Daun Kelor dianggap dapat Atasi Stunting

Daun Kelor Atasi Stunting
Ilustrasi Anak Stunting (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Terhambatnya atau lambatnya perkembangan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang disebut stunting.

Pada kondisi stunting, anak tumbuh lebih pendek atau berperawakan mungil serta lebih kecil dari anak normal seusianya, ciri lain dari penderita stunting pada anak adalah mengalami penurunan tingkat kecerdasan, gangguan bicara, kesulitan dalam belajar, memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, beresiko mengalami diabetes, hipertensi, dan obesitas ketika dewasa nantinya.

Penyebab stunting pada anak sendiri dikarenakan akibat kurangnya asupan gizi pada anak dalam 1,000 hari pertama kehidupannya, yaitu semenjak anak masih di dalam kandungan hingga berusia 2 tahun. Maka dari itu stunting sangat kerap dihubungkan dengan kondisi kemiskinan masyarakat.

Bacaan Lainnya
DONASI

Pemantauan Status Gizi (PSG) menunjukkan bahwa balita stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%). Indonesia menempati urutan tertinggi ke-2 untuk jumlah anak stunting di Asia Tenggara dan urutan ke-5 di dunia.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa stunting sangat darurat dan gawat sehingga perlunya edukasi terhadap orang tua tentang makanan sehat dan bergizi seimbang untuk sang anak.

Bila anak terlanjur mengalami stunting, orang tua tidak perlu cemas karena hal ini masih dapat diatasi, Novita Sabjan (dalam jatengprov.go.id) berpendapat “masih bisa dikejar asupan gizinya dengan catatan anak dibawah lima tahun, oleh karena itu kami gencar melakukan pendataan dan pemeriksaan posyandu untuk mendeteksi dan menanggulangi stunting” Novita menambahkan mengobati stunting bukan dengan obat melainkan dengan asupan tinggi nutrisi.

Kebiasaan baik juga harus ditanamkan seperti terbiasa sarapan pagi, makan 3x sehari, olahraga ringan untuk anak, dan juga menjaga kebersihan anak.

Peran orang tua benar-benar dibutuhkan disini, untuk usia anak 1-5 tahun menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) kebutuhan energinya adalah sebanyak 1.350 kalori.

Komposisinya adalah makanan pokok sebanyak 35% (setara dengan 5-6 sendok nasi atau satu lembar roti tawar), diikuti dengan lauk pauk dari protein nabati dan juga hewani.

Stunting merupakan penyakit kronis yang tentunya harus segera diselesaikan karena penyakit ini juga berpengaruh besar bagi negara, kualitas SDM akan menurun apabila anak-anak terkena stunting, seperti yang telah disebutkan stunting mempengaruhi kecerdasan anak, tentu saja ini sangat merugikan pada saat dia beranjak dewasa nanti.

Ida Sejati (dalam MediaCenter Temanggung, 2021) berpendapat bahwa tidak perlu biaya yang mahal untuk kecukupan gizi bagi si kecil, karena daun kelor memiliki kandungan gizi yang cukup untuk mengatasi stunting, daun kelor juga murah dan cenderung mudah didapatkan karena merupakan tanaman asli dari Indonesia.

Kelor memiliki nama latin Moringa Oleifera, tanaman ini memiliki batang yang dapat tumbuh 7-11 meter, bentuk daun bulat telur yang berukuran kecil, serta bertangkai panjang.

Tanaman kelor telah dikenal selama berabad-abad sebagai tanaman yang berkhasiat, bahkan kelor juga disebutkan di kitab Ayurveda sebagai salah satu tanaman yang dapat mengatasi 300 penyakit mulai dari sakit kepala hingga sakit jiwa. Kitab Ayurveda sendiri adalah kitab yang berisikan tentang ilmu pengobatan menggunakan bahan alami sebagai media penggobatanya, kitab ini sudah ada dari tahun 3,000 SM.

Tanaman kelor juga dikenal sebagai the miracle tree atau pohon ajaib karena terbukti secara ilmiah merupakan sumber gizi yang berkhaziat yang kandungannya melebihi kandungan tanaman pada umumnya.

Dikutip dari dr. Soeradji (dalam yankes.kemkes.go.id, 2023) kandungan nutrisi pada daun kelor telah diuji secara ilmiah, penelitian ini dilakukan dengan mengambil daun muda (2 tangkai di bawah pucuk sampai tangkai ke 9 atau 10) dari penelitian tersebut diperoleh data yakni protein sebanyak 28,25%; vitamin A sebanyak 11,39 mg; kalsium sebanyak 2241,19 mg; zat besi sebanyak 36,91 mg; dan magnesium sebanyak 28,09 mg.

Andree Hartanto (dalam JawaPos.com, 2023) menjelaskan bahwa daun kelor memiliki kandungan kalsium lebih tinggi empat kali lipat daripada susu, daun kelor juga memiliki tingkat protein nabati tertinggi dari semua sayur.

Selain untuk kandungan gizi anak, daun kelor juga bermanfaat untuk ibu hamil, dikarenakan tanaman ini dapat meningkatkan zat besi sebelum dan saat kehamilan serta saat menyusui sehingga menerunkan resiko anak mengalami stunting.

Meski demikian mengonsumsi daun kelor saja tidak cukup untuk memulihkan kondisi fisik anak yang telah terdampak stunting, orang tua juga harus memastikan anaknya mengonsumsi protein hewani dan protein nabati lainnya secara seimbang.

Ida Sejati (dalam MediaCenter Temanggung) berpendapat “harus ada perubahan dalam perilaku makan, makan bukan berarti memenuhi standar kenyang, tapi memenuhi standar kecukupan nutrisi. Daun kelor hanya sebagai tambahan nutrisi makanan, minimal konsumsi satu mangkuk per hari bisa mencukupi kebutuhan gizi”.

Cara pengolahan daun kelor yang baik sehingga tidak menghilangkan kandungan nutrisinya adalah dengan cara dimasak tidak diatas api, cukup dimasukkan ke dalam air yang telah mendidih tanpa ada pemanasan yang menggunakan api lebih lanjut.

Daun kelor sangat cocok dimasak dalam masakan apapun, entah itu cemilan seperti stik daun kelor, ataupun makanan berkuah seperti sayur bening daun kelor, dan bahkan makanan manis seperti bolu daun kelor dan kue daun kelor, itu semua dapat dilakukan karena daun kelor tidak benar-benar memiliki rasa, daun kelor cenderung berasa hambar, maka dari itu olahan pangan pada daun kelor tidak terbatas.

Tentu saja jika terlalu banyak mengonsumsi sesuatu akan terjadi efek samping, hal ini juga berlaku pada daun kelor. Daun kelor aman dikonsumsi sebanyak 50-70 gram per hari.

Efek samping yang dapat timbul karena mengonsumsi daun kelor secara berlebihan adalah gangguan pencernaan, daun kelor memiliki sifat pencahar, jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan sakit perut, distensi gas, diare, dan mulas. Selain itu, dapat menyebabkan tekanan darah turun terlalu rendah.

Jadi dapat disimpulkan, sekalipun daun kelor memiliki banyak nutrisi dan terbukti dapat mengatasi stunting ada baiknya untuk tidak terlalu banyak memberikan daun kelor kepada si kecil, karena kebanyakan daun kelor dapat menimbulkan efek samping.

 

Penulis: Renanda Shalsa Maylia
Mahasiswa Teknologi Pangan, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI