Abstrak
Era teknologi yang semakin maju menghadirkan e-learning sebagai salah satu inovasi penting dalam dunia pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.
E-learning menawarkan fleksibilitas waktu dan tempat, akses tanpa batas terhadap sumber belajar, serta pengalaman pembelajaran yang lebih interaktif.
Hal tersebut bertujuan untuk menganalisis pengaruh e-learning terhadap prestasi akademik mahasiswa, mengidentifikasi tantangan dalam penerapannya, serta merumuskan strategi untuk memaksimalkan manfaatnya.
E-learning mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa dengan menyediakan materi yang adaptif, memfasilitasi kolaborasi, dan mendukung pembelajaran berbasis kemandirian.
Namun, implementasinya menghadapi berbagai tantangan, seperti kesenjangan akses teknologi, rendahnya literasi digital, dan kurangnya interaksi sosial.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, diperlukan upaya kolaboratif dari institusi pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta, seperti penyediaan infrastruktur teknologi, pelatihan literasi digital, dan pengembangan desain pembelajaran yang inklusif.
Sehingga dengan strategi yang tepat, e-learning dapat menjadi solusi efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang fleksibel, modern, dan mendukung peningkatan prestasi akademik mahasiswa.
Kata Kunci: e-learning, prestasi akademik, teknologi pendidikan.
Baca Juga:Â PMM UMM 97 Perkenalkan program E-Learning Joyful English
Pendahuluan
Era teknologi yang berkembang pesat telah membawa transformasi besar dalam pendidikan tinggi melalui inovasi digital seperti e-learning, yang memungkinkan pembelajaran fleksibel tanpa batasan waktu dan tempat (Asmawi, 2018).
E-learning menjadi strategi penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama bagi mahasiswa sebagai generasi digital native.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mendukung penggunaan platform seperti Learning Management System (LMS) dan aplikasi berbasis mobile, yang kini menjadi alat utama dalam interaksi antara mahasiswa dan dosen (Isti’ana, 2024; Muntafiah et al., 2024).
Kemampuan tersebut memungkinkan mahasiswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing, serta mengakses berbagai sumber daya pembelajaran.
Namun, implementasi e-learning juga menghadapi tantangan, seperti keterbatasan akses terhadap perangkat teknologi dan internet, rendahnya literasi digital, serta kurangnya disiplin diri di kalangan mahasiswa (Putra et al., 2021; Widyastuti, 2020).
Tidak semua mahasiswa dapat mengelola waktu dan tanggung jawab dalam pembelajaran daring, yang menjadi hambatan dalam mencapai keberhasilan.
Selain aspek tersebut, perbedaan tingkat adopsi teknologi di berbagai institusi pendidikan juga mempengaruhi efektivitas e-learning (Fathurrahman & Kusumadewi, 2022; Hidayat et al., 2020).
Peningkatan akses teknologi, literasi digital melalui pelatihan berkelanjutan, serta pengembangan program yang mendukung mahasiswa dalam manajemen diri dan tanggung jawab menjadi langkah penting dalam mengatasi tantangan tersebut (Sari & Santoso, 2021).
Selain aspek tersebut, menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, baik dari segi infrastruktur teknologi maupun pendekatan pedagogis inovatif, menjadi kunci keberhasilan e-learning (Pratiwi et al., 2019).
Implementasi yang tepat dapat menjadikan e-learning sebagai solusi efektif dalam menciptakan generasi muda yang unggul secara akademik dan memiliki keterampilan abad ke-21 yang relevan (Mulyadi & Andriani, 2021; Setiawan et al., 2022).
Baca Juga:Â Apa Benar Indonesia Siap Menggunakan E-Learning Secara Permanen?
Pembahasan
Pemahaman Mengenai E-Learning dalam Mendukung Prestasi Akademik Mahasiswa
E-learning merupakan metode pembelajaran berbasis teknologi yang menggunakan internet sebagai medium utama dalam penyampaian materi dan interaksi antara mahasiswa dan dosen (Hadisi & Muna, 2015).
Konteks pendidikan tinggi menjadikan e-learning sebagai alat yang mendukung proses pembelajaran dengan mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ke dalam sistem pendidikan.
Konsep e-learning tidak hanya mencakup akses terhadap bahan ajar digital, tetapi juga menyediakan pengalaman pembelajaran yang interaktif dan fleksibel.
Pemanfaatan berbagai platform, seperti Learning Management System (LMS), video konferensi, hingga aplikasi pembelajaran berbasis mobile, memungkinkan e-learning untuk memberikan akses kepada mahasiswa untuk mengakses pengetahuan di mana saja dan kapan saja sesuai kebutuhan.
Penerapan e-learning memiliki berbagai manfaat dalam mendukung prestasi akademik mahasiswa. Salah satu keunggulannya yaitu, fleksibilitas waktu dan tempat.
Mahasiswa dapat belajar sesuai jadwal yang mahasiswa tentukan sendiri, sehingga memungkinkan mahasiswa untuk mengatur waktu dengan lebih efisien.
E-learning juga memberikan akses yang luas terhadap berbagai sumber belajar, mulai dari video tutorial, e-book, jurnal ilmiah, hingga simulasi interaktif.
Upaya tersebut membantu mahasiswa untuk mendapatkan informasi yang lebih komprehensif dan mendalam terkait materi pembelajaran (Khomsah & Muassomah, 2021).
Keunggulan lain dari e-learning yaitu, kemampuannya untuk menciptakan pengalaman belajar yang personal dan adaptif.
Platform e-learning modern sering kali dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang mampu menyesuaikan konten pembelajaran dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman mahasiswa.
Baca Juga:Â Pembelajaran Daring atau e-Learning, Efektif atau Tidak?
Teknologi tersebut memungkinkan mahasiswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan mahasiswa sendiri, yang pada akhirnya meningkatkan pemahaman terhadap materi (Hadi & Susanto, 2021).
Pendekatan adaptif tersebut tidak hanya membuat pembelajaran lebih efektif tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi mahasiswa, sesuai dengan gaya belajar individu mahasiswa(Nugroho et al., 2020).
Fitur interaktif seperti kuis, diskusi daring, dan gamifikasi dalam platform e-learning berkontribusi signifikan terhadap keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Penelitian menunjukkan bahwa elemen interaktif mampu meningkatkan motivasi dan memperkuat partisipasi mahasiswa, sehingga hasil belajar menjadi lebih baik (Putri & Aditya, 2021).
Gamifikasi, misalnya, memberikan elemen kompetitif dan reward yang memotivasi mahasiswa untuk menyelesaikan tugas dengan antusiasme lebih tinggi (Rahman et al., 2022).
Adanya fitur-fitur tersebut menjadikan e-learning tidak hanya sebagai alat pembelajaran, tetapi juga sarana untuk menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan inovatif (Widodo & Sari, 2023).
Namun, efektivitas e-learning dalam mendukung prestasi akademik mahasiswa tidak hanya bergantung pada teknologi yang digunakan, tetapi juga pada kesiapan mahasiswa dan dosen dalam mengadopsi metode tersebut (Yalina, 2018).
Mahasiswa harus memiliki keterampilan literasi digital yang memadai untuk mengakses dan memanfaatkan teknologi dengan optimal.
Sebaliknya, dosen perlu merancang kurikulum dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik e-learning, seperti penyediaan materi yang menarik, struktur pembelajaran yang jelas, dan evaluasi yang relevan.
E-learning juga berperan dalam mengembangkan keterampilan soft skill mahasiswa, seperti kemandirian, pengelolaan waktu, dan kemampuan komunikasi digital.
Baca Juga:Â Tantangan dan Peluang SDM dalam Membangun Budaya Kerja Berbasis Teknologi
Mahasiswa yang mampu memanfaatkan e-learning dengan baik cenderung lebih terlatih dalam mengatur jadwal belajar secara mandiri dan memanfaatkan sumber daya digital untuk mendukung proses pembelajaran.
Keterampilan tersebut sangat penting di era digital, di mana kemampuan untuk belajar secara mandiri dan terus-menerus menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan dunia kerja.
Namun, pemahaman mengenai e-learning juga harus mencakup kesadaran akan tantangan yang dihadapi. Tidak semua mahasiswa memiliki akses yang memadai terhadap perangkat teknologi dan koneksi internet.
Rendahnya tingkat literasi digital di kalangan mahasiswa juga menjadi hambatan dalam penerapan e-learning.
Tantangan-tantangan tersebut menuntut adanya solusi strategis, seperti penyediaan infrastruktur teknologi yang merata, pelatihan literasi digital, serta pendekatan pembelajaran yang inklusif.
E-learning memiliki potensi besar untuk mendukung prestasi akademik mahasiswa, terutama jika diintegrasikan dengan strategi pembelajaran yang efektif.
Memahami kelebihan dan tantangan e-learning memungkinkan institusi pendidikan merancang pendekatan yang lebih baik untuk memanfaatkan teknologi tersebut.
Sehingga, e-learning bukan hanya alat pembelajaran, tetapi juga sebuah paradigma baru yang mendorong transformasi pendidikan di era teknologi.
Penerapan E-Learning terhadap Mahasiswa Sebagai Penunjang Prestasi Akademik
Penerapan e-learning dalam lingkungan perguruan tinggi telah menjadi salah satu inovasi yang signifikan dalam sistem pendidikan modern.
Memanfaatkan teknologi digital, e-learning menyediakan lingkungan belajar yang fleksibel, interaktif, dan efektif dalam membantu mahasiswa mencapai prestasi akademik yang lebih baik (Aryo Kusuma Yaniaja et al., 2021).
Baca Juga:Â 5 Alasan Mengapa Univarsity.org Bisa menjadi Pilihan Terbaik untuk Belajar Online Kamu
Pengintegrasian metode pembelajaran berbasis teknologi tersebut dilakukan melalui berbagai platform dan alat digital yang dirancang untuk mendukung kebutuhan pembelajaran mahasiswa secara holistik.
Salah satu cara penerapan e-learning dapat melalui platform Learning Management System (LMS), seperti Moodle, Google Classroom, atau Canvas.
LMS memungkinkan dosen untuk mengunggah materi perkuliahan, seperti modul, presentasi, atau video pembelajaran, yang dapat diakses mahasiswa kapan saja dan di mana saja.
Fitur seperti forum diskusi, kuis daring, dan tugas online mendukung interaksi yang lebih dinamis antara mahasiswa dan dosen, sehingga menciptakan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan bermakna (Rachmatullah et al., 2023).
Mahasiswa juga dapat memanfaatkan sistem tersebut untuk merefleksikan kemajuan mahasiswa secara mandiri melalui fitur pelacakan progres yang tersedia di sebagian besar LMS.
Penggunaan aplikasi video konferensi, seperti Zoom, Microsoft Teams, atau Google Meet, juga menjadi salah satu komponen utama dalam penerapan e-learning.
Aplikasi tersebut memungkinkan dosen untuk menyelenggarakan kuliah secara sinkron, di mana mahasiswa dapat berinteraksi langsung, mengajukan pertanyaan, dan mengikuti diskusi secara real-time.
Rekaman sesi kuliah yang disediakan oleh platform memungkinkan mahasiswa untuk mengulang materi yang belum dipahami, sehingga mendukung pembelajaran yang lebih mendalam.
Interaktivitas yang ditawarkan oleh video konferensi tersebut menjadi salah satu faktor penting yang meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran daring.
E-learning juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk memanfaatkan sumber daya pembelajaran global.
Berbagai kursus daring yang ditawarkan oleh platform seperti Coursera, edX, atau Khan Academy memberikan akses kepada mahasiswa untuk mempelajari topik-topik relevan dengan bidang studi mahasiswa, baik sebagai tambahan dari materi perkuliahan maupun sebagai bentuk pengayaan pengetahuan (Rahman et al., 2021).
Ketersediaan sumber daya tersebut memungkinkan mahasiswa untuk menjangkau pengetahuan yang sebelumnya sulit diakses, sehingga membantu mahasiswa berkembang secara akademik di era digital (Widodo & Sari, 2023).
Baca Juga:Â Mahasiswa KPI UINSA Ajak Siswa MI Safinda Belajar Cerdas dan Beradab
Namun, keberhasilan penerapan e-learning dalam menunjang prestasi akademik mahasiswa sangat bergantung pada kesiapan institusi, dosen, dan mahasiswa itu sendiri.
Institusi pendidikan harus menyediakan infrastruktur teknologi yang memadai, seperti jaringan internet yang stabil, perangkat lunak pendukung, serta pelatihan literasi digital bagi dosen dan mahasiswa (Hadi & Susanto, 2021).
Dosen perlu merancang kurikulum yang sesuai dengan metode pembelajaran daring, seperti pendekatan flipped classroom, di mana mahasiswa mempelajari materi secara mandiri sebelum sesi diskusi atau praktik (Pratama & Nurdin, 2022).
Mahasiswa tidak hanya memperoleh pemahaman yang lebih baik tetapi juga terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran (Nugroho et al., 2020).
Mahasiswa juga perlu mengembangkan keterampilan manajemen waktu dan kemandirian belajar untuk memaksimalkan manfaat dari e-learning.
Di dalam lingkungan pembelajaran daring, mahasiswa memiliki kebebasan yang lebih besar dalam mengatur waktu belajar mahasiswa, tetapi hal tersebut juga menuntut disiplin yang tinggi untuk menghindari penundaan atau kurangnya fokus (Wahidaty, 2021).
Bimbingan dan dukungan yang tepat dari dosen memungkinkan mahasiswa untuk belajar mengelola waktu dengan lebih efektif, sehingga dapat mengoptimalkan proses pembelajaran.
Tantangan seperti kesenjangan digital juga perlu menjadi perhatian dalam penerapan e-learning. Tidak semua mahasiswa memiliki akses yang sama terhadap perangkat teknologi dan koneksi internet yang memadai, terutama di daerah terpencil.
Institusi pendidikan perlu mengambil langkah proaktif untuk memastikan inklusivitas, seperti menyediakan fasilitas pinjaman perangkat atau subsidi akses internet bagi mahasiswa yang membutuhkan.
Baca Juga:Â Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)
Upaya Tantangan dan Memaksimalkan Prestasi Akademik Menggunakan E-Learning
Penerapan e-learning dalam pendidikan tinggi memberikan peluang besar untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa.
Namun, keberhasilan implementasinya tidak terlepas dari berbagai tantangan yang memerlukan perhatian khusus.
Tantangan tersebut mencakup kesenjangan akses teknologi dan internet, rendahnya literasi digital, minimnya interaksi sosial, kurangnya struktur pembelajaran yang jelas, dan kendala dalam desain pembelajaran yang berkualitas.
Tidak semua mahasiswa memiliki akses yang memadai terhadap perangkat teknologi atau koneksi internet yang stabil, terutama di daerah terpencil, yang sering kali memengaruhi partisipasi dalam pembelajaran daring (Saputra, 2023).
Literasi digital yang rendah di kalangan mahasiswa dan dosen dapat menjadi penghalang dalam memanfaatkan platform e-learning secara efektif, sehingga pelatihan literasi digital secara berkala diperlukan (Hadi & Susanto, 2021).
Minimnya interaksi sosial dalam e-learning juga menjadi tantangan signifikan karena dapat mengurangi motivasi dan keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran.
Kurangnya komunikasi dan kerja sama dalam pembelajaran daring menghambat pengembangan keterampilan kolaboratif yang penting bagi mahasiswa (Widodo & Sari, 2023).
E-learning yang tidak terstruktur dengan baik dapat menyebabkan mahasiswa kehilangan arah dalam proses belajar, yang pada akhirnya memengaruhi konsistensi dan hasil belajar mahasiswa (Nugroho et al., 2020).
Konten pembelajaran yang dirancang secara monoton atau kurang relevan dengan kebutuhan mahasiswa sering kali membuat proses belajar menjadi kurang menarik dan kurang efektif (Pratama & Nurdin, 2022).
Mengatasi tantangan tersebut, berbagai upaya strategis dapat dilakukan. Peningkatan akses teknologi dan internet menjadi prioritas, seperti menyediakan perangkat pinjaman bagi mahasiswa kurang mampu atau subsidi internet untuk mendukung pembelajaran daring (Hadi & Susanto, 2021).
Baca Juga:Â Bakat Belajar: Menemukan Potensi dan Mengoptimalkan Pembelajaran
Literasi digital dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan panduan sederhana yang membantu dosen dan mahasiswa memahami cara menggunakan platform e-learning secara optimal (Saputra, 2023).
Interaktivitas pembelajaran juga perlu ditingkatkan dengan menggunakan fitur diskusi daring, simulasi virtual, dan proyek kolaboratif yang mendorong keterlibatan aktif mahasiswa (Widodo & Sari, 2023).
Desain pembelajaran yang jelas dan terstruktur menjadi kunci untuk membantu mahasiswa mengatur waktu dan tanggung jawab mahasiswa dalam pembelajaran daring.
Dosen perlu merancang materi pembelajaran dalam format yang menarik, seperti video interaktif dan infografis, serta memberikan umpan balik yang konstruktif untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa (Pratama & Nurdin, 2022).
Evaluasi pembelajaran juga harus dilakukan secara variatif, mencakup metode seperti portofolio digital dan presentasi daring, untuk memberikan penilaian yang lebih komprehensif (Nugroho et al., 2020).
Memaksimalkan potensi teknologi dan meminimalkan kendala yang ada, e-learning dapat menjadi alat yang efektif untuk mendukung pembelajaran dan meningkatkan prestasi akademik mahasiswa.
Penerapan pendekatan yang berpusat pada mahasiswa, seperti pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan untuk personalisasi pembelajaran, dapat membantu mahasiswa fokus pada area yang memerlukan perbaikan (Suyuti et al., 2023).
Akses terhadap sumber daya pembelajaran global, seperti kursus daring dan perpustakaan digital, memperkaya pengalaman belajar mahasiswa di luar kurikulum formal (Rahman et al., 2021).
Upaya kolaboratif antara mahasiswa, dosen, institusi pendidikan, dan pemerintah dapat menciptakan ekosistem pembelajaran yang inklusif dan inovatif, mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan di era digital.
Baca Juga: Belajar Sosial Media Spesialis di Perusahaan Konstruksi terkemuka Surabaya
Kesimpulan
E-learning telah menjadi salah satu inovasi penting dalam dunia pendidikan, khususnya di era teknologi yang terus berkembang.
Menawarkan fleksibilitas waktu dan tempat, akses terhadap sumber daya pembelajaran yang luas, serta pengalaman belajar yang lebih interaktif, e-learning memiliki potensi besar untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa.
Namun, keberhasilan penerapannya tidak terlepas dari tantangan seperti kesenjangan akses teknologi, rendahnya literasi digital, minimnya interaksi sosial, dan keterbatasan infrastruktur.
Mengatasi tantangan tersebut memerlukan upaya kolaboratif antara institusi pendidikan, pemerintah, sektor swasta, dosen, dan mahasiswa.
Menyediakan akses yang merata, meningkatkan literasi digital, mengembangkan konten yang berkualitas, dan merancang strategi pembelajaran yang relevan dapat memaksimalkan e-learning sebagai alat pembelajaran yang efektif.
E-learning bukan hanya sebuah solusi alternatif, tetapi juga paradigma baru dalam pendidikan yang mampu menciptakan generasi muda yang unggul secara akademik dan siap menghadapi tantangan dunia kerja di era digital.
Penting untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem yang ada guna memastikan keberhasilan e-learning dalam jangka panjang.
Penggunaan teknologi yang terus berkembang, seperti kecerdasan buatan dan analitik data, dapat diintegrasikan untuk memantau kemajuan belajar mahasiswa secara lebih personal dan akurat.
Pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu, serta memberikan pengalaman yang lebih adaptif dan efisien, sehingga menciptakan hasil yang lebih optimal.
Penulis: Ahnaf Farhan Bima Arya
Mahasiswa Prodi Informatika, Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Daftar Pustaka
Asmawi, M. N. (2018). Kebijakan pendidikan islam pada era globalisasi, pasar bebas dan revolusi industri 4.0. Jurnal Scolae: Journal of Pedagogy, 1(2), 1–10.
Aryo Kusuma Yaniaja, A. K. Y., Hendra Wahyudrajat, H. W., & Devana, V. T. (2021). Pengenalan model gamifikasi ke dalam e-learning pada perguruan tinggi. ADI Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 22–30. https://doi.org/10.34306/adimas.v1i1.235
Fathurrahman, M., & Kusumadewi, R. (2022). Strategi pembelajaran daring di era pandemi: Pendekatan literasi digital untuk peningkatan hasil belajar mahasiswa. Gramedia.
Hadisi, L., & Muna, W. (2015). Pengelolaan teknologi informasi dalam menciptakan model inovasi pembelajaran (e-learning). Jurnal Al-Ta’dib, 8(1), 117–140.
Hadi, M., & Susanto, R. (2021). E-learning dan personalisasi pembelajaran di era digital. Gramedia.
Hidayat, T., Munawaroh, N., & Sulistiani, R. (2020). Tantangan implementasi e-learning dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Jurnal Pendidikan Digital, 5(2), 45-56.
Isti’ana, A. (2024). Integrasi teknologi dalam pembelajaran pendidikan Islam. Indonesian Research Journal on Education, 4(1), 302–310. https://doi.org/10.31004/irje.v4i1.493
Khomsah, A. F., & Muassomah, M. (2021). Penerapan e-learning dalam pembelajaran bahasa Arab di masa pandemi. Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Ilmiah, 6(1), 1–14. https://doi.org/10.55187/tarjpi.v6i1.4300
Mulyadi, H., & Andriani, T. (2021). Teknologi pendidikan abad ke-21: Konsep dan implementasi e-learning. Deepublish.
Muntafiah, U., Fatimatur, E., & Tolchah, M. (2024). Transformasi digital: Pemanfaatan learning management system dalam pembelajaran literasi Al-Qur’an. Anterior Journal, 23(3), 83–91.
Muttaqin, Z. (2024). Efektivitas penggunaan teknologi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam: Studi kasus implementasi platform e-learning. Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan Dan Kemasyarakatan, 18(3), 2153. https://doi.org/10.35931/aq.v18i3.3435
Nugroho, A. (2021). Penerapan e-learning sebagai solusi pembelajaran di masa depan. Jurnal Inovasi Pendidikan, 12(3), 102-115.
Nugroho, A., Wijayanti, F., & Suryadi, T. (2020). Teknologi adaptif dalam e-learning: Solusi pembelajaran di era revolusi industri 4.0. Jurnal Inovasi Pendidikan Digital, 7(2), 89-101.
Pratama, Y., & Nurdin, T. (2022). Flipped classroom dalam pembelajaran daring: Peluang dan tantangan. Jurnal Pendidikan Modern, 14(3), 56-70.
Pratiwi, E., Rahmawati, F., & Setyawan, D. (2019). Peran motivasi dan metode pembelajaran dalam keberhasilan e-learning. Jurnal Teknologi Pendidikan, 8(1), 75-89.
Putra, A., Suryani, T., & Wiryawan, D. (2021). Kendala akses teknologi dalam implementasi e-learning di perguruan tinggi. Jurnal Ilmu Pendidikan, 14(4), 32-47.
Putri, D., & Aditya, B. (2021). Meningkatkan keterlibatan mahasiswa melalui fitur interaktif pada platform e-learning. Jurnal Teknologi Pendidikan, 9(1), 45-57.
Rahman, F., Pratama, Y., & Nurdin, T. (2022). Gamifikasi sebagai strategi meningkatkan motivasi dalam pembelajaran daring. Jurnal Pendidikan Interaktif, 12(4), 78-90.
Rahman, F., Pratama, Y., & Nurdin, T. (2021). Pengaruh akses kursus global terhadap pengayaan pengetahuan mahasiswa. Jurnal Pendidikan Interaktif, 11(2), 45-60.
Rachmatullah, N., Mukarromah, D., & Sutabri, T. (2023). Learning management system berbasis cloud dalam model pembelajaran blended learning pada fakultas saintek UIN Raden Fatah. Jurnal Fasilkom, 13(02), 132–137. https://doi.org/10.37859/jf.v13i02.5024
Saputra, F. R., dkk. (2023). Tantangan pengembangan e-learning kampus merdeka belajar. TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 11(02), 102–113.
Setiawan, R., Hermawan, A., & Nugraha, F. (2022). E-learning sebagai paradigma baru dalam pendidikan: Tantangan dan peluang. Jurnal Pendidikan Inovatif, 10(2), 120-135.
Suyuti, S., Ekasari Wahyuningrum, P. M., Jamil, M. A., Nawawi, M. L., Aditia, D., & Ayu Lia Rusmayani, N. G. (2023). Analisis efektivitas penggunaan teknologi dalam pendidikan terhadap peningkatan hasil belajar. Journal on Education, 6(1), 1–11. https://doi.org/10.31004/joe.v6i1.2908
Wahidaty, H. (2021). Manajemen waktu: Dari teori menuju kesadaran diri peserta didik. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 1880–1889. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.1015
Widodo, A., & Sari, L. (2023). Inovasi e-learning untuk pembelajaran abad ke-21. Jurnal Pendidikan Digital, 11(1), 23-35.
Widyastuti, N. (2020). Literasi digital dalam pembelajaran daring: Studi kasus mahasiswa generasi Z. Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan, 7(3), 65-78.
Yalina, N. (2018). Model kesuksesan e-learning pada perguruan tinggi negeri (Vol. 7, Issue 1).
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News