Kota Surabaya dikenal dengan sebutan kota Pahlawan yang memiliki beberapa tempat bersejarah. Dalam sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan arek-arek Suroboyo (pemuda-pemudi Surabaya) dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari serangan penjajahan.
Surabaya sebagai kota pahlawan memiliki banyak lokasi tempat bersejarah yang masih terawat dengan baik, namun sebagian besar generasi muda saat ini mulai tidak terlalu memperdulikan bahkan tidak mengetahui mengenai sejarah yang ada di Indonesia khususnya di Surabaya.
Hal ini harus dilestarikan dan diperkenalkan terus menerus agar sejarah yang ada tidak terkikis ataupun terlupakan oleh para generasi muda.
Oleh karena itu, bentuk kepedulian kami sebagai mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 mengadakan sesuatu kegiatan yang dapat menjembatani atau sebagai wadah untuk dapat memperkenalkan dan memberikan informasi kepada para generasi muda dan banyak kalangan lainnya.
Kegiatan itu kami beri nama event tour “Mlaku-Mlaku Suroboyo“ yang dimana kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi dan memperkenalkan ke para generasi muda serta banyak orang lainnya mengenai tempat-tempat bersejarah yang ada di Surabaya.
Kegiatan tour ini memiliki destinasi tujuan enam lokasi wisata bersejarah. Dimulai dari rute pertama yaitu Museum Dr. Soetomo. Museum ini berada di Jalan Bubutan No. 5, Pendopo Gedung Nasional Indonesia (GNI) yang merupakan museum yang khusus menampilkan riwayat hidup mulai dari keluarga, karir, pengalaman hidup hingga prestasi-prestasi yang diraih beliau beserta juga makam Dr. Soetomo. Tokoh pergerakan sekaligus salah satu pendiri organisasi Boedi Oetomo yang juga sebagai pelopor Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati pada tanggal 20 Mei.
Museum ini telah diresmikan oleh walikota Surabaya Tri Rismaharini pada 29 November 2017. Pada saat kegiatan berlangsung peserta dipandu oleh tour guide yang menjelaskan tentang filosofi profil Dr. Soetomo semasa hidupnya lalu diperlihatan dengan barang-barang peninggalan beliau agar kita sebagai para generasi muda dapat mengetahui dan setidaknya dapat ikut merasakan terkait dengan perjuangan serta pengalaman hidup beliau.
Dilanjutkan dengan rute kedua yaitu Museum 10 November ( Tugu Pahlawan ) yang terletak di jalan Pahlawan. Museum ini dibangun pada tanggal 10 November 1991. Serta adanya pembangunan Tugu pada tanggal 10 November 1951 dan diresmikan pada tanggal 10 November 1952.
Makna dari dibangunnya tugu pahlawan ini adalah sebagai symbol perjuangan arek-arek suroboyo semasa memperjuankan kemerdekaan bangsa selama masa pertempuran.
Baca juga: Mahasiswa UNTAG Surabaya Terapkan Digital Marketing Via Media Sosial pada UMKM
Di dalam maupun diluar museum peserta akan dipandu oleh tour guide untuk dijelaskan sejarah dan peninggalan yang berupa patung,alat dan senjata perang, foto, serta video pada saat para pahlawan berjuang melawan penjajah. Contohnya saja adanya peninggalan barang milik Bung Tomo yaitu radio yang berisi pidato beliau.
Setelah itu dilanjutkan pada rute ke tiga yaitu Sumur Jobong yang terletak pada Jl. Pandean Gg.1 sebelah rumah Bung Karno.
Menurut informasi sumur ini ditemukan karena adanya warga pandean yang saat itu melakukan penggalian air yang didalamnya ditemukan fragmen tulang manusia yang terdiri dari satu individu berjenis kelamin laki-laki, tiga individu berjenis kelamin perempuan dan satu bayi berumur 2 bulan setelah kelahiran.
Baca juga: Program Membangun Desa Untag Surabaya: Pengembangan UMKM Desa Pekarungan melalui Legalitas Usaha
Menurut hasil uji analisa korban dari dua sampel tulang diperkirakan hidup 1430-1640M. Dimana sumur ini merupakan peninggalan kerajaan Majapahit. Adanya informasi mengenai sejarah sumur Jobong tersebut disampaikan langsung oleh juru kuncinya yaitu Bapak. Agus.
Melanjutkan destinasi rute ke empat yaitu Makam Belanda ( Makam Peneleh ) yang berada pada lokasi di kelurahn Peneleh pemakaman seluas 6,4 hektar dengan adanya 3.500 lebih jasad yang dimakamkan di makam Belanda ini.
Makam ini merupakan makam khusus bagi para pejuang petinggi belanda. Salah satunya Gubernur Jendral Hindia Belanda Pieter Merkus, Wakil Direktur Mahkama Agung Hindia Belanda Pierre Jean Baptiste de Perez. Informasi tersebut disampaikan langsung oleh juru kunci Bapak.Yudi.
Setelah mengunjungi makam,dilanjutkan dengan rute selanjutnya yaitu Museum H.O.S Tjokroaminoto yang berada dikawasan Jl. Peneleh Gg. 07 No.29-31 yang diresmikan pada tanggal 27 November 2017.
H.O.S Tjokroaminoto merupakan tokoh nasional Indonesia dan juga pendiri organisasi Sarekat Islam didalam museum tersebut berisi banyaknya hiasan foto serta tulisan yang menceritakan sejarah perjalanan kehidupan dan perjuangan seorang H.O.S Tjokroaminoto dan adanya isi sejarah perkemangan Serikat Islam.
Baca juga: Program KKN & MBKM UNTAG Surabaya Membangun Desa Pekarungan
Selain itu terdapat adanya kamar kost Ir. Soekarno, baju beserta barang-barang peninggalan H.O.S Tjokroaminto. Informasi mengenai sejarah museum tersebut disampaikan langsung oleh Bapak. Arif selaku penjaga museum H.O.S Tjokroaminoto.
Destinasi terakhir ditutup dengan mengunjungi Jl.Tunjungan, disini peserta diberi estimasi waktu dua jam, dan dibebaskan untuk beraktivitas santai menyusuri tempat-tempat yang berada di kawasan tersebut.
Kegiatan incentive tour ini diikuti oleh 15 peserta dengan sasaran umur 14 sampai 36 tahun untuk umum. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kembali beberapa tempat wisata bersejarah yang berada di kota Surabaya.
Laporan Tim:
- Ananda Putri Silvia Ningrum
- Helena Milliatri Mesu
- Friska Apriliyani Tri Oentoyo
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945