanaman ini termasuk tanaman yang dapat tumbuh di semak-semak liar yang jarang sekali diketahui orang-orang bahwa tanaman ini memiliki salah satu manfaat bagi penyembuhan luka dan memiliki manfaat sebagai aktivitas anti inflamasi  bagi penderita luka ringan.

Seputar Bandotan sebagai Anti Inflamasi pada Luka

Kata inflamasi sudah sering terdengar dan kita kenal. Di mana inflamasi merupakan  suatu respon protektif setempat yang disebabkan oleh kerusakan pada jaringan karena suatu kejadian atau trauma fisik atau penyebab-penyebab lainnya  seperti terkena zat kimia yang berbahaya yang menjadikan suatu jaringan itu tergores yang menjadikannya rusak.

Inflamasi berfungsi untuk meminimalkan dan memperbaiki keadaan jaringan yang rusak akibat trauma fisik yang terjadi. Keadaaan inflamasi yang terjadi dapat dilihat tanda-tandanya di antaranya yaitu terjadinya pembengkakan atau edema, kemerahan, adanya sensasi panas, timbul rasa nyeri dan perubahan fungsi.

Bacaan Lainnya
DONASI

Luka dapat diartikan sebagai kerusakan di dalam epitel kulit baik pada kulit, otot, saraf, dan pembuluh darah, yang disebabkan oleh berbagai faktor internal maupun eksternal yang mengenai jaringan tersebut atau juga dapat didefinisikan sebagai kehilangan atau putusnya seluler dan anatomi dari jaringan hidup.

Penyembuhan luka bertujuan untuk mendeteksi berbagai persoalan dan faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan, sehingga dapat dicegah dan mengetahui proses penyembuhan dalam proses pengobatan. Senyawa seperti terpenoid dan steroid yang terbukti mampu memiliki aktivitas sebagai antimikroba yang dapat membantu regenerasi epitel pada luka.

Kemudian, gabungan senyawa terpenoid dan alkaloid sebagai zat yang membantu proses pengeringan dan sebagai antimikroba yang efektif untuk membantu proses pengembalian jaringan yang terluka. Terdapat enzim SOD dan katalase yang merupakan antioksidan endogen yang berperan penting sebagai pencegahan utama dalam melawan kerusakan sel atau jaringan dari paparan oksigen.

Apabila proses pengembalian dan penyembuhan secara cepat dan kotinu, luka akan terhindar dari proses inflamasi lebih lanjut. Hal terpenting dalam proses pengobatan pada luka ialah mengurangi bakteri yang terdapat pada luka.

Tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk menangani masalah kesehatan seperti upaya penyembuhan, pencegahan penyakit, peningkatan daya tahan tubuh, dan lain-lain.

Baca Juga: Pengaruh Ekstrak Rimpang Jahe (Zingiber officinale) sebagai Anti Inflamasi Alami

Sering sekali tanaman yang tumbuh secara liar dianggap sebagai pengganggu dan jarang sekali dianggap keberadaannya, dan biasanya tumbuhan yang tumbuh secara liar hanya dapat menganggu ekosistem tanaman lainnya yang dirawat sebagai tanaman budi daya.

Padahal tidak semua tanaman liar itu menganggu justru tanaman tersebut dapat dijadikan sebagai obat herbal atau obat tradisonal. Salah satu pemanfaatan tanaman ini sebagai penghentian perdarahan pada penderita luka terbuka. Bandotan  yang  diketahui  secara luas mempunyai khasiat sebagai bahan obat dan telah digunakan di berbagai daerah.

Namun secara tradisional tanaman babandotan atau bandotan dipercaya dapat mengobati luka, demam, pengobatan bagi penderita diabetes, inflamasi dan lain-lain.

Selain tanaman ini berkhasiat sebagai anti inflamasi, tanaman ini juga mengandung sejumlah senyawa yaitu terdapat senyawa alkaloid, fenol, flavonoid, terpenoid,minyak atsiri, saponin, di mana senyawa ini memiliki peran sebagai penghambat bakteri.

Pengobatan herbal masih menjadi alternatif utama di negara maju dan di negara berkembang, menurut World Health Organization (WHO) sebanyak 80% penduduk di negara berkembang dan 65% penduduk di negara maju memilih menggunakan alternatif pengobatan secara tradisional.

Sebanyak 40% penduduk indonesia menggunakan obat tradisional dan  sebanyak 70% berada di daerah pedesaan. Pengobatan tradisional sudah sejak dulu digunakan oleh masyarakat Indonesia, terlebih sekarang pengobatan yang sudah mulai kembali ke pengobatan yang berasal dari alam dan biasa dikenal dengan istilah “back to nature” yang menjadikan tumbuhan herbal banyak diminati sebagai alternatif pengobatan.

Meskipun jika dilihat dari segi penyembuhan obat tradisional lebih lambat penyembuhannya dibandingkan dengan obat-obatan yang berbahan kimia namun obat herbal diketahui lebih aman karena tidak memiliki efek samping yang besar.

Selain itu alternatif pengobatan tradisional juga memiliki beberapa nilai utama nya yaitu mudah diperoleh, mudah diolah dan biaya yang murah. Selain itu juga memiliki banyak khasiat menjadi faktor pendukung dalam pengembangan senyawa obat yang berasal dari tumbuhan.

Bandotan memiliki sifat tersendiri yaitu rasa yang sedikit pahit, pedas. cara yang bisa kita lakukan untuk pengobatan dari tumbuhan ini dengan cara dikeringkan bagian tumbuhan nya atau direbus jika akan diminum. Cara lainya dengan cara ditumbuk lalu diperas airnya ataupun dapat diremuk dan digunakan langsung.

Jika ingin menggunakannya sebagai obat luar, tanaman segar bandotan dapat ditumbuk hingga halus, dicampurkan dengan sedikit minyak dan diletakkan pada bagian yang luka. Senyawa terpenoid dan steroid memiliki aktivitas antimikroba yang dapat membantu pertumbuhan jaringan epitel pada jaringan luka.

Baca Juga: Potensi Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon Stamineus) sebagai Antiinflamasi

Berbagai Senyawa di dalam Tanaman Bandotan

Beberapa senyawa lain yang terkandung pada bagian tumbuhan bandotan ini diantaranya. Pada Bagian daunnya mengandung senyawa ageconyflavon A, B dan C, flavon –sinensetin, sesquiterpen, dan turunan chromenes. Sedangkan pada bagian batangnya mengandung senyawa isoflavon glikosida, sterol, dan keseluruhan tanaman mengandung alkaloid pirolizidin, terpenoid, sterol flavonoid dan flavon polimetoksilasi.

Daun bandotan diketahui memiliki manfaat sebagai antiinflamasi karena terdapat senyawa metabolit sekunder ialah senyawa senyawa metabolit sekunder seperti asam amino, minyak atsiri, kumarin, β-sitosterol, tanin, dan alkaloid.

Pada penelitian yang sudah dilakukan oleh (saputri et, al tahun 2020 dalam raudatul hilaliyah tahun 2021) ekstrak etanol bandotan dapat mengurangi volume pada kaki tikus putih yang diinjeksi karagenan 1% sebanyak 0,1 mL secara subplantar.

Senyawa flavonoid yang terkandung di dalam bandotan menyebabkan biosintesis eicosanoid dan leukotriene terganggu dengan cara menghambat enzim lipooksigenase atau COX sehingga tidak terjadi pembentukan prostaglandin yang menyebabkan inflamasi. Kandungan Flavonoid dapat membantu mengurangi peroksidasi lipid yang terkonsentrasi pada area luka terbuka karena terkena paparan patogen.

Kandungan alkaloid cenderung berperan dalam penguatan fibril kolagen yang terbentuk mencegah kerusakan sel melalui sintesis sehingga pertumbuhan jaringan baru pada menjadi lebih cepat, padat, dan kuat. Senyawa yang dapat membantu proses penyembuhan luka adalah alkaloid, flavonoid, tannin, terpenoid, saponin, dan senyawa fenol.

Manfaat Bandotan?

Manfaat lain yang terdapat pada tumbuhan babandotan:

  1. Sebagai anti inflamasi;
  2. Antibakteri;
  3. Antidiabetes;
  4. Mengobati demam;
  5. Mengobati luka terbuka;
  6. Anti radang;
  7. Menghentikan perdarahan.

Tanaman babandotan atau bandotan telah terbukti banyak mengandung senyawa-senyawa kimia yang bermanfaat bagi penyembuhan sejumlah masalah kesehatan.

Bukan hanya sebagai pengobatan atau alternatif untuk mengobati luka saja, namun banyak sekali senyawa-senyawa lain yang terkandung di dalam tanaman ini yang mampu berperan dalam proses penyembuhan penyakit-penyakit lainnya dan penggunaan pengobatan dengan menggunakan tanaman ini juga jauh lebih aman.

Penulis:

Istikomah
Mahasiswa Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI