Manfaat Daun Kelor (Moringa oleifera) untuk Hipertensi

Hipertensi
Daun Kelor.

Kelor atau Moringa oleifera Lam., memiliki asal dari India dan Arab, tetapi sekarang menyebar luas di berbagai wilayah, termasuk daerah yang kering dan gersang. Tanaman ini tumbuh dengan mudah di banyak tempat, termasuk daerah tropis dengan curah hujan tinggi.

Di Indonesia, kelor dapat ditemukan di banyak daerah, seperti Jawa, Madura, Lampung, Bali, dan Bima. Selain sebagai tanaman pagar atau pembatas tanah, kelor telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional dan memiliki beragam manfaat, termasuk untuk menyembuhkan banyak jenis penyakit seperti peradangan dan bisul.

Indonesia mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah. Keanekaragaman tanaman obat tumbuh subur di Indonesia. Kekayaan alam ini sangat bermanfaat bagi penduduk lokal dan global. Penelitian menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai sumber bahan obat bagi masyarakat salah satunya adalah daun kelor.

Bacaan Lainnya
DONASI

Daun kelor kaya akan antioksidan seperti alkaloid, saponin, fitosterol, tanin, fenolik, polifenol, dan flavonoid. Kadar polifenol dan flavonoidnya lebih tinggi daripada daun lain seperti labu silam dan pakis. Selain itu, mengandung vitamin C sebanyak 220mg/100g daun, hampir empat kali lipat lebih tinggi dari daun kenikir dan daun pepaya.

Kandungan ini dapat membantu mencegah oksidasi LDL. Potassium di dalamnya membantu mengendalikan tekanan darah, sementara fitosterolnya membantu mengurangi kolesterol jahat dalam darah. Daun kelor dapat berpotensi untuk menyembuhkan penyakit hipertensi.

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dalam arteri, menjadi faktor risiko utama kematian. Penyebabnya meliputi toksin, faktor genetik, usia, jenis kelamin, stres, kegemukan, merokok, dan faktor gaya hidup lainnya.

Gejala hipertensi sering tidak terlihat, tetapi dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan ginjal, penyakit jantung, dan stroke.

Wanita usia subur rentan terhadap hipertensi selama kehamilan, yang dapat meningkatkan risiko preeklamsia dan perdarahan. Hipertensi dapat disebabkan oleh peningkatan denyut jantung, volume darah, dan kurangnya aliran darah ke jantung.

Baca Juga: Pengaruh Rebusan Daun Kelor (Moringa olifiera) pada Penderita Hipertensi

Di seluruh dunia, sekitar 972 juta (26,4%) orang dewasa menderita hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Dari 972 juta orang tersebut, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang.

Sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang diperkirakan meningkat menjadi 1,15 milyar ditahun 2025 (Apriliasari, Hestiningsih, & Udiyono, 2018).

Penderita hipertensi di Indonesia diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensinya telah mencapai 31,7% dari total penduduk. Dari 31,7%, hanya sekitar 0,4% kasus yang meminum obat hipertensi untuk pengobatan.

Pada orang dewasa 6-15%, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial (RI, Kementerian Kesehatan, 2013).

Berdasarkan penelitian terbukti ditemukannya khasiat kandungan daun kelor sebagai potensi penurunan tekanan darah. Hal ini ditunjukkan terdapat kandungan potasium dalam daun kelor. Dengan adanya potasium yang melimpah dalam daun kelor dapat berpotensi mengendalikan kadar sodium dalam darah yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

Selain potasium, daun kelor juga mengandung kalsium dan magnesium, kedua mineral tersebut juga berperan penting untuk menurunkan hipertensi.

Baca Juga: Daun Kelor dianggap dapat Atasi Stunting

Kalsium bekerja dalam meleksasikan otot polos dan kontraksi, dan juga dapat meningkatkan efek positif pada pembuluh darah, sementara itu kandungan magnesium bekerja untuk memompa natrium/ kalium atau ATPase yang mana dapat menjaga tekanan darah tetap normal.

Daun kelor juga mengandung senyawa bioaktif yaitu fitosterol yang berperan menggantikan kolestrol jahat dalam darah, karena senyawa fitosterol ini memiliki struktur kimia yang mirip dengan kolestrol. Di samping banyaknya manfaat kandungan daun kelor mengonsumsi dalam jumlah besar dapat mengakibatkan penumpukan zat besi yang tinggi dalam tubuh.

Kandungan zat besi yang tinggi ini bisa menyebabkan masalah dalam sistem pencernaan dan kondisi kelebihan zat besi disebut dengan hemokromatosis.

Disebutkan dalam penelitian oleh Britany dan Sumarni (2020) dosis harian yang dianjurkan adalah kurang lebih 70 gram agar menghindari penimbunan kelebihan nutrisi dalam tubuh.

Secara keseluruhan daun kelor menunjukkan potensi yang menjanjikan sebagai obat anti hipertensi alami dan aman. Terutama bagi mereka yang menghindari efek samping obat-obatan secara kimia.

Penulis:

Lessy Precylia Putri
Mahasiswa S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI