Upaya Penanganan Isu Perkebunan Kelapa Sawit terhadap Perubahan Iklim di Indonesia

Isu Perkebunan Kelapa Sawit
Ilustrasi Perkebunan Kelapa Sawit (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Perkebunan kelapa sawit merupakan sektor penting bagi perekonomian Indonesia, namun juga menimbulkan isu perubahan iklim. Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu isu yang paling penting untuk diatasi.

Indonesia, sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa, merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor terpenting di Indonesia. Indonesia adalah produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia, dengan menyumbang sekitar 57% dari produksi global. Namun, perkebunan kelapa sawit juga menimbulkan sejumlah isu seperti isu lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Bacaan Lainnya
DONASI

Salah satu isu lingkungan yang paling utama terkait dengan perkebunan kelapa sawit adalah deforestasi. Deforestasi adalah penggundulan hutan untuk tujuan lain, seperti pertanian, pertambangan, atau pembangunan.

Deforestasi yang disebabkan oleh perkebunan kelapa sawit telah menyebabkan hilangnya habitat alami bagi flora dan fauna, serta mengancam keanekaragaman hayati. Deforestasi yang disebabkan oleh perkebunan kelapa sawit juga berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Hutan berfungsi sebagai penyerap karbon dioksida, yang merupakan gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Ketika hutan digunduli, karbon dioksida dilepaskan ke atmosfer, sehingga meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca dan memperburuk perubahan iklim.

Menurut laporan dari Greenpeace, perkebunan kelapa sawit menyumbang sekitar 1,5% dari emisi gas rumah kaca global. Emisi ini berasal dari tiga sumber utama, yaitu:

  1. Pembakaran hutan untuk membuka lahan perkebunan;
  2. Kebakaran hutan yang terjadi di perkebunan kelapa sawit; serta
  3. Penggunaan bahan bakar fosil untuk kegiatan operasional perkebunan.

Indonesia sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa, menjadi salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Perubahan iklim merupakan salah satu isu paling mendesak yang dihadapi oleh dunia saat ini. Indonesia, sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa, merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mengatasi isu perubahan iklim yang disebabkan oleh perkebunan kelapa sawit. Upaya-upaya tersebut antara lain:

  1. Penegakan hukum yang lebih ketat terhadap deforestasi;
  2. Pengembangan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan; serta
  3. Penggunaan energi terbarukan di perkebunan kelapa sawit.

Penanganan isu perubahan iklim ini juga ada tantangannya, seperti kompleksitas masalah, kurangnya data dan informasi, kurangnya kerja sama antar pihak, kurangnya dukungan finansial, serta perilaku dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.

Perubahan iklim merupakan masalah yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor, baik faktor alam maupun faktor manusia. Penanganan masalah ini memerlukan kerja sama yang erat antara berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat.

Data dan informasi yang akurat dan terkini masih diperlukan untuk mendukung upaya penanganan masalah. Data dan informasi ini dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas upaya yang telah dilakukan dan untuk merumuskan kebijakan dan strategi yang lebih efektif.

Kerja sama yang erat antara berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, merupakan kunci keberhasilan penanganan isu perubahan iklim. Kerja sama ini diperlukan untuk memastikan bahwa upaya yang dilakukan bersifat komprehensif dan efektif.

Penanganan isu perubahan iklim membutuhkan dukungan finansial yang besar. Pemerintah dan swasta perlu bersinergi untuk menyediakan sumber daya finansial yang memadai untuk mendukung upaya penanganan masalah.

Perilaku masyarakat juga perlu berubah untuk mendukung upaya penanganan perubahan iklim. Masyarakat perlu mengurangi konsumsi energi dan sumber daya alam, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi tantangan penanganan isu perubahan iklim di Indonesia, salah satunya adalah menetapkan moratorium pembukaan lahan hutan baru untuk perkebunan kelapa sawit yang bertujuan untuk mencegah deforestasi dan degradasi hutan. Moratorium ini ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2018.

Moratorium ini telah berhasil mengurangi deforestasi akibat perkebunan kelapa sawit secara signifikan. Pada tahun 2019, deforestasi akibat perkebunan kelapa sawit telah turun menjadi 400.000 hektar, dari 1,6 juta hektar pada tahun 2015.

Moratorium ini berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia, baik di kawasan hutan lindung, hutan produksi, maupun di luar kawasan hutan. Moratorium ini juga berlaku untuk seluruh jenis tanaman perkebunan, termasuk kelapa sawit, tebu, dan karet.

Upaya lainnya adalah mengembangkan kebijakan energi terbarukan yang dirumuskan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) 2021-2030. RUEN menargetkan bauran energi terbarukan dalam bauran energi nasional sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050.

Kebijakan energi terbarukan ini telah menunjukkan hasil yang positif. Pada tahun 2022, bauran energi terbarukan dalam bauran energi nasional telah mencapai 12,3%.

Masyarakat di berbagai daerah di Indonesia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan telah membentuk kelompok masyarakat peduli lingkungan. Kelompok-kelompok ini terbentuk secara swadaya dan/atau atas dukungan dari pemerintah atau swasta.

Kelompok-kelompok ini berperan dalam melakukan kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan, seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, serta kegiatan lainnya yang dapat menjaga kelestarian lingkungan.

Beberapa contoh kelompok masyarakat peduli lingkungan di Indonesia seperti Forum Masyarakat Peduli Lingkungan (FMPL) yang peduli terhadap lingkungan di tingkat lokal, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yang memiliki jaringan di seluruh Indonesia dan melakukan berbagai kegiatan pelestarian lingkungan, serta Greenpeace yang merupakan organisasi lingkungan hidup internasional yang memiliki kantor di Indonesia.

Pemerintah juga berupaya menyediakan dukungan finansial yang memadai untuk upaya penanganan perubahan iklim seperti memberikan subsidi bagi pengembangan energi terbarukan, memberikan insentif pajak bagi pengembangan energi terbarukan, serta memberikan jaminan pembelian listrik bagi pembangkit listrik tenaga terbarukan.

Selain itu, Swasta juga mengambil peran seperti investasi langsung dalam pengembangan energi terbarukan yang dapat membantu mempercepat pengembangan energi terbarukan di Indonesia, memberikan donasi kepada organisasi lingkungan hidup yang dapat membantu organisasi lingkungan hidup untuk melakukan berbagai kegiatan pelestarian lingkungan, serta menerapkan praktik bisnis yang ramah lingkungan dalam membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak lingkungan lainnya.

Pemerintah Indonesia telah memasukkan pendidikan lingkungan sebagai mata pelajaran wajib di sekolah. Pendidikan lingkungan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan. Langkah ini merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

Selain melakukan berbagai kampanye lingkungan, Pemerintah Indonesia juga telah menerapkan peraturan lingkungan yang ketat seperti peraturan tentang pengelolaan limbah B3 dan peraturan tentang pengendalian pencemaran udara yang bertujuan untuk melindungi lingkungan dari kerusakan.

Peran masyarakat dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dengan menjadi contoh yang baik dalam menjaga lingkungan yaitu menerapkan perilaku  ramah lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya, menghemat air, dan menggunakan energi listrik secara efisien.

Masyarakat juga perlua mendukung kegiatan-kegiatan lingkungan serta menyebarkan informasi tentang lingkungan melalui berbagai media, seperti media sosial, media massa, dan kegiatan-kegiatan di masyarakat.

Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa upaya pelestarian lingkungan dapat berjalan secara efektif dan berkelanjutan. Penanganan isu perubahan iklim juga merupakan tanggung jawab bersama.

Semua pihak perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan yang ada dan memastikan bahwa upaya yang dilakukan bersifat komprehensif dan efektif.

Penulis: Eka Puspitasari
Mahasiswa Ilmu Pengolahan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB University

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI