Manajemen Waktu pada Keluarga dengan Ibu Bekerja

Manajemen Keluarga Ibu Pekerja

“Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari orangtua dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal dalam keadaan yang saling ketergantungan.”    

Orang tua merupakan individu yang memiliki tanggung jawab sebagai ayah dan ibu terhadap kesejahteraan keluarga. Ayah dan ibu berperan dalam pembentukan pribadi, karakter, moral, tingkah laku, dan sikap anak-anaknya sehingga perlu adanya pembagian peran di antara keduanya.

Pembagian peran orang tua merupakan upaya pemenuhan kebutuhan rumah tangga agar tercapainya tujuan keluarga. Pandangan konservatif cenderung memandang peran ayah sebagai sosok produktif dan peran ibu sebagai peran reproduktif.

Bacaan Lainnya
DONASI

Namun seiring dengan pesatnya teknologi dan globalisasi, terjadi pergeseran pandangan bahwa ibu dapat memiliki peran ganda yaitu mengurus rumah tangga sekaligus bekerja.

Baca Juga: Pengaruh Komunikasi terhadap Manajemen Waktu demi Mempertahankan Keharmonisan Keluarga

Peran ibu sebagai perempuan bekerja dan sosok yang mengurus rumah tangga berdampak pada berbagai perubahan, salah satunya adalah manajemen waktu. Cakupan manajemen waktu tidak hanya dibatasi oleh aktivitas yang dilakukan sehari-hari tetapi juga berkaitan dengan kepentingan atau prioritas.

Hal ini menuntut kemampuan ibu yang berperan ganda untuk mampu memutuskan prioritas antara pekerjaan dan keluarga. Kami melakukan wawancara dan penelusuran studi kasus terhadap responden yaitu ibu yang berperan ganda bekerja sekaligus mengurus rumah tangga.

Kedua responden merupakan ibu yang memiliki peran ganda dalam keluarga, yaitu sebagai ibu dalam rumah tangga dan menjadi pekerja. Responden 1 bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sedangkan responden 2 bekerja sebagai wiraswasta.

Terdapat perbedaan waktu pekerjaan dalam seminggu pada kedua responden. Waktu bekerja responden 1 dalam seminggu adalah 3 hari sedangkan responden 2 bekerja 6 hari dalam seminggu.

Motivasi kedua responden untuk bekerja adalah menambah pemasukan rumah tangga. Kegiatan bekerja menurut kedua responden memiliki manfaat yaitu menurut responden 1 kegiatan bekerja bermanfaat dalam menambah relasi sedangkan menurut responden 2 kegiatan bekerja mampu menghasilkan pendapatan yang lebih ketimbang hanya mengandalkan pendapatan suami saja.

Baca Juga: Manajemen Pekerjaan dan Keluarga pada Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

Studi kasus pada Tika Vilysta Budiman, Zosi Fatmawati, Enning Dyah, dan Putri Tirtasari didapatkan melalui penelusuran di internet. Mereka merupakan ibu yang bekerja dan mempunyai keluarga.

Profesi mereka beragam di antaranya penyiar radio, cargo sales representative sebuah maskapai penerbangan, manajer penunjang medis, dan freelancer. Studi kasus pada Tika Vilysta Budiman juga menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi untuk bekerja adalah tabungan di hari tua meskipun suaminya masih bekerja.

Selain kebutuhan rumah tangga, Tika masih menanggung biaya pendidikan adiknya. Hal inilah yang menyebabkan Tika masih bekerja.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan ibu untuk bekerja. Hal yang sama juga menjadi alasan Enning, Zosi, dan Putri dalam bekerja. Penghasilan yang didapat digunakan untuk membantu kebutuhan rumah tangga.

Permasalahan perempuan bekerja masih terus menjadi perdebatan hingga saat ini. Masyarakat masih memandang keluarga yang ideal adalah suami bekerja pada sektor publik dan istri bekerja pada sektor domestik dengan berbagai pekerjaan rumah. Stereotip tersebut juga terlibat dalam problema mengasuh anak di rumah yang menitikberatkan hanya pada tugas istri.

Durasi kerja pada ibu yang bekerja perlu diperhatikan karena terdapat pembagian waktu antara pekerjaan dan keluarga pada ibu yang berperan ganda. Durasi kerja dapat menyebabkan stres, yaitu kondisi seseorang mengalami ketegangan akibat keadaan yang mempengaruhinya.

Baca Juga: Peningkatan Komunikasi Keluarga dengan Anak Usia Remaja pada Masa Pandemi Covid-19

Peristiwa penyebaran virus Covid-19 secara global termasuk Indonesia berdampak kepada regulasi pekerjaan di berbagai institusi. Instruksi World Health Organization (WHO) untuk stay at home dalam rangka pemutusan rantai penyebaran virus Covid-19 menyebabkan pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai Work From Office (WFO) dan Work From Home (WFH).

Hal ini juga berdampak pada responden 1 yang harus bekerja dari rumah dan waktu bekerja lebih sedikit sedangkan responden 2 menyatakan tidak adanya perubahan fleksibilitas jam kerja selama pandemi.

Manajemen waktu tentu tidak terlepas dari penentuan skala prioritas. Bagi kedua responden, keluarga merupakan prioritas utama meskipun memiliki peran lain di luar rumah yaitu bekerja. Aspek perencanaan dengan menyelesaikan segala urusan yang berkaitan dengan rumah tangga sebelum bekerja merupakan strategi yang dilakukan oleh kedua responden.

Pada kasus Zosi Fatmawati, ia juga melakukan hal yang sama. ia menyiapkan segala keperluan anak sebelum dititipkan kepada mertua. Alasan menitipkan kepada orang tua dibandingkan menitipkan kepada asisten rumah tangga menurut Zosi untuk menjamin rasa aman dan nyaman sang anak.

Pembagian waktu antara keluarga dan pekerjaan dilakukannya dengan memberikan waktu untuk keluarga pada akhir pekan. Manajemen waktu pada Ibu bekerja perlu dikelola dengan baik agar tugas dan kewajiban di pekerjaan dan di rumah tangga dapat dijalani dengan optimal.

Mela Molina Sadly
Aliya Amrina Rosyada
Taufik Hidayat
Mahasiswa mata kuliah Manajemen Sumber Daya Keluarga
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Fakultas Ekologi Manusia, IPB University

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI