Manajemen Pekerjaan dan Keluarga pada Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

Manajemen pekerjaan keluarga anak

Keluarga merupakan unit terkecil di dalam masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat (rumah) yang memiliki sifat saling ketergantungan berdasarkan hubungan darah dan perkawinan.

Salah satu fungsi dari keluarga adalah fungsi cinta kasih, di mana sebuah keluarga harus dapat membagi waktunya dalam pekerjaan dan urusan keluarga, khususnya untuk anak-anak usia sekolah yang sangat memerlukan perhatian dari kedua orang tuanya. Hal tersebut tentu akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat menjalani kehidupannya dengan baik sebagaimana anak-anak usia sekolah lainnya.

Apa Saja Tantangan yang Harus Dihadapi?

Orang tua mempunyai dua tugas penting yang harus dijalankan. Pertama, melindungi keluarga yakni orang tua harus memelihara keselamatan kehidupan keluarganya baik moral maupun material. Kedua, orang tua juga memiliki kekuasaan dan tugas dalam mendidik anak-anaknya.

Bacaan Lainnya
DONASI

Akan tetapi, banyak sekali tantangan dalam melakukan perannya sebagai orang tua dalam sebuah keluarga, seperti tuntutan kebutuhan rumah tangga terus meningkat dari waktu ke waktu. Alhasil, satu sumber penghasilan dinilai tidak dapat mencukupi kebutuhan berkeluarga sehingga ayah dan ibu memutuskan untuk bekerja demi keluarga.

Baca Juga: Manajemen Komunikasi pada Keluarga dengan Status Sosial Rendah

Hal ini memberikan tantangan tersendiri bagi orang tua yang memiliki anak di usia sekolah contohnya, waktu yang terbatas, kurangnya pendidikan orang tua terhadap anak, anak akan merasa kesepian, kurangnya dukungan emosional, dan juga masalah keharmonisan hubungan.

Dengan tantangan yang telah disebutkan tadi, setidaknya terdapat tiga dampak negatif pada keluarga dengan suami istri yang bekerja. Pertama kesulitan membesarkan anak. Hal ini disebabkan jadwal kerja yang padat sehingga orang tua sering mendapat kesulitan dalam memberikan waktu yang cukup untuk anak-anak.

Hal ini membuat orang tua kesulitan untuk menanamkan nilai-nilai dan etika esensial pada anak-anaknya. Bahkan, jika orang tua mencoba menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak, jadwal kerja yang sibuk membatasi mereka untuk mengawasi anak-anak mempelajari nilai-nilai yang baik.

Kedua, anak akan merasa kesepian. Karena anak usia sekolah pada umumnya masih membutuhkan bantuan orang tuanya untuk merawat dirinya sendiri, maka mereka akan merasa kesepian tanpa kehadiran orang tua. Dengan orang tua yang berada di kantor untuk bekerja, anak-anak membutuhkan seseorang untuk bersama dirinya dan mendengarkan masalah mereka karena sering kali anak merasa tidak nyaman ketika tidak menemukan orang tua atau seseorang yang dekat dengan mereka.

Baca Juga: Peningkatan Komunikasi Keluarga dengan Anak Usia Remaja pada Masa Pandemi Covid-19

Ketiga, anak akan merasa kurangnya dukungan emosional dari orang tua. Setiap anak pada usia sekolah tentu akan melewati berbagai kesulitan baik kesulitan dalam memahami pelajaran maupun hal lainnya. Selama waktu seperti itu, anak membutuhkan seseorang untuk memberi dukungan emosional. Dalam hal itu, dukungan anggota keluarga terutama orang tua dapat membantu anak untuk melewati  dan menyelesaikan masalah mereka.

Bagaimana Strategi untuk Mengatasi Tantangan-Tantangan Tersebut?

Banyak anak yang merasa tidak diperhatikan dan disayang oleh orang tuanya karena mereka sibuk bekerja, dampak dari hal ini dapat berpengaruh besar kepada masa depan anak. Oleh karena itu, orang tua harus membagi waktu dengan optimal agar tidak terjadi kesalahpahaman dengan anak.

Oleh karena itu, orang tua harus membagi waktu dengan optimal agar tidak terjadi kesalahpahaman pada anak. Salah satunya adalah dengan cara menghindari kegiatan yang membuang waktu yang seharusnya digunakan untuk berinteraksi dengan anak. Menghindari kegiatan yang membuang waktu merupakan bentuk dari manajemen waktu, orang tua tentu ingin membangun bonding yang baik dengan rekan kerja dan kerabat.

Namun, terlalu banyak sosialisasi, bergosip, dan istirahat dari pekerjaan terlalu lama akan membuat orang tua kurang produktif. Fokuslah pada tugas Anda di tempat kerja dan targetkan agar dapat pulang tepat waktu, apabila memungkinkan lebih cepat dari waktu pulang. Ketika di rumah tentukan batasan waktu untuk mengecek pekerjaan, upayakan untuk melakukannya pada saat anak telah tertidur.

Baca Juga: Komunikasi Berperan Penting pada Keharmonisan Keluarga, Mengapa?

Membuat rutinitas bersama keluarga juga dapat meningkatkan kedekatan antara orang tua dan anak. Hal ini dapat diwujudkan dengan membuat rutinitas sederhana, seperti mengajak keluarga untuk makan di restoran, menonton film di bioskop pada akhir minggu, jalan-jalan ke tempat wisata, atau sekedar staycation.

Pastikan waktu yang dihabiskan bersama direncanakan dengan matang sehingga tidak harus pusing mengurus hal lain pada saat refreshing, sehingga dapat membuat waktu bersama menjadi maksimal.

Bagaimana Dampak dari Strategi yang Telah Diterapkan?

Keluarga  merupakan  forum  pendidikan yang pertama  dan utama  dalam  sejarah  hidup sang anak yang   menjadi   dasar   penting   dalam pembentukan karakter  manusia itu  sendiri. Untuk menciptakan  karakter yang kuat  dan jiwa baik pada anak di dalam keluarga, diperlukan  terciptanya  suasana  keluarga  yang harmonis dan dinamis. Hal tersebut dapat tercipta jika terbangun koordinasi dan komunikasi  dua  arah  yang  kuat  antara  orang tua dan anak.

Dengan strategi yang telah disebutkan di atas interaksi dan komunikasi antara anak dan orang tua akan meningkat sehingga dengan waktu yang sedikit karena terhambat oleh pekerjaan dapat digunakan dengan baik untuk membangun kedekatan antara anak dan orang tuanya.

Menambah pemasukan keluarga memang penting, tetapi kebersamaan dan keharmonisan keluarga jauh lebih penting, apalagi bagi tumbuh kembang si buah hati. Oleh karena itu, orang tua sangat perlu memahami cara memanajemen waktu yang baik dan benar agar pekerjaan dan hubungan antar anggota keluarga tetap berjalan dengan baik. Dengan manajemen waktu yang baik dan teratur, tantangan dan rintangan yang akan menghambat keharmonisan keluarga tidak akan terjadi.

Muhammad Arief Fadhilah
Fatih Zakka Zahama
Deswita Putri Salsabila

Mahasiswa IPB University

Dosen Pengampu:
Ir. MD. Djamaludin, M.Sc
Dr. Irni Rahmayani Johan, SP , MM
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University

Editor: Diana Pratiwi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI