Membangun Kesehatan Mental melalui Konsep Lapisan Hati dalam Psikologi Islam (Sadr, Qalb, Fuad, dan Lubb)

Lapisan Hati
Sumber: unsplash.com

Kesehatan mental merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Hal ini mempengaruhi kualitas hidup dan interaksi sosial.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan mental sebagai keadaan keseimbangan yang memungkinkan individu mencapai potensi mereka, menghadapi stres, dan berkontribusi pada komunitas mereka.

Psikologi Islam menawarkan pendekatan holistik dan efektif untuk membangun kesehatan mental melalui konsep lapisan hati.

Menurut Zakiah Daradjat (1995), kesehatan mental yang baik dapat dicapai dengan membangun kesehatan lapisan hati.

Bacaan Lainnya

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis konsep lapisan hati (Sadr, Qalb, Fuad, Lubb) dalam psikologi Islam dan aplikasinya dalam meningkatkan kesehatan mental.

Psikologi Islam mengenal empat lapisan hati yang mempengaruhi kesehatan mental. Pertama Sadr, merupakan lapisan hati terluar yang mengatur emosi, perasaan, dan reaksi terhadap lingkungan.

“Hati yang tenang, damai, dan bebas dari kecemasan serta stres.” (Shaleh, 2019)

Baca Juga: Mengenal Emosi dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan Mental

Selanjutnya Qalb, merupakan lapisan hati kedua yang mengatur pikiran, kesadaran, dan kebijakan.

“Hati yang memiliki kemampuan merasakan, memahami, dan menghayati.” (Al-Ghazali, 2007)

Kemudian Fuad, merupakan lapisan hati ketiga yang mengembangkan kebijaksanaan, kesabaran, dan ketenangan.

“Hati yang memiliki kemampuan membedakan antara baik dan buruk.” (Shaleh, 2019)

Dan yang terakhir Lubb, merupakan lapisan hati terdalam yang mengembangkan kesadaran spiritual dan kecerdasan.

“Hati yang memiliki kemampuan memahami dan menghayati kebenaran.” (Hasan, 2020)

Membangun kesehatan mental yang optimal melalui pengembangan lapisan hati memerlukan komitmen dan kesadaran diri yang meliputi:

Lapisan Sadr dapat dibangun dengan mengakui dan menerima emosi, teknik relaksasi, dan refleksi diri (Sukanto, 1985; Zakiah Daradjat, 1995).

Baca Juga: Apa Perbedaan Pandangan Psikologi Islam dan Psikologi Barat?

Lapisan Qalb dapat dibangun dengan membaca Al-Qur’an, Hadits, berdoa, berdzikir, dan latihan kesabaran (Qur’an, 17:82; 40:60). Sementara

Lapisan Fuad dan Lubb dapat dibangun dengan meditasi, kontemplasi, afirmasi positif, kegiatan sosial, dan refleksi diri (Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, 2018).

Selain itu, beberapa praktik umum dapat dilakukan untuk memperkuat kesehatan mental. Seperti olahraga teratur, tidur yang cukup, dan makanan seimbang dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental (Sukanto, 1985; Zakiah Daradjat, 1995; Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, 2018).

Berbagi dengan orang lain juga dapat meningkatkan kesadaran sosial dan kebahagiaan (Qur’an, 2:195).

Peran lapisan hati dalam meningkatkan kesehatan mental adalah untuk meningkatkan kesadaran emosi (Sadr), mengembangkan kesadaran spiritual (Qalb), meningkatkan kebijaksanaan dan kesabaran (Fuad), mengembangkan kesadaran diri dan kecerdasan spiritual (Lubb), serta meningkatkan keseimbangan mental dan spiritual.

Baca Juga: Fenomena Homesick dan Kesehatan Mental Remaja

Hasil penelitian beberapa ahli mendukung peran lapisan hati dalam meningkatkan kesehatan mental.

Penelitian yang dilakukan oleh Hasan Langgulung (2017) menunjukkan bahwa praktik dzikir dan doa dapat menurunkan stres dan meningkatkan kesehatan mental pada mahasiswa.

Selain itu, juga ada studi yang dilakukan oleh Muhammad Quraish Shihab (2018) menemukan bahwa meditasi dan kontemplasi dapat meningkatkan kesadaran spiritual dan mengurangi gejala depresi.

Sebagai contoh nyata, kasus berikut menunjukkan keefektifan lapisan hati dalam meningkatkan kesehatan mental.

Kasus pertama yang menarik adalah seorang mahasiswa yang mengalami stres dan kecemasan karena tekanan akademis.

Dengan praktik dzikir dan doa, dia dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mentalnya.

Baca Juga: Mengatasi Stres dengan Metode Islamiyah dan Psikologi

Kemudian, kasus Imam Al-Ghazali juga menunjukkan keefektifan lapisan hati. Beliau mengalami krisis spiritual, tetapi menemukan ketenangan melalui meditasi dan kontemplasi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa konsep lapisan hati dalam psikologi Islam menawarkan pendekatan holistik dan efektif untuk membangun kesehatan mental.

Dengan memahami dan mengintegrasikan konsep lapisan hati (Sadr, Qalb, Fuad, dan Lubb), individu dapat mencapai keseimbangan emosi, spiritualitas, kesadaran diri, dan kebijaksanaan.

Dengan keseimbangan ini, kita dapat mengurangi stres, kecemasan, impulsif, dan meningkatkan kualitas hidup.

Meskipun psikologi Islam menghadapi kritik dan tantangan terkait kurangnya bukti empiris dan interpretasi subjektif terhadap Al-Qur’an dan hadits, tetapi psikologi Islam berpotensi menjadi solusi alternatif untuk gangguan mental.

Baca Juga: Ternyata! Inilah Tips Menjaga Kesehatan Mental Menurut Dokter

Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan psikologi Islam terintegrasi dengan psikologi modern, penelitian lebih lanjut, dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang psikologi Islam.

Dengan demikian, psikologi Islam siap menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan kesehatan mental dan kualitas hidup masyarakat global.

Penulis: Nabila Annisa
Mahasiswi Prodi Psikologi Islam, Institut Agama Islam Negeri Langsa

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi

1. Al-Ghazali. (2007). Ihya’ Ulumuddin. Penerbit Universitas Indonesia.

2. Daradjat, Z. (1995). Kesehatan mental. Penerbit Universitas Indonesia.

3. Shaleh. (2019). Psikologi Islam: Konsep hati dan jiwa. Jurnal Psikologi Islam, 5(1), 12-25.

4. Sukanto. (1985). Kesehatan mental dan psikologi. Penerbit Universitas Gadjah Mada.

5. Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab. (2018). Psikologi Islam.

6. Organisasi Kesehatan Dunia. (2019). Definisi kesehatan mental. Diperoleh dari : https://www.keluargaatomy.com/2024/10/pengertian-kesehatan-mental-menurut-who.html

7. Langgulung, H. (2017). Pengaruh Dzikir Terhadap Stres Mahasiswa.

8. Shihab, M. Q. (2018). Meditasi dan Kontemplasi dalam Psikologi Islam.

9. Al-Qur’an, 2:195 ; 17:82; 40:60

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses