9 Jenis Kecerdasan: Semua Orang itu Cerdas

Cerdas merupakan kata yang tidak asing didengar oleh telinga kita terutama untuk peserta didik belajar di sekolah. Keberhasilan peserta didik biasanya dipengaruhi oleh faktor kecerdasan. Mari kita bahas 9 jenis kecerdasan menurut Profesor Howard Gardner.

Peserta didik yang mampu mendapatkan nilai dan prestasi yang tinggi dianggap lebih cerdas dibanding dengan peserta didik yang lain. Tetapi tidak ada jaminan bahwa nilai ataupun prestasi dapat menentukan kesuksesan dalam belajar di sekolah.

Profesor Howard Gardner menemukan teori kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligences yang meyakini bahwa ada banyak kecerdasan yang dimiliki seseorang. Teori ini juga menekankan pentingnya model pembelajaran yang mampu mengembangkan salah satu kecerdasan hingga maksimal.

Bacaan Lainnya
DONASI

Ada sekitar sembilan kecerdasan yang umum atau telah diketahui dan masih bertambah dan dan mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Kesembilan kecerdasan tersebut meliputi kecerdasan logika, kecerdasan verbal, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan eksistensial.

1. Kecerdasan Logika/Matematika

Pertama adalah kecerdasan logika/matematika. Kecerdasan ini meliputi kemampuan untuk menganalisis, memahami hipotesis, dan tentunya menyelesaikan permasalahan matematika. Beberapa tokoh yang ahli dalam bidang matematika antara lain Isaac Newton, Albert Einstein, Blaise Pascal, B.J. Habibie.

Menurut Gardner, kecerdasan logika-matematis tidak hanya mencakup kemampuan untuk memahami dan menggunakan angka, tetapi juga kemampuan untuk menggunakan logika, memecahkan masalah, dan melakukan penalaran.

Dalam pandangan Gardner, kecerdasan logika-matematis tidak hanya ditemukan dalam konteks matematika, tetapi juga dalam bidang-bidang lain seperti ilmu komputer, sains, filsafat, dan teknologi. Orang yang memiliki kecerdasan logika-matematis yang kuat cenderung mahir dalam mengidentifikasi pola, menyusun argumen logis, dan memecahkan masalah yang rumit.

2. Kecerdasan Verbal/Bahasa

Kedua adalah kecerdasan verbal/bahasa. Kecerdasan ini meliputi kemampuan dalam menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan memaknai arti yang kompleks. Beberapa tokoh yang ahli dalam bidang bahasa antara lain William Shakespeare, W.S. Rendra, Wiji Thukul.

kecerdasan verbal adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, dan menghargai kata-kata secara efektif. Ini mencakup kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik melalui lisan dan tulisan, memahami struktur bahasa, serta menghargai dan menggunakan berbagai jenis bahasa dalam konteks yang tepat.

Individu yang memiliki kecerdasan verbal yang kuat cenderung memiliki kemampuan untuk mengekspresikan ide-ide dengan jelas dan persuasif, baik secara lisan maupun tertulis. Mereka juga mungkin memiliki daya ingat kata-kata yang baik, kemampuan untuk memahami dan menafsirkan makna yang kompleks dalam teks, serta kemampuan untuk menggunakan bahasa untuk mempengaruhi orang lain.

Kecerdasan verbal tidak hanya terbatas pada kemampuan berbahasa, tetapi juga mencakup pemahaman tentang aspek-aspek linguistik seperti tata bahasa, semantik, dan fonologi. Selain itu, kecerdasan verbal juga melibatkan kemampuan untuk merasakan, mengapresiasi, dan menggunakan kekuatan estetika bahasa, seperti dalam puisi atau sastra.

Gardner menekankan bahwa kecerdasan verbal adalah salah satu dari beberapa jenis kecerdasan yang dapat dimiliki seseorang, dan penting untuk diakui dan dikembangkan bersama dengan kecerdasan lainnya.

3. Kecerdasan Spasial/Visual

Ketiga adalah kecerdasan spasial/visual. Kecerdasan ini merupakan kemampuan menghasilkan imajinasi atau daya khayal dalam menciptakan representasi grafis. Mereka yang memiliki kecerdasan ini sanggup berfikir tiga dimensi, yaitu daya khayal ruang bidang, penalaran spasial, manipulasi gambar, keterampilan grafis dan seni. Beberapa tokoh yang ahli dalam bidang visual antara lain Andy Warhol, Pablo Picasso, John Kenn Mortensen, Farid Stevy Asta.

Kecerdasan spasial adalah kemampuan untuk memahami dan memanipulasi objek-objek dalam ruang. Individu yang memiliki kecerdasan spasial yang kuat cenderung memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan objek-objek dari berbagai sudut pandang, memahami hubungan spasial antara objek, dan menghasilkan gambaran mental yang akurat tentang ruang.

Orang dengan kecerdasan spasial yang kuat mungkin memiliki bakat dalam bidang-bidang seperti seni visual, arsitektur, desain grafis, dan matematika geometri. Mereka mungkin mahir dalam menggambar, memodelkan, atau merancang objek-objek dalam ruang tiga dimensi. Selain itu, mereka juga mungkin memiliki kemampuan untuk menavigasi dengan baik dalam lingkungan fisik dan memecahkan masalah yang melibatkan pemetaan ruang.

Kecerdasan spasial juga terkait dengan kemampuan untuk mengenali pola-pola visual, menginterpretasikan peta atau diagram, dan menghasilkan representasi visual yang kreatif. Individu dengan kecerdasan spasial yang kuat sering kali memiliki imajinasi visual yang kaya dan dapat mengungkapkan ide-ide mereka melalui medium visual.

4. Kecerdasan Musikal/Ritmik

Keempat adalah kecerdasan musikal/ritmik. Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan seseorang membedakan nada, ritme, dan timbre kemudian dapat memproduksinya. Beberapa tokoh yang ahli dalam bidang musik antara lain Beethoven, Mozart, W.R. Supratman.

Kecerdasan musikal adalah kemampuan untuk menghargai, memahami, dan menggunakan musik secara efektif. Ini mencakup kemampuan untuk membedakan nada, ritme, dan pola-pola musik, serta kemampuan untuk menghasilkan musik sendiri atau tampil dengan baik dengan alat musik atau suara.

Individu yang memiliki kecerdasan musikal yang kuat cenderung memiliki bakat dalam bidang-bidang seperti menyanyi, bermain alat musik, komposisi musik, dan penghasilan suara. Mereka mungkin memiliki kemampuan untuk mengingat lagu-lagu dengan cepat, menangkap dan meniru pola-pola musik dengan akurat, dan menghargai berbagai genre musik.

Kecerdasan musikal tidak hanya terbatas pada kemampuan bermain alat musik atau bernyanyi, tetapi juga mencakup pemahaman tentang struktur musik, harmoni, melodi, dan ritme. Individu dengan kecerdasan musikal yang kuat sering kali memiliki kemampuan untuk mengungkapkan emosi dan ide-ide kompleks melalui musik, serta untuk berkolaborasi dengan baik dengan orang lain dalam konteks musik.

5. Kecerdasan Tubuh/Kinestetik

Kelima adalah kecerdasan tubuh/kinestetik. Kecerdasan ini berkaitan dengan hubungan antara pikiran dan tubuh seperti menari, berolahraga, bela diri. Beberapa tokoh yang ahli dalam bidang kinestetik antara lain Pele, Bruce Lee, Didik Nini Thowok.

Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan untuk menggunakan tubuh dengan keterampilan dan koordinasi yang tinggi, serta memiliki pemahaman yang mendalam tentang gerakan fisik. Ini mencakup kemampuan untuk mengendalikan gerakan tubuh dengan presisi, memahami hubungan antara tubuh dan ruang, serta mengkoordinasikan gerakan dengan baik.

Individu yang memiliki kecerdasan kinestetik yang kuat cenderung memiliki bakat dalam bidang-bidang seperti olahraga, tari, seni bela diri, atau pekerjaan yang melibatkan keterampilan fisik dan koordinasi tubuh. Mereka mungkin memiliki kemampuan untuk belajar gerakan-gerakan baru dengan cepat, memiliki keseimbangan yang baik, dan memiliki kontrol motorik yang presisi.

Kecerdasan kinestetik tidak hanya terkait dengan kemampuan atletik atau seni pergerakan, tetapi juga mencakup pemahaman tentang anatomi tubuh, mekanika gerak, dan keterampilan fisik yang diperlukan dalam berbagai aktivitas. Individu dengan kecerdasan kinestetik yang kuat sering kali memiliki kemampuan untuk mengungkapkan diri mereka sendiri melalui gerakan tubuh, serta untuk menggunakan tubuh mereka sebagai alat untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka.

6. Kecerdasan Naturalis

Keenam adalah kecerdasan naturalis. Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memahami alam, manusia, hewan, tumbuhan. Kecerdasan ini sangat penting karena dapat membantu lingkungan sekitarnya dalam mengantisipasi peristiwa alam.

Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengamati, memahami, dan mengenali pola-pola alam, serta memahami hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ini mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi flora dan fauna, memahami sistem ekologi, dan memprediksi fenomena alam.

Individu yang memiliki kecerdasan naturalis yang kuat cenderung memiliki minat yang dalam terhadap alam, baik itu tumbuhan, hewan, atau fenomena alam. Mereka mungkin memiliki kemampuan untuk mengamati detail-detail kecil dalam lingkungan mereka, memahami interaksi antara organisme hidup, dan mengidentifikasi pola-pola dalam sistem alam.

Kecerdasan naturalis tidak hanya terbatas pada pengetahuan tentang alam, tetapi juga mencakup pemahaman tentang prinsip-prinsip ekologi, konsep-konsep ilmiah, dan keterampilan dalam mengamati dan mengumpulkan data tentang alam.

Individu dengan kecerdasan naturalis yang kuat sering kali memiliki kemampuan untuk menggunakan pengetahuan mereka tentang alam untuk memecahkan masalah, merencanakan strategi, atau mempengaruhi perilaku orang lain dalam konteks lingkungan.

7. Kecerdasan Interpersonal

Ketujuh adalah kecerdasan interpersonal. Kecerdasan ini merupakan kemampuan dan berinteraksi dengan orang lain. Beberapa tokoh seperti Abraham Lincoln dan Mahatma Gandhi menggunakan kecerdasan ini untuk mengubah dunia.

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami orang lain: empati, menangkap perasaan, motivasi, dan keadaan emosional orang lain. Kecerdasan interpersonal mencakup kemampuan untuk membangun hubungan yang kuat, memediasi konflik, dan bekerja sama secara efektif dalam kelompok.

Individu dengan kecerdasan interpersonal yang kuat cenderung memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan kemampuan untuk membaca situasi antarpersonal dengan baik. Mereka juga dapat menyesuaikan perilaku mereka sesuai dengan kebutuhan situasi, berkomunikasi dengan baik, dan membangun jaringan sosial yang luas.

Kecerdasan interpersonal tidak hanya terbatas pada kemampuan berinteraksi dengan orang lain secara langsung, tetapi juga mencakup pemahaman tentang dinamika sosial, keahlian dalam negosiasi, dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain secara positif. Individu dengan kecerdasan interpersonal yang kuat sering kali menjadi pemimpin yang efektif, mentor yang baik, atau anggota tim yang berharga dalam konteks kerja sama kelompok.

8. Kecerdasan Intrapersonal

Kedelapan adalah kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami diri sendiri. Biasanya kecerdasan ini dikatkan dengan kebijaksanaan. Beberapa tokoh yang memiliki kecerdasan ini Socrates, Aristotele, Plate, Friedrich Nietzsche.

Kecerdasan intrapersonal, menurut Howard Gardner dalam teorinya tentang kecerdasan majemuk, adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri secara mendalam, termasuk pemahaman tentang kekuatan, kelemahan, motivasi, dan tujuan pribadi. Individu dengan kecerdasan intrapersonal yang kuat cenderung memiliki kesadaran diri yang tinggi, kemampuan untuk mengatur emosi mereka sendiri, dan memiliki visi yang jelas tentang diri mereka sendiri dan apa yang mereka inginkan dalam hidup.

Kecerdasan intrapersonal melibatkan kemampuan untuk refleksi introspektif, evaluasi diri, dan pengembangan kebijaksanaan diri. Individu dengan kecerdasan intrapersonal yang kuat mungkin memiliki kemampuan untuk menetapkan tujuan yang realistis, mengelola stres dengan efektif, dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang diri mereka sendiri.

Selain itu, kecerdasan intrapersonal juga mencakup kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, mengembangkan rasa percaya diri, dan memahami nilai-nilai dan keyakinan yang mendasari perilaku mereka. Individu dengan kecerdasan intrapersonal yang kuat sering kali memiliki kepuasan diri yang tinggi dan mampu mencapai keberhasilan pribadi dan profesional yang signifikan.

9. Kecerdasan Eksistensial

Kesembilan adalah kecerdasan eksistensial. Kecerdasan ini biasa disamakan dengan kecerdasan spiritual. Kecerdasan ini dipandang sebagai kombinasi interpersonal dan intrapersonal dengan ditambahkan komponen nilai.

Sebagai penjelasan, dalam karya-karyanya, Howard Gardner tidak secara eksplisit mengidentifikasi kecerdasan eksistensial sebagai salah satu dari kecerdasan majemuk yang diajukan dalam teorinya. Gardner memperkenalkan konsep kecerdasan majemuk dalam bukunya yang terkenal “Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences”, dan dalam karyanya tersebut, dia mengidentifikasi tujuh kecerdasan awal: verbal-linguistik, logika-matematis, visual-ruang, musikal, kinestetik-tubuh, interpersonal, dan intrapersonal.

Namun demikian, beberapa ahli telah mengusulkan kecerdasan eksistensial sebagai tambahan ke dalam kerangka multiple intelligences yang diajukan oleh Gardner. Kecerdasan eksistensial dapat dijelaskan sebagai kemampuan untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan makro tentang eksistensi, makna hidup, nilai-nilai, dan tujuan dalam kehidupan.

Individu dengan kecerdasan eksistensial yang kuat mungkin memiliki minat yang mendalam dalam pertanyaan-pertanyaan filosofis, spiritualitas, atau etika. Mereka cenderung memiliki kepekaan terhadap isu-isu universal dan mungkin merenungkan makna hidup secara mendalam. Kecerdasan eksistensial juga terkait dengan kemampuan untuk mencapai kebijaksanaan eksistensial, yaitu kemampuan untuk mencapai pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri dan tempat kita dalam dunia ini.

Meskipun konsep kecerdasan eksistensial tidak secara langsung diajukan oleh Gardner, beberapa orang melihatnya sebagai aspek penting dari kecerdasan manusia yang perlu diakui dan dikembangkan. Ini menyoroti pentingnya mendukung pemahaman yang kaya dan reflektif tentang makna hidup dan eksistensi manusia dalam konteks pendidikan dan pengembangan pribadi.

Kesimpulan

Dengan melihat banyaknya kecerdasan yang ada dapat menghapuskan stereotip bahwa orang yang cerdas hanya mereka yang unggul dalam bidang akademik seperti di sekolah khususnya di sekolah konvensional. Setiap orang mempunyai porsi masing-masing tidak bisa dibandingkan hanya karena kurang cerdas dalam beberapa hal tertentu.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam mengembangkan kecerdasan yang dimiliki setiap peserta didik. Dalam pendidikan formal biasanya hanya mengutamakan beberapa kecerdasan saja dibuktikan dengan sistem ujian nasional. Walau sekarang ujian nasional sudah tidak menjadi penentu kelulusan, siswa tetapi masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi dunia pendidikan.

Setelah memahami tentang beragam kecerdasan yang ada dan dimiliki manusia, Anda bisa menentukan sendiri kecerdasan apa yang Anda atau orang di sekitar Anda miliki. Dari sembilan kecerdasan manusia memiliki satu atau beberapa kecerdasan.

Penting untuk mengembangkan kecerdasan yang dimiliki untuk melihat potensi sesorang di masa depan. Akan menjadi apa atau seperti apakah seseorang di masa depan berkaitan erat dengan kecerdasan yang dimiliki.

Bagaimana cara seseorang tersebut mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya juga berperan penting. Jadi lakukanlah hal-hal yang Anda suka dan cintai untuk mendapatkan kehidupan yang Anda inginkan.

Ulul Fahmi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI