Mahasiswa sebagai Agent Of Change di Era Society 5.0

Engineer use combination of AI technology and robotic arms to help with production lines and other activities to ensure accuracy and reduce errors and waste from production

Perkembangan pesat mendorong setiap individu yang belajar untuk terus berinovasi sesuai dengan spesialisasi akademis mereka. Melalui keterlibatan aktif dalam mengikuti perkembangan tersebut, kita dapat berperan dalam memelihara kemajuan keilmuan. Pengetahuan yang diperoleh juga berdampak positif pada pertumbuhan pribadi masing-masing individu.

Implementasi praktik adalah langkah pertama yang umumnya diambil setelah memperoleh pengetahuan baru dalam berbagai bidang akademis, bukan? Proses praktik ini menjadi kunci bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai generasi muda yang peduli terhadap negaranya, keterlibatan dalam kegiatan sosial atau organisasi menjadi salah satu cara untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh.

Generasi muda merupakan aset berharga bagi sebuah bangsa. Dengan adanya mereka, para pemimpin tidak perlu khawatir tentang masa depan bangsa. Beban berat ke depan tidak lagi ditanggung oleh generasi saat ini yang menempati posisi pemerintahan, melainkan oleh generasi muda yang saat ini sedang menimba ilmu di perguruan tinggi. Mereka adalah para mahasiswa.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca juga: Lawan Bullying, Mahasiswa KKN UAD Sosialisasi Pencegahan Bullying dan Asusila terhadap Anak-Anak sejak Dini

Sebagai peserta pendidikan tinggi, mahasiswa memiliki peran yang sangat besar dalam pembangunan negara ini. Mereka adalah pewaris masa depan peradaban bangsa. Mahasiswa memiliki keistimewaan sebagai Agen Perubahan karena memiliki akses yang luas terhadap pengetahuan. Namun, terkadang hal ini diabaikan oleh sebagian mahasiswa. Mereka menganggap bahwa kuliah saja sudah cukup untuk mencapai kesuksesan di masa depan, padahal kenyataannya tidak demikian.

Justru dengan menempuh pendidikan tinggi, tanggung jawab mereka semakin besar dan semakin bertambah. Sebagai pewaris masa depan peradaban bangsa, mahasiswa sebagai Agen Perubahan haruslah mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi. Lingkungan kampus harus dimanfaatkan secara optimal agar mahasiswa dapat berkontribusi secara signifikan terhadap masyarakat.

Tidak hanya di lingkungan kampus, jika dianggap bermanfaat, terdapat berbagai organisasi dan kegiatan kemasyarakatan di luar kampus yang tersedia bagi mahasiswa untuk bergabung. Namun, mereka harus bijaksana dalam memilih kegiatan mana yang ingin mereka ikuti dengan serius, dan sesuai dengan keahlian dan pengetahuan yang mereka miliki.

Baca juga: Menuju Circular Economy: Peran Lean Manufacturing dalam Mengurangi Limbah dan Meningkatkan Daur Ulang

Konsep Society 5.0

Menjadi anggota berbagai organisasi dan terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan bukan hanya sekedar mencari pengakuan, melainkan untuk memberikan dampak positif, sebagai sarana pembelajaran, dan untuk pengembangan pribadi. Oleh karena itu, diharapkan bahwa partisipasi mahasiswa dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan dan organisasi di lingkungan kampus dan masyarakat dapat membentuk karakter yang peduli dan memikirkan masa depan peradaban bangsa Indonesia.

Seiring berlalunya waktu, teknologi yang dibuat oleh manusia semakin maju. Salah satu contohnya adalah Society 5.0 yang diprakarsai oleh Jepang. Konsep ini mengusung penggunaan ilmu pengetahuan modern, seperti kecerdasan buatan (AI), robot, dan Internet of Things (IoT), untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Society 5.0 diresmikan hanya dua tahun yang lalu, tepatnya pada 21 Januari 2019, sebagai tanggapan terhadap konsep Industri 4.0.

Meskipun konsep revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 memiliki kesamaan, Society 5.0 lebih menekankan pada hubungan teknologi dengan kebutuhan manusia. Jika Industri 4.0 memusatkan pada kecerdasan buatan sebagai komponen utama, Society 5.0 lebih mengutamakan peran manusia dalam pemanfaatan teknologi modern.

Konsep Society 5.0 merupakan suatu evolusi yang disempurnakan dari paradigma-paradigma sebelumnya dalam sejarah peradaban manusia. Jika kita mengamati sejarah, kita bisa melihat bahwa masyarakat manusia telah mengalami berbagai tahap perkembangan yang disertai dengan perubahan signifikan dalam cara mereka hidup dan berinteraksi.

Society 1.0, sebagai contoh, mewakili zaman ketika manusia masih hidup dalam masyarakat berburu, bergantung pada keahlian berburu dan mengenal tulisan sebagai sarana komunikasi awal. Kemudian, Society 2.0 menandai transisi menuju pertanian, di mana manusia mulai mengenal konsep bercocok tanam dan menciptakan pemukiman tetap.

Era ini membawa perubahan besar dalam pola hidup manusia, dari kehidupan nomaden menjadi kehidupan yang lebih stabil di sekitar ladang pertanian. Society 3.0, di sisi lain, adalah era industri, yang melihat manusia menggunakan mesin dan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dalam berbagai aktivitas sehari-hari, mulai dari produksi hingga transportasi. Perkembangan ini menciptakan transformasi besar dalam struktur ekonomi dan sosial, dengan munculnya kelas pekerja dan pergeseran dari pertanian ke industri sebagai sektor utama.

Selanjutnya, Society 4.0 membawa kita ke era digital, di mana komputer dan internet menjadi semakin dominan dalam kehidupan manusia. Masyarakat menjadi lebih terhubung secara global, dan informasi menjadi lebih mudah diakses dan disebarluaskan melalui platform digital. Revolusi industri 4.0 ini menghasilkan inovasi besar dalam berbagai bidang, mulai dari teknologi informasi hingga kecerdasan buatan, yang mengubah cara kita bekerja, belajar, dan berinteraksi.

Namun, perubahan ini juga membawa tantangan baru, seperti kekhawatiran tentang privasi data dan pengangguran struktural akibat otomatisasi. Society 5.0, di sisi lain, mewakili tahap selanjutnya dalam evolusi manusia dan teknologi. Ini adalah era di mana teknologi tidak hanya menjadi alat eksternal, tetapi juga menjadi bagian integral dari manusia itu sendiri.

Internet, sebagai contoh, tidak hanya digunakan sebagai sumber informasi, tetapi juga sebagai alat untuk mengatur kehidupan sehari-hari, mulai dari sistem manajemen rumah pintar hingga penggunaan sensor kesehatan untuk pemantauan diri. Di Society 5.0, manusia menjadi pusat dari ekosistem teknologi, mampu menciptakan nilai baru melalui inovasi dan perkembangan teknologi yang lebih lanjut.

Peranan Mahasiswa dalam Society 5.0

Salah satu aspek kunci dari Society 5.0 adalah kemampuan untuk mengatasi ketimpangan sosial dan masalah ekonomi melalui pemanfaatan teknologi. Dengan adopsi teknologi yang tepat dan inklusif, masyarakat dapat meminimalkan kesenjangan dalam akses dan pemanfaatan sumber daya, sehingga menciptakan kesempatan yang lebih merata bagi semua orang. Misalnya, teknologi pendidikan dapat digunakan untuk memberikan akses pendidikan yang berkualitas kepada masyarakat yang sebelumnya tidak terjangkau oleh sistem pendidikan formal.

Begitu juga, teknologi keuangan inklusif dapat membantu mengurangi ketimpangan ekonomi dengan memberikan akses ke layanan keuangan kepada mereka yang sebelumnya tidak memiliki akses ke sistem perbankan tradisional. Namun, meskipun Society 5.0 menawarkan potensi besar untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkelanjutan, implementasinya tidaklah mudah, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Masih ada berbagai tantangan yang perlu diatasi, mulai dari infrastruktur teknologi yang terbatas hingga kurangnya keterampilan dan literasi digital di kalangan masyarakat. Selain itu, ada juga masalah etika dan privasi yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan dan penerapan teknologi baru.

Tetapi, meskipun sulit, bukan berarti tidak mungkin untuk mewujudkan Society 5.0 di negara seperti Indonesia. Contoh dari negara maju seperti Jepang menunjukkan bahwa dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, perubahan besar dalam arah teknologi dan inovasi bisa terjadi.

Inisiatif seperti “Society 5.0” di Jepang menyoroti pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta, serta keterlibatan aktif dari masyarakat dalam merancang dan mengimplementasikan solusi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Dengan demikian, meskipun tantangan besar mungkin dihadapi, ada peluang besar bagi Indonesia untuk merangkul Society 5.0 dan mengambil manfaatnya dalam membangun masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif, serta komitmen yang kuat untuk mengatasi tantangan yang ada, Indonesia dapat menjadi salah satu pemimpin dalam mewujudkan visi Society 5.0 di tingkat global.

Melihat perkembangan zaman di era Society 5.0, yang menempatkan peran manusia di atas teknologi, penting bagi kita sebagai mahasiswa untuk bersiap-siap dan mempersiapkan diri menghadapi era yang semakin cepat ini. Dalam era di mana teknologi semakin mendominasi, setiap individu perlu memiliki pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan untuk mengikuti laju perkembangan teknologi ini. Jika sebagai mahasiswa saat ini kita tidak mempersiapkan diri dan tidak mengasah keterampilan, kita akan tertinggal dan sulit menyesuaikan diri dengan kecepatan perubahan zaman.

Baca juga: Mempersiapkan Pendidikan Menuju Era Society 5.0

Hal ini dapat berdampak pada peningkatan tingkat pengangguran, seperti yang terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2022 mencapai 8,40 juta penduduk. Angka ini sangat mengkhawatirkan, dan kita tentu tidak ingin menjadi bagian dari peningkatan angka pengangguran tersebut. Keterampilan dan pengetahuan yang kita perlukan tidak hanya dapat diperoleh di dalam ruang kelas. Oleh karena itu, kita perlu mencari ruang-ruang lain yang dapat membantu kita mengembangkan keterampilan dan potensi diri dalam menghadapi era Society 5.0 ini.

Dengan demikian, mahasiswa sebagai agen perubahan dalam era Society 5.0 memiliki peran penting dalam mengadaptasi dan mendorong transformasi teknologi dan sosial. Mereka membawa inovasi, kreativitas, dan semangat untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.

Dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, mahasiswa dapat menjadi pemimpin dalam menerapkan solusi berbasis teknologi untuk mengatasi tantangan sosial dan ekonomi. Melalui kolaborasi antar-disiplin dan keterlibatan aktif dalam proyek-proyek inovatif, mahasiswa dapat membentuk masa depan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada manusia dalam era Society 5.0.

 

Penulis: Amelia Azzahra 
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Amikom Yogyakarta

Editor: Anita Said

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Daftar Pustaka

Damayanti. E. M. (2023). Peran Mahasiswa dalam Menghadapi Pendidikan di Era Society

5.0. Prosiding Seminar Nasional, 1(1).

Dewi, N. N., dkk. (2022). Menumbuhkan Kesadaran Mahasiswa Generasi Z Agar Berperan

Dalam Upaya Menjadi Agent Of Change Dalam Mencapai Society 5.0. Prosidang

Seminar Nasional Pekan Ilmiah Belajar (PILAR), 1(1).

Nugrono, R. N. (2022). Peran dan Strategi Mahasiswa dalam Menghadapi Era Society 5.0.

Jurnal Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik, 2(8).

Setiawan, D. (2020). Peran dan Strategi Perguruan Tinggi dalam Menghadapi Era Society

5.0. Journal of Computer, Information System, and Technology Management, 3(1).

 

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI