Ringkasan Hasil Analisa
Artikel ini membahas tentang hubungan antara kesehatan mental dan kualitas pendidikan. Orang dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik karena akses pada sumber daya dan kesempatan yang lebih besar, serta keterampilan penanganan stres yang lebih baik.
Dalam artikel ini juga disebutkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keterkaitan ini, serta pentingnya memperhatikan kesehatan mental dalam pendidikan.
Latar Belakang Masalah
Saat ini masalah kesehatan jiwa di Indonesia masih sangat tinggi, terutama di kalangan anak muda. Kesehatan mental pada mahasiswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya yaitu faktor genetika, keluarga, pertemanan, gaya hidup, sosial, dan berbagai faktor lainnya.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental di Masa Post Pandemic Era
Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi mahasiswa secara positif maupun negatif. Akan tetapi, masih banyak mahasiswa yang tidak menyadari dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari faktor-faktor tersebut sehingga mereka lupa akan kesehatan mental mereka.
Mereka lupa untuk berfokus pada kesehatan mental mereka karena mereka hanya berfokus pada tugas, organisasi, jadwal kuliah, serta tuntutan-tuntutan yang ia terima dari orang-orang di sekitarnya.
Pentingnya kesehatan mental bagi seseorang dalam segala aktivitas kehidupan bertujuan untuk menguji hubungan antara kesehatan mental dan prestasi akademik pada mahasiswa. Kesehatan mental membantu seseorang menyadari potensi sejatinya, mengelola tekanan dan stres, dan yang terpenting melakukan tugas yang diberikan secara efektif.
Secara umum, membangun kesehatan mental melibatkan tiga faktor yaitu depresi, kecemasan, dan stres. Banyak temuan penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan akademik dipengaruhi oleh masalah kesehatan mental. Untuk mengatasi masalah tersebut, orang tua dan guru berperan penting dalam memastikan kesehatan mental siswa selalu dalam kondisi prima.
Dalam konteks pendidikan, penting bagi mahasiswa untuk memahami dan mengakui urgensi kesehatan mental. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan dukungan dan sumber daya kepada mahasiswa yang membutuhkan, seperti konseling atau dukungan psikologis.
Selain itu, dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila seperti gotong-royong, keadilan sosial, persatuan, dan kesatuan sehingga dapat berkontribusi positif pada kesehatan mental mahasiswa.
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu mahasiswa merasa lebih terhubung dengan lingkungan sosial mereka, merasa diterima, dan merasa memiliki tujuan yang lebih besar.
Selain itu, nilai-nilai ini juga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan rasa optimisme dan harapan. Dengan memahami urgensi kesehatan mental dan memberikan dukungan yang tepat, kita dapat membantu siswa dalam mencapai potensi maksimal mereka dan membangun fondasi untuk kesehatan mental yang baik di masa depan.
Cara Pengambilan Data Analisa
Survei pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada responden untuk mengetahui pandangan atau persepsi mereka tentang, “Hubungan antara Kesehatan Mental dan Kualitas Pendidikan”. Total responden yang kami dapatkan sebanyak 16 orang, di antaranya 12 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.
Baca Juga: Pengaruh Keadaan Ekonomi terhadap Kesehatan Mental
Lampiran data pertama menunjukan 100% responden menjawab “Ya”. Dapat dilihat bahwa kualitas pendidikan yang baik mempengaruhi kesehatan mental seseorang karena pendidikan dapat memberikan akses pada sumber daya dan kesempatan yang lebih baik.
Selain itu, pendidikan yang baik dapat membantu seseorang mengembangkan keterampilan untuk mengatasi stres dan tekanan hidup, serta mempertahankan kesehatan mental yang stabil. Pendidikan juga dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu kesehatan mental dan mengurangi stigmatisasi yang seringkali terjadi.
Baca Juga: Pengaruh Agama dalam Kesehatan Mental
Berdasarkan lampiran data kedua, sebagian besar responden (50%) menjawab bahwa mereka kadang-kadang merasa sulit menyelesaikan tugas-tugas pendidikan karena gangguan kesehatan mental yang mereka alami.
Sedangkan sebagian kecil (6,2%) menjawab tidak pernah merasakan kesulitan dan 12,5% menjawab sering merasakan kesulitan. Sementara itu, 31,3% menjawab bahwa mereka jarang merasakan kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas pendidikan karena gangguan kesehatan mental.
Data di atas menunjukkan bahwa gangguan kesehatan mental dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas pendidikan, meskipun frekuensi dan intensitasnya bervariasi pada setiap individu.
Baca Juga: Pengaruh Agama dalam Perkembangan Psikis dan Kesehatan Mental pada Remaja
Berdasarkan lampiran data ketiga, mayoritas responden (87,5%) merasa bahwa sistem pendidikan saat ini belum cukup peduli dengan masalah kesehatan mental mahasiswa. Sementara itu, sebagian kecil (12,5%) menjawab bahwa sistem pendidikan saat ini sudah cukup peduli dengan masalah kesehatan mental mahasiswa.
Data di atas menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk perbaikan dalam mendukung kesehatan mental mahasiswa di dalam sistem pendidikan.
Penting bagi pihak terkait di dalam sistem pendidikan, baik itu dosen, staf kampus, maupun pihak lainnya, untuk memberikan perhatian dan dukungan yang lebih besar pada masalah kesehatan mental mahasiswa, seperti dengan menyediakan layanan kesehatan mental, menyediakan akses pada informasi terkait kesehatan mental, serta mengadopsi pendekatan yang lebih inklusif dan holistik dalam mendukung kesejahteraan mahasiswa.
Baca Juga: Keamanan Penggunaan Media Digital pada Kesehatan Mental Anak
Berdasarkan lampiran data keempat, sebagian besar responden (50%) menjawab bahwa mereka tidak pernah mencari bantuan atau dukungan dari lembaga pendidikan dalam mengatasi masalah kesehatan mental.
Sebanyak 43,8% responden menjawab bahwa mereka jarang mencari bantuan atau dukungan tersebut, sedangkan 6,4% responden mengaku sering mencari bantuan atau dukungan dari lembaga pendidikan. Tidak ada responden yang menjawab kadang-kadang.
Data ini menunjukkan bahwa meskipun lembaga pendidikan menyediakan layanan bantuan dan dukungan untuk kesehatan mental, masih banyak mahasiswa yang tidak memanfaatkannya.
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti stigma terhadap masalah kesehatan mental, kurangnya kesadaran tentang kesehatan mental, atau kurangnya informasi tentang layanan yang tersedia. Oleh karena itu, perlu upaya lebih lanjut dari pihak lembaga pendidikan untuk meningkatkan kesadaran dan akses pada layanan bantuan dan dukungan kesehatan mental bagi mahasiswa.
Baca Juga: Peran Agama dalam Membentuk Kesehatan Mental Manusia
Berdasarkan lampiran data kelima, tanggapan responden yang memilih “membantu memahami dan mengelola emosi” sebanyak 68,8%, kemudian “meningkatkan semangat dan kepercayaan diri” sebanyak 75%, serta “membantu merencanakan masa depan” sebanyak 25%.
Jawaban lain yang diusulkan responden antara lain, “kualitas pendidikan dan kesehatan mental memiliki keterkaitan yang erat, karena keduanya saling mempengaruhi dalam membantu seseorang meraih keberhasilan dalam hidup dan membangun masa depan yang lebih baik” dan “kedua ketika mental tidak sejalan dengan kualitas pendidikan hasilnya sama dengan nol karena kesehatan mental mempengaruhi sistem kerja otak manusia”. Keduanya memiliki nilai sebanyak 6,3%.
Data tersebut menunjukkan bahwa kualitas pendidikan dan kesehatan mental memiliki keterkaitan yang erat dan saling mempengaruhi dalam membantu seseorang meraih keberhasilan dalam hidup serta membangun masa depan yang lebih baik.
Responden menyatakan bahwa membantu memahami dan mengelola emosi serta meningkatkan semangat dan kepercayaan diri adalah cara-cara yang dapat membantu meningkatkan kualitas kesehatan mental yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas pendidikan.
Baca Juga: KDRT dalam Pandangan Islam dan Dampaknya pada Kesehatan Mental Anak
Analisa
Pendidikan yang berkualitas dapat memberikan akses dan kesempatan yang sama kepada setiap orang untuk mengembangkan potensi dan keterampilannya, sehingga dapat mencapai kebahagiaan bersama, termasuk kesehatan mental.
Pancasila sebagai ideologi dasar negara Indonesia memberikan dasar dan arah dalam membangun pendidikan yang bermutu, dengan memperhatikan nilai-nilai moral, sosial, dan kebangsaan.
Pendidikan berbasis nilai Pancasila dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan dengan memperhatikan aspek keseimbangan intelektual dan emosional siswa. Hal ini penting karena keseimbangan emosional yang sehat dapat membantu siswa mengatasi tantangan dan tekanan kehidupan akademik dan lingkungan sosial.
Selain itu, ideologi Pancasila juga dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif di mana semua individu dihargai dan dihormati tanpa diskriminasi berdasarkan suku atau agama, ras, dan jenis kelamin. Hal ini dapat membantu mencegah tekanan psikologis dan tekanan yang dapat diakibatkan oleh diskriminasi dan ketidakadilan dalam lingkungan pendidikan.
Berkenaan dengan analisis hubungan antara kesehatan jiwa dengan mutu pendidikan, teori pentingnya Pancasila bagi bangsa Indonesia dan ideologi Pancasila dapat digunakan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan dan kesehatan jiwa peserta didik di Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, solidaritas, keadilan sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa dapat dijadikan landasan untuk membangun pendidikan yang bermutu dan memperhatikan keseimbangan emosional siswa dalam segala aspek.
Ideologi Pancasila dapat digunakan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia, termasuk faktor yang berkaitan dengan kesehatan mental siswa. Misalnya, studi menunjukkan bahwa siswa yang lebih memahami nilai-nilai Pancasila cenderung lebih terhubung dengan lingkungan sosialnya dan lebih mampu menyelesaikan konflik secara damai.
Oleh karena itu, analisis keterkaitan kesehatan jiwa dengan mutu pendidikan, khususnya pentingnya Pancasila bagi bangsa Indonesia dan ideologi Pancasila, dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pendidikan serta nilai-nilai Pancasila dalam mewujudkan mutu pendidikan, lingkungan pendidikan, dan mendukung kesehatan mental siswa di Indonesia.
Baca Juga: Terapi Kesehatan Mental dengan Istighfar
Kesimpulan
Setelah kami melakukan analisa berdasarkan lampiran data yang sudah ada, kami menyimpulkan bahwa kesehatan mental berdampak luas terhadap pendidikan. Kondisi kesehatan mental yang buruk dapat menyebabkan kesulitan dalam belajar, kesulitan berkonsentrasi, kekurangan motivasi, dan perasaan cemas atau depresi yang dapat mengganggu kemampuan belajar.
Dalam kaitannya dengan hasil analisis tersebut, penting bagi mahasiswa untuk memperhatikan kesehatan mental mereka secara holistik dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki kesejahteraan mereka, termasuk melalui dukungan sosial, pengelolaan stres, dan perawatan medis atau konseling jika diperlukan.
Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan ialah pendidikan berbasis nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila yang dapat berkontribusi pada kesehatan mental mahasiswa di antaranya: nilai solidaritas, kebersamaan, kepedulian antar sesama, perlakuan yang adil bagi seluruh warga negara, kerjasama dan persatuan dalam mencapai tujuan bersama, serta mengajarkan keberagaman dan penghormatan terhadap nilai-nilai agama dan kepercayaan.
Penulis:
1. Helmi Fadhil Abrar (1401220417)
2. Arya Kusuma Nugraha (1401220217)
3. Mohammad Hasby Asyari (1401223549)
4. Nibras Widi Aleyda (1401220278)
5. Ni Komang Anestia Triantini (1401223194)
Mahasiswa S1 MBTI (Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika) Telkom University
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Daftar Pustaka
Dra. Mardia Bin Smith, S.Pd, M.Si, Ika Prawesti Andini. (2022). Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa. Diambil dari https://fip.ung.ac.id/2022/11/15/pentingnya-menjaga-kesehatan-mental-bagi-mahasiswa/
Fatimah. (2019). Pengaruh Kesehatan Mental terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Piri Jati Agung. Diambil dari http://repository.radenintan.ac.id/7052/1/SKRIPSI%20FATIMAH.pdf
Gokhan Bas. (2021). Relation between Student Mental Health and Academic Achievement Revisited: A Meta-Analysis. Diambil dari https://www.intechopen.com/chapters/74883
Muhammad Najmi Hafiy, Unike Khaerani Salmayanti. (2021). Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa. Diambil dari https://gc.ukm.ugm.ac.id/2021/05/pentingnya-menjaga-kesehatan-mental-bagi-mahasiswa/
Pua Poh Keong. (2015). The Relationship between Mental Health and Academic Achievement among University Students – A Literature Review. Diambil dari https://www.researchgate.net/publication/278481569_The_Relationship_between_Mental_Health_and_Academic_Achievement_among_University_Students_-_A_Literature_Review
Ricky Fattah Raharjo. (2020). Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Kehidupan Bersama di Indonesia. Diambil dari https://binus.ac.id/character-building/pancasila/pentingnya-pancasila-sebagai-dasar-kehidupan-bersama-di-indonesia-3/
Zaedun, S.Sos. (2012). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Falsafah Pandangan Hidup Dapat Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dalam Ketahanan Pangan. Diambil dari https://fh.unpatti.ac.id/implementasi-nilai-nilai-pancasila-sebagai-falsafah-pandangan-hidup-dapat-meningkatkan-kesadaran-masyarakat-dalam-ketahanan-pangan/