Implementasi Pelaksanaan Fitur Pendidikan Pancasila Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Nusantara PGRI Kediri

Pendidikan Pancasila PGRI Kediri
Source: RIS

Abstrak

Dalam penanaman kepribadian yang tertera di Pancasila yang diterapkan pada kurikulum Universitas Nusantara PGRI Kediri ini untuk calon guru sekolah dasar demi mendidik siswa menjadi lebih baik lagi. Dalam pendidikan Pancasila terdapat nilai-nilai Pancasila yang harus diketahui oleh mahasiswa yang mempelajari PGSD, karena pendidikan Pancasila memiliki indoktrinasi karakter. Dalam penanaman karakter pendidikan Pancasila, setiap butir memiliki fungsi dan penerapannya.

Penerapan nilai-nilai dalam pendidikan Pancasila dalam program pembelajaran PGSD dinilai masih kurang. Hal ini membuktikan bahwa masih terdapat permasalahan dalam moral dan etika mahasiswa penelitian PGSD. Oleh karena itu, pendidikan Pancasila masih menghadapi banyak tantangan. Fakta membuktikan bahwa sejak awal perkuliahan pendidikan Pancasila ini, mahasiswa memiliki opini negatif. Mahasiswa memiliki pandangan yang menganggap bahwa pendidikan Pancasila terlalu teoretis dan sering kali melelahkan. Alasan diadakannya ujian ini adalah untuk memperkuat informasi dan memperluas kesepakatan siswa PGRI Universitas Kediri Nusantara tentang rencana studi PGSD, sehingga dapat menanamkan karakteristik pendidikan Pancasila bagi siswa.

Oleh karena itu, sangat membantu dosen untuk menemukan strategi yang tepat untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa guna meningkatkan mentalitasnya untuk mata kuliah pada pendidikan Pancasila. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan Pendidikan Pancasila yang dilaksanakan di Universitas PGRI Kediri berjalan lancar namun pada saat yang sama ada beberapa kesulitan besar, antara lain siswa yang sama sekali tidak dibangkitkan untuk berkonsentrasi pada Sekolah Pancasila, karena mereka membutuhkan minat terhadap materi Diklat Pancasila. Kemudian lagi, mahasiswa pada program studi PGSD keterbatasan waktu karena kesibukan mata kuliah lain, yang menjadi salah satu faktor kendala bagi mahasiswa.

Bacaan Lainnya
DONASI

Kata kunci: Pendikan Pancasila, penanaman karakter, prodi PGSD, dan mahasiswa

Implementation of Pancasila Education Features on Students of Elementary School Teacher Education Study Program at University of Nusantara PGRI Kediri

Abstract

Personality cultivation is implemented in the Pancasila education curriculum of PGRI Kediri, Nusantara University for elementary school teachers to educate students. In Pancasila education there are Pancasila values ​​that must be known by students who study PGSD, because Pancasila education has character indoctrination. In planting the character of Pancasila education, each item has a function and application.

The application of values ​​in Pancasila education in the PGSD learning program is still considered lacking. This proves that there are still problems in the morals and ethics of PGSD research students. Therefore, Pancasila education still faces many challenges. The facts prove that since the beginning of this Pancasila education lecture, students have had negative opinions. Students have the view that Pancasila education is too theoretical and often boring. The purpose deepen the understanding PGRI students at University of Kediri Nusantara about the PGSD study plan, so that they can instill the characteristics of Pancasila education for students.

Therefore, it is very helpful for lecturers to find the right strategy to increase students’ understanding in order to improve their mentality for subjects in Pancasila education. Pancasila Education which was carried out at PGRI Kediri University went smoothly, but there were still some big challenges, including students who were not at all motivated to study Pancasila Education, due to a lack of interest in the Pancasila Education material. In addition, students in the PGSD study program are limited in time due to busy other subjects, which is one of the obstacles for students.

Keywords: Pancasila education, character building, PGSD study programs, and students

Pendahuluan

Pendidikan Pancasila adalah landasan premis filosofis dan premis negara Indonesia. Telah berubah menjadi komitmen dan komitmen yang dapat dipahami dan dipahami oleh setiap penduduk Indonesia seperti setiap nilai yang terkandung dalam lima resolusi Pancasila. Satu upaya pemerintah untuk tetap menjalankannya adalah melalui sekolah Pancasila. Kemenristekdikti melalui menetapkan Pancasila sebagai mata pelajaran umum yang diperlukan untuk yayasan tersier di samping kursus sekolah yang ketat, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia.

Mahasiswa dituntut untuk memahami Landasan Pancasila sebagai Mata Pembicaraan wajib umum untuk perguruan tinggi dilakukan tergantung pada UUD 1945 Pasal 30 Ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap orang Indonesia wajib ikut serta dalam latihan-latihan ini untuk mendapatkan negara. Selanjutnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Pasal 9 menyatakan bahwa setiap penduduk Indonesia berusaha untuk melindungi negara dari risiko luar apa yang lebih lokal adalah sebagai administrasi seperti yang ditunjukkan oleh panggilan pada diri sendiri.

Baca Juga: Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Bidang Sosial Budaya untuk Membangun Karakter Bangsa di Era Generasi 5.0

Pendidikan Pancasila pada dasarnya merupakan hasil dari kesatuan antara instruksi kota, sistem aturan mayoritas persekolahan,  yang tergantung pada cara berpikir Pancasila dan berisi Kepribadian publik Indonesia dan materi konten tentang melindungi negara. Dengan perwujudan Schooling di Indonesia berdasarkan Pancasila, cenderung diartikan bahwa: Pelajaran pendidikan Pancasila di Indonesia adalah suatu yang  umum dikatakan suatu yang pengaturannya dengan adanya Kondisi Kesatuan Republik Indonesia, sistem berdasarkan suara, Kebebasan bersama, dan tujuan untuk membuat masyarakat-masyarakat umum Indonesia menggunakan teori pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran (Budi Jailani, 2019).

Mahasiswa adalah unggulan dimana pada saatnya nanti benih-benih ini akan melahirkan pionir-pionir dunia. Itulah alasan mengapa itu diperlukan sekolah  yang akan menjunjung tinggi sosok siswa itu sendiri. Karakter siswa akan berkembang seiring waktu dan melalui proses kemajuan, wawancara, jaminan, terakhir akhir dari standar diri. Ekspres, masyarakat masa depan, informasi diperlukan cukup untuk memiliki pilihan untuk membantu solidness dasar suatu Negara.

Pada dasarnya, siswa diinstruksikan untuk menjadi usia individu yang akan datang yang memiliki pertimbangan luas, wajar dan tertib dalam menjalankan penyelenggaraan negara. Semakin muda usia adalah usia pertempuran negara yang akan datang, dengan alasan bahwa itu sebenarnya mendasar jika dalam diri mereka sendiri mendarah daging kualitas sosial negara yang telah diterima sebagai sah, diakui, diikuti, dilindungi dan juga berjuang untuk kali ini. Harga yang dirujuk tertuang dalam statuta Pancasila, yang menggabungkan kualitas keabadian, kemanusiaan, solidaritas, sistem berbasis suara, dan kesetaraan.

Dengan praktis tidak ada siklus sosialisasi penghayatan dalam pendidikan Pancasila sampai zaman muda, maka pada saat itu sifat-sifat luhur Pancasila tidak diketahui, bahkan akan. Pada titik ketika ini kiri, kemudian, pada saat itu, hasil di usia Saat muda, ada kegelisahan, kekacauan dan kegoyahan akibat karakter yang tidak sehat. mereka. Hal seperti ini sangat berisiko bagi kehadiran masyarakat Indonesia, mengingat tidak menghalangi kesempatan pertengkaran yang pada akhirnya akan berpisah solidaritas dan kehormatan publik. Melalui persekolahan Pancasila dipercaya sifat-sifat luhur Pancasila dapat bercampur dan secara mengejutkan terselubung dalam diri anak-anak muda di usia yang lebih muda, khususnya para pelajar, dan mereka akan mengembangkan disposisi berdasarkan suara dan penyelidikan dasar dalam hadapi setiap  masalah hidup.

Penanaman karakter pada mahasiswa PGSD pada pendidikan Pancasila memiliki hubungan yang nyaman dengan setiap ahli di bidangnya, termasuk di bidang perguruan guru sekolah dasar. Penghormatan Pancasila ini dapat dijalankan dalam etika dan moral guru  dalam menawarkan jenis bantuan kepada semua siswa. Dengan cara ini, pendidikan Pancasila juga dapat menjadi salah satu kualitas mendasar di bidang perguruan. Setiap hal dari Pancasila memiliki pekerjaan dan lamaran mereka yang terpisah. Dengan memberikan penyuluhan tentang manfaat pendidikan Pancasila, dipercaya semua mahasiswa PGSD dapat tersusun dengan baik hebat dan dapat menerapkannya dalam panggilannya di masa depan dengan menjaga sumpah tinggi dan kode moral dari panggilan  sesuai dengan semua standar dan pedoman dikendalikan oleh fakultas keguruan di Indonesia.

Mengingat pendidikan Pancasila sebagai dasar negara, kemudian, pada saat itu, mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai premis negara memiliki sifat dasar mengemudi berarti setiap penduduk Indonesia harus tunduk padanya. Perbuatan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari tidak disertai dengan akta yang sah, tetapi bersifat membatasi mengandung makna bahwa setiap manusia Indonesia terhubung dalam standar yang terkandung di dalamnya.

Bahkan, pemanfaatan nilai-nilai Pancasila dalam pengobatan masih dipandang kurang baik dikonfirmasi dengan adanya isu-isu yang diidentikkan pada moral atau etika. Dalam waktu yang diperpanjang 2019, sebuah majalah sepertinya bernama “Pria Lajang Obat Ragu-ragu” melayani di Daerah yang Jauh”. Ini mengkhawatirkan karena sudah ada  yang bertentangan dengan statuta Pancasila. Ini juga masih menunjukkan tidak adanya pengajaran moral dan Pancasila pada guru sekolah dasar apa lagi mahasiswa. Oleh karena itu, Pancasila merupakan mata pelajaran yang penting, khususnya bagi para pelajar ini. Pemanfaatan nilai-nilai Pancasila juga dinilai kurang karena biaya yang cukup besar untuk melaksanakan Pancasila pelatihan klinis yang dapat memicu kepribadian untuk menyelesaikan panggilan mereka dengan tujuan, misalnya, mengupayakan perekonomian yang tidak sesuai dengan kualitas Pancasila.

Namun, Pelatihan Pancasila juga memiliki banyak kesulitan. Salah satu investigasi di UNP Kediri pada tahun 203 menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki sedikit pengetahuan pengantar yang negatif untuk mata kuliah Pancasila ini. Para siswa berpendapat bahwa pelajaran Pancasila tidak cukup menarik, terlalu teoritis, tidak fleksibel, dan sering kali akan melelahkan. Apalagi mata kuliah Pancasila merupakan mata kuliah wajib sehingga mahasiswa tidak punya pilihan lain. Dengan Selain itu, tulisan ini berarti untuk menemukan dan memecah perspektif mahasiswa perguruan sekolah dasar sehubungan dengan persekolahan Pancasila.

Tujuan di balik mata kuliah pendidikan Pancasila adalah untuk memperluas informasi dan memperluas pemahaman kita tentang reaksi mahasiswa guru sekolah dasar terhadap instruksi Pancasila. Manfaat dari penyusunan ini dapat membantu instruktur dan guru dalam mencari teknik dan cara mengembangkan energi untuk contoh Pancasila, hebat antara mahasiswa dari guru sekolah dasar atau mahasiswa dari sumber yang berbeda. Komposisi ini dapat membantu pemerintah dengan melakukan metodologi yang tidak terduga dibandingkan dengan sebelumnya selama berabad-abad sehingga mereka dapat merasakan betapa pentingnya dan mendasar contoh Pancasila. Selain daripada Oleh karena itu, eksplorasi ini dapat membantu mempromosikan  dalam membuat makalah logis berikutnya dengan topik yang serupa.

Mengingat hal-hal di atas,  pada saat itu, penjabaran masalah dalam penelitian ini adalah mengenai apa pentingnya atau keberadaan pendidikan Pancasila bagi mahasiswa guru sekolah dasar, dan diidentikkan dengan usaha atau metode latihan Pancasila di dekatnya.

Rumusan Masalah

Pada latar belakang tersebut, terdapat suatu hal yang memutuskan definisi masalah di memutuskan definisi Adapun permasalahan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

  1. Apa pentingnya pelajaran Pancasila bagi siswa?
  2. Apa motivasi di balik pengajaran Pancasila di sekolah, khususnya sekolah dasar?
  3. Apa  pengaruh yang mendasar dalam Pancasila mempersiapkan berbagai isu yang terjadi di Indonesia saat ini?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini kami lakukandalam menanamkan para mahasiswa PGSD UNP Kediri tentang implementasi penanaman karakter pendidikan Pancasila bagi mahasiswa pendidikan Perguruan Nusantara PGRI Kediri sebagai berikut:

  1. Memahami implementasi sekolah Pancasila  bagi para mahasiswa di UNP Kediri.
  2. Mengetahui permasalahan pendidikan Pancasila dalam penanaman karakter bagi mahasiswa perguruan sekolah dasar.
  3. Memotivasi  implementasi penanaman karakter pendidikan Pancasila bagi mahasiswa pendidikan universitas nusantara PGRI kediri

Metode Penelitian

Artikel ini merupakan hasil studi pustaka melalui pendekatan kualitatif deskriptif, tentang implementasi penanaman karakter pendidikan Pancasila bagi mahasiswa pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri. Menganalisis menunjukkan bahwa pendidikan Pancasila memang penting untuk bekal para mahasiswa untuk menjunjung para studi perguruan dalam era saat ini. 1) Pendidikan Pancasila dapat dicerna oleh mahasiswa menurut dari tingkat pengalaman dan perkembangan penalarannya. 2) Memanfaatkan para mahasiswa dalam pendidikan Pancasila di sekolah. 3.) Menelusuri kalangan para mahasiswa  untuk mencintai pendidikan Pancasila.

Dalam metode ini dapat diketahui permasalahan pada mahasiswa dalam mata kuliah pendidikan Pancasila khususnya prodi PGSD di Universitas Nusantara PGRI Kediri. Pendidikan Pancasila akan lebih sering memberikan kesan kasar dalam menanamkannya. Maka, sebagian besar mahasiswa memiliki pandangan negatif terhadap instruksi Pancasila. Belajar mengenai wawasan instruksi Pancasila yang keras memberikan perasaan bahwa Pancasila dipandang sebagai kontrol oleh individu yang berpengaruh. Ilustrasi pengantar yang buruk ini dapat ditemukan dalam ulasan yang dieksekusi pada mahasiswa Perguruan.

Baca Juga: Pancasila sebagai Pemersatu Keragaman Bangsa Indonesia

Terlepas dari kenyataan bahwa ada pengantar yang buruk tentang Pelatihan Pancasila di awal, setelah melalui Diklat Pancasila selama satu semester terlihat perubahan reaksi siswa secara positif terhadap Pancasila. Ujian mengamati bahwa perspektif mahasiswa tentang Pancasila sering kali negatif, karena Pengajaran Pancasila bersifat indoktrinatif, namun belakangan melalui Diklat Pancasila di sekolah dasar, kesan para siswa menjelma menjadi kesan positif. Penutupan yang diikuti terdiri dari tiga sudut pandang dalam Pendidikan dan Penyusunan Pancasila, yaitu materi, penyiapan Pancasila, sistem reaksi tuntunan Pancasila, dan pembicara kursus persekolahan Pancasila.

Kesan mahasiswa tentang pendidikan Pancasila pada umumnya akan jelek dan tidak penting. Materi yang diperkenalkan secara teratur merupakan pengajaran tentang apa yang ada sekarang. Untuk situasi ini, konten pembelajaran terkait dengan isu-isu terbaru di mengajar sangat baik karena memungkinkan mahasiswa memiliki minat dan kekuatan penalaran dasar dan bebas namun terlibat. Dengan asumsi mahasiswa ditawarkan kesempatan untuk belajar Dalam iklim yang kuat, mahasiswa akan lebih sering memiliki reaksi positif semakin yakin terhadap Diklat Pancasila dan terikat untuk diterapkan di

Objek penelitian ini adalah para mahasiswa untuk lebih mengembangkan pribadi pelatihan dalam pendidikan Pancasila untuk negara adalah latihan kesadaran untuk para mahasiswa  dari seseorang yang benar-benar memahami apa itu Pancasila sehingga mereka dapat menunjukkan penghargaan kepada masyarakat. Saat ini kemajuannya masih berlanjut untuk pengajaran penanaman karakter seperti yang diungkapkan oleh (Elias) sendiri yang mengungkapkan bahwa aplikasi tersebut saat ini sedang membentuk karakter di kalangan mahasiswa . Bagaimana itu terkait dengan bekerja, meniru kecenderungan individu yang nantinya akan signifikan dalam kehidupan individu serta kemampuan yang umumnya dirasakan dapat menjadikan sebagai individu yang layak. Kecenderungan yang dirasakan oleh mahasiswa ini mencakup rasa hormat, tugas, penerimaan, perhatian, dan pemikiran kritis yang membantu kehidupan sehari-hari yang teratur.

Instrumen yang digunakan adalah penelitian tulis yang terdiri dari mengkaji secara langsung di kampus yang terdiri dari mengajukan pertanyaan kepada setiap mahasiswa dan bertemu dengan setiap individu dari mahasiswa tersebut. Strategi instrumen dalam pengujian ini adalah menggunakan survei, yaitu instrumen eksplorasi yang menggunakan metodologi kuantitatif yang menarik. Contoh dalam ujian ini terdiri dari kampus dan 10 mahasiswa UNP kediri yang akan digunakan sebagai penjelajahan kita. Sehubungan dengan survei dari pertanyaan kami ajukan oleh para mahasiswa.

Hasil dan Pembahasan

Source: Merdeka

Pendidikan karakter menjadi salah satu bagian untuk memahami hakikat sekolah dan kualitas bangsa. Selama ini terjadi banyak krisis akhlak yang terjadi di sekitar kita. Adanya penurunan moral dan akhlak di lingkungan perkuliahan menjadikan perlunya bagi suatu universitas untuk menyelenggarakan pendidikan karakter. Universitas dituntut untuk menanamkan karakter bagi mahasiswa yang nantinya akan terjun untuk melayani dan mendidik para siswa sekolah dasar. Pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mengembangkan kualitas intelektual namun juga untuk membentuk karakter peserta didik.

Perwujudan karakter mahasiswa pendidikan sekolah dasar yang juga akan membentuk karakter siswa sekolah dasar haruslah. Pancasila mengandung nilai yang dapat membentuk karakter religius, berakhlak, bertoleransi, musyawarah dan keadilan. Nilai-nilai dalam Pancasila itulah yang akan menjadi landasan tata kenegaraan bangsa dan Pancasila berfungsi untuk membimbing warga negara Indonesia dalam menghadapi perkembangan jaman.

Pancasila memiliki lima undang-undang yang masing-masing memiliki arti penting sebagai karakter negara Indonesia. pedoman utama terkandung makna bahwa warga negara harus memiliki mentalitas dan perilaku yang baik dan benar sebagaimana mestinya. Dalam sila kedua Undang-undang berikutnya menyarankan bahwa penduduk harus menjaga harga diri manusia.. Sila ketiga mengandung mengenai warga negara harus mewujudkan persatuan di antara banyaknya perbedaan dan keberagaman di Indonesia. Sila keempat mengandung nilai-nilai aturan mayoritas yang harus dipenuhi dalam keberadaan negara. Sila kelima mengandung nilai mengenai kepribadian warga negara Indonesia yang adil, mampu bergotong-royong dan saling menghormati satu sama lain.

Pancasila berperan penting untuk membangun karakter. Menurut  Otavia (209:110) karakter seseorang itu berasal dan dihayati dari sila Pancasila dan bersumber dari hati dan pikiran. Karakter yang sumbernya dari hati di antaranya taat aturan, adil, tertib dan taat akan perintah Tuhan dan agamanya, sedangkan karakter yang berasal dari mentalitas, misalnya berwawasan luas, dinamis, inventif dan kreatif.

Pendidikan Karakter

Dalam UUD 1945 dan Pancasila mengandung perwujudan amanat pendidikan karakter yang memiliki fungsi serta tujuan untuk mengembangkan potensi pelajar dan watak mereka agar menjadi pelajar yang bertakwa serta beriman. Selain itu membentuk pelajar menjadi lebih memiliki akhlak, kreatif, aktif dan bertanggungjawab.

Oleh sebab itu, pendidikan karakter sangat penting dalam sistem pendidikan. Menurut Hajar Durnasiah, pendidikan karakter adalah upaya untuk mengembangkan aspek-aspek individu dari segi pengetahuan,  keterampilan, nilai dan sikap. Karakter juga didefinisikan sebagai personalitas dari suatu individu sebagai dasar untuk melakukan sesuatu dan berpikir dengan baik.

Pembentukan  karakter Pancasila di Universitas Nusantara PGRI Kediri:

1. Menentukan Karakter

Seorang pengajar di Universitas Nusantara PGRI Kediri sudah bisa menentukan karakter yang diharapkan setelah pembelajaran telah usai. Menentukan karakter merupakan hal yang penting agar bisa disesuaikan dengan karakter pelajar sehingga pelajar merasa nyaman, tidak terkekang ketika menerapkan serta memahami nilai-nilai karakter tersebut.


2. Penanaman Karakter

Karakter tertanam dengan berfokus pada penghargaan karakter selama pembelajaran. Teknik ini dapat memicu siswa untuk lebih memahami arti dari harga diri orang tersebut. Di Perguruan Nusantara, PGRI Kediri mewajibkan setiap pelajar untuk mengikuti pelajaran Agama dan Kewarganegaraan yang dapat menerapkan pendidikan karakter akhlak dan guru dapat memfasilitasi para pelajar untuk dapat belajar mengenai religiositas dan memiliki akhlak mulia. Pelajaran mengenai angka dan perhitungan juga bisa untuk mengembangkan karakter kreatif dan cerdas sebab dengan matematika, para siswa akan secara otomatis dituntun untuk berpikir kreatif dan cerdas untuk menyelesaikan soal-soal.

3. Pembiasaan Perilaku Karakter

Pembiasaan implementasi karakter ini perlu dibiasakan dengan tujuan agar karakter tersebut bisa tertanam dalam diri pelajar. Hal ini dapat diwujudkan oleh pengajar sebab pengajar berperan penting dalam mengimplementasikan sila Pancasila kepada para pelajar. Dalam hal ini, dosen pada Universitas Nusantara PGRI Kediri dituntut untuk bisa menerapkan strategi pembelajaran yang mudah dipahami oleh pelajar dan dapat tertanam di pikiran pelajar. Pengajar harus kreatif serta inovatif dan menyenangkan pada saat menyampaikan materi.

Dalam hal karakter pelajar, perlu diketahui adanya tiga hal, diantaranya:

Pertama, kecerdasan seorang anak dapat bersumber melalui Pancasila. Kecerdasan anak juga terdiri dari beberapa jenis. Salah satu contohnya adalah kecerdasan antar individu dimana anak bisa memahami mengenai cara bekerjasama dengan temannya, memahami empati dan memahami keadaan di sekitarnya. Dengan adanya kecerdasan ini, pelajar bisa melakukan adaptasi pada lingkungannya dengan mudah serta cenderung memiliki sikap kepemimpinan pada dirinya. Selain itu, hal yang menguntungkan dari kecerdasan ini adalah seorang pelajar bisa memiliki banyak teman karena kemampuannya beradaptasi di lingkungannya.

Selain kecerdasan antar pribadi, terdapat pula kecerdasan intrapribadi yang didefinisikan sebagai kecerdasan yang menyebabkan pelajar bisa mengelola emosi, rendah hari, belajar dari kesalahan dan evaluasi diri serta menjadi orang kepercayaan.

Dua Pengetahuan semacam ini berasal dari pelaksanaan statuta Pancasila kedua dan ketiga. Kedua ketetapan ini dapat membentuk karakter individu ketika berinteraksi dengan sesama. Salah satu penerapan di kampus adalah dengan belajar kelompok. Selain itu, penerapan sila kelima adalah mengenai kreativitas pelajar dimana seorang pelajar dituntut untuk mampu menjadi seorang pemimpin yang adil dan bergerak cepat. Ketika seorang pelajar yang telah memiliki karakter kepemimpinan, secara otomatis ia akan memecahkan masalah dengan ide kreatif yang ia miliki.

Baca Juga: Pancasila sebagai Pedoman Warga Indonesia dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pada implementasi sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, pelajar diajarkan mengenai karakter yang lebih menunjukkan religiositas dan ketaatannya pada Tuhan seperti halnya berdoa, saling toleransi umat beragama, memiliki akhlak yang baik, jujur, bersikap terbuka serta bersyukur dan diajarkan tata cara ibadah di tempat ibadahnya masing-masing.

Akhlak mulia merupakan sikap yang baik dan terpuji. Akhlak mulia dianggap sesuai dengan kaidah ajaran Islam sehingga para pelajar dapat mengimplementasikan akhlak mulia ini dalam kehidupan sehari-hari. Implementasi akhlak mulia dalam kehidupan seorang pelajar perlu dibina dan dilakukan pembiasaan agar bisa terus konsisten hingga mencapai tujuan menjadi generasi yang tak hanya memiliki akhlak mulia namun juga kreatif dan pintar atau cerdas. Tiga karakter tersebut dapat diimplementasikan saat kegiatan belajar mengajar sehingga pendidikan karakter nantinya melibatkan pengajar, pelajar dan seluruh aspek pendidikan.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, cenderung beralasan bahwa pendidikan karakter merupakan salah satu bagian untuk memahami hakikat latihan dan persekolahan. kualitas bangsa. Perwujudan karakter mahasiswa pendidikan sekolah dasar yang juga akan membentuk karakter siswa sekolah dasar haruslah berlandaskan Pancasila Sebab Pancasila bukan hanya premis negara tetapi juga sebagai dasar pembangunan karakter.

Pancasila memiliki lima undang-undang yang masing-masing memiliki makna tersendiri sebagai karakter negara Indonesia. Standar utama terkandung makna bahwa warga negara harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dan benar sebagaimana mestinya. Dalam sila kedua Undang-undang berikutnya menyarankan bahwa penduduk harus menjaga ketenangan manusia.

Sila ketiga mengandung mengenai warga negara harus mewujudkan persatuan di antara banyaknya perbedaan dan keberagaman di Indonesia. Statuta keempat berisi kualitas berdasarkan suara yang harus dilakukan dalam keberadaan negara. Pada Sila kelima mengandung nilai mengenai kepribadian warga negara Indonesia yang adil, mampu bergotong-royong dan saling menghormati satu sama lain.

Daftar Pustaka

Olivia, E., M. (2017). Penguatan Pelatihan Insan Berbasis Pancasila Untuk Membingkai Mahasiswa Program Studi Ppkn Menjadi Warga Yang Hebat Dan Cerdas.124

Fira Ayu dan Anggraeni,. 2021.  pembentukan Pancasila in Developing Primary School Understudies who are Canny, Imaginative and Have Respectable Ethics. Diary of Schooling. Volume 6 Nomor 1

Asia-Pacific Regional Leadership Consultation.” Penerapan karakter (February,.)

Fatkhur Rochman
Galuh Indah
Kristina Maisaroh
Mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri

Editor: Diana Pratiwi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI