Pengamalan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila untuk Generasi Milenial

Pengamalan Implementasi Pancasila Milenial

ABSTRACT

This writing is motivated by a visible attitude about the appreciation of the values ​​of Pancasila which has begun to disappear. The writing is done based on current life where people, especially for the millennial era, have begun to shift the guidelines of life in terms of Pancasila.

The results seen in today’s world, shifts in applying the values ​​of Pancasila have been happening for a long time and little by little it looks increasingly concerning in line with the progress of science and technology development. Individual attitudes of society are more visible than social attitudes with other people.

However, there are also some who still socialize with other people through joint discussion activities in a forum. The purpose of writing this scientific journal is to reapply the values ​​contained in Pancasila in today’s millennial life and also to study examples of violations if they violate Pancasila values ​​and how to overcome them.

Bacaan Lainnya
DONASI

Keywords: application, Pancasila, millennials, technological developments

ABSTRAK

Penulisan ini dilatarbelakangi oleh adanya sikap yang terlihat tentang penghayatan nilai-nilai Pancasila yang sudah mulai hilang. Penulisan dilakukan berdasarkan kehidupan saat ini dimana masyarakat khususnya untuk zaman milenial mulai menggeser pedoman hidup dari segi Pancasila.

Hasil yang terlihat di lingkungan kehidupan saat ini, pergeseran dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila sudah lama terjadi dan sedikit demi sedikit semakin terlihat memprihatinkan sejalan dengan kemajuan perkembangan IPTEK. Sikap individual masyarakat lebih banyak terlihat dibandingkan sikap sosial dengan orang lain.

Namun ada juga beberapa yang masih bersosial dengan orang lain melalui kegiatan diskusi bersama dalam sebuah forum. Tujuan penulisan jurnal ilmiah ini adalah guna menerapkan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila di kehidupan masa milenial saat ini dan juga mempelajari contoh pelanggaran jika melanggar nilai-nilai Pancasila serta cara mengatasinya.

Kata kunci : penerapan, Pancasila, masa milenial, perkembangan teknologi

PENDAHULUAN

Pancasila merupakan sebuah ideologi kokoh di Indonesia dimana apa pun aktivitas kehidupan masyarakat berpedoman kepada Pancasila, terutama saat berhubungan dengan antar manusia yang berbeda-beda suku, ras, dan agama (Bhagaskoro, Utungga Pasopati, & Syarifuddin, 2019).

Maka dari itu, Pancasila mampu menjadi alat pemersatu bangsa Indonesia dan sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Shofa, 2016). Tidak hanya itu saja, Pancasila juga bisa menjadi dasar moral atau norma dan tolak ukur tentang baik dan buruk, benar dan salah sikap, perbuatan dan tingkah laku bangsa Indonesia.

Baca Juga: Pengaruh Pancasila terhadap Keberagaman Toleransi Umat Beragama pada Masyarakat Desa Puhsarang Kabupaten Kediri

Seseorang memiliki peran besar terhadap perjalanan bangsa Indonesia. Seseorang sebagai generasi penerus bangsa, maka itu seseorang harus mempelajari dan memahami arti penting dari dasar negara, serta implementasikannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Mereka mengimplementasikannya dalam lingkungan keluarga, kampus, maupun dalam masyarakat. Dengan demikian seseorang seharusnya berperan aktif dalam persoalan, terutama yang menyangkut persoalan bangsa dan Negara Indonesia.

Saat ini nilai-nilai Pancasila dalam diri bangsa Indonesia mulai luntur seiring perjalanan waktu (Fitri Anggriani, 2018). Contoh kecilnya pada konsep nilai sila ke-3 yang mengajarkan persatuan, tetapi saat ini orang-orang menjauhkan nilai persatuan dan lebih hidup individual dengan menikmati perkembangan teknologi saat ini.

Salah satu yang mendominasi perubahan sikap dan sifat bangsa Indonesia adalah berkembangnya IPTEK yang kian modern di Indonesia. Saat ini IPTEK mulai berkembang pesat di Indonesia, seiring zamannya yang mulai masuk revolusi industri 4.0. pengembangan IPTEK tidak terlepas dengan nilai-nilai budaya dan agama, dimana itu dapat menurunkan moral bangsa.

Budaya-budaya luar mulai masuk dan menyebarluas di masyarakatnya. Sehingga berbagai macam pengaruh mulai dari internal maupun eksternal masuk ke dalam diri bangsa Indonesia. Dengan adanya Pancasila sebagai ideologi diharap mampu memperteguh sikap dan sifat masyarakat dalam menerima hal-hal di luar batas norma yang ada di Indonesia (M. Taufik, 2018).

Dalam jurnal ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui arti Pancasila sebagai dasar negara. Sehingga dengan mempelajari Pancasila masyarakat akan mendapatkan banyak manfaat dan membuat hidup lebih nyaman, tenang, dan damai. Dalam jurnal ini, juga mempelajari contoh pelanggaran jika melanggar Pancasila, cara mengatasinya, serta cara mencintai dan mengamalkan Pancasila.

Fenomena ini perlu untuk meningkatkan kedewasaan berpolitik masyarakat agar hal – hal yang melanggar kebijakan negara tidak terjadi. Jika melanggar peraturan Pancasila dalam kehidupan sehari – hari dengan tidak menghargai satu sama lain, seseorang atau masyarakat pada umumnya akan diasingkan atau tidak dianggap oleh orang lain. Akan tetapi jika melanggar diarah yang lebih fatal bisa mendapatkan sanksi pidana.

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Muhammad Yamin dalam Kaelan (2008:21) dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu, “panca” artinya “lima”, dan “syila” vokal i pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”, serta “syila” vokal i panjang artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh”.

Kaelan (2008:103) mengemukakan bahwa “Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan Negara Indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi – ideologi lain di dunia, namun Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia”.

METODE

Metode penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu (Anwar Hidayat, 2017). Menurut (Moleong, 2003) penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, dimana teknik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara.

Dimana data yang didapat dari melakukan wawancara untuk memperkuat dan melengkapi landasan teori penelitian. Objek dalam jurnal ini adalah menurunnya pengamalan nilai-nilai Pancasila pada generasi milenial dan juga mempelajari contoh pelanggaran jika melanggar nilai-nilai Pancasila serta cara mengatasinya. Sedangkan subjeknya adalah masyarakat umum yang tergolong milenial dan beberapa mahasiswa Unp.

Baca Juga: Memudarnya Nilai-Nilai Pancasila di Kalangan Generasi Muda

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yang ada untuk mendukung pengamatan. Datanya berupa hasil laporan wawancara, jurnal yang terkait dengan materi yang dibahas yaitu pengamalan dan isi nilai-nilai Pancasila.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Perilaku Masyarakat Milenial

Pada pengamatan yang dilakukan oleh penulis di beberapa tempat seperti di lingkungan kampus Unp, organisasi di sekitar, café-café tempat nongkrong masyarakat atau mahasiswa di sekitar Unp. Dalam pengamatan yang dilakukan oleh penulis, sikap-sikap yang terlihat pada beberapa mahasiswa dan masyarakat memperlihatkan sikap yang jarang menerapkan nilai-nilai Pancasila  dalam kehidupan sehari-hari kita. Jadi di antara sebagai berikut ini:

  1. Sila pertama yaitu, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dari pengamatan, masih banyak sekali masyarakat dan kalangan mahasiswa yang tidak menjalankan kewajiban beribadah sebagai umat yang beragama. Pada saat adzan dhuhur berkumandang masih banyak juga orang yang tetap berada di lokasi nongkrong bahkan sampai adzan ashar berkumandang, jadi sangatlah jelas bahwa orang tersebut memang berniat untuk meninggalkan kewajiban beribadahnya.
  2. Sila kedua yaitu, “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap”. Pada saat berkumpul bersama dalam satu tempat memperlihatkan individualnya. Dimana masing-masing orang hanya berfokus pada gadget atau handpone yang mereka miliki. Meski ada teman yang berada di sampingnya tetapi mereka tetap saja memainkan gadget mereka seperti tidak memedulikan orang di sekitarnya. Kemudian juga masih terjadi, suatu kelompok yang satu tidak membela yang benar justru malah membela yang salah karena teman satu kelompoknya melakukan kesalahan.
  3. Sila ketiga yaitu, “Persatuan Indonesia”. Pada saat pertengahan tahun 2019, terjadi perselisihan mahasiswa yang menuntut kemerdekaan bagi suatu daerah. Dimana seharusnya hal tersebut bisa dilakukan dengan baik-baik seperti mendatangi di pemerintahan dan tidak melakukan kericuhan di daerah bukan tempatnya.
  4. Sila keempat yaitu, “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan”. Sikap yang dapat dilihat yaitu banyak yang tidak menghargai pendapat orang lain atau temannya ketika sedang berdiskusi dikarenakan dianggap pendapatnya yang kurang benar dan pendapat dari orang lain tidak sesuai dengan pendapatnya, menolak saat diundang dalam sebuah rapat oleh organisasi, memaksa pemilihan umum dengan pemilihan orang lain.
  5. Sila kelima yaitu, “Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Dari sila ini, masih banyak sikap yang dapat dilihat bahwa masih tidak diterapkan. Yaitu sikap pilih kasih dalam pergaulan masyarakat sekitar, kemudian saling memilih dalam berteman atau berkelompok. Lalu rasa gotong royong yang semakin memudar, banyak yang melanggar aturan lalu lintas, membuang sampah sembarangan, dimana-mana melakukan tindak korupsi uang dan tidak mau bekerja sama saat teman sedang membutuhkan bantuan.

Dari kelima sila yang sudah dipaparkan di atas, terlihat jelas bahwa sikap yang dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari pun sangatlah tidak menerapkan  nilai-nilai Pancasila yang sudah ditegakkan di negara Indonesia. Maka, perlu juga menerapkan atau penanaman kembali nilai Pancasila pada generasi milenial.

2. Pengamalan Nilai-Nilai Pncasila

Pancasila merupakan dasar falsafah negara Indonesia dan ideologi dimana diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia, dasar pemersatu, lambing persatuan dan kesatuan serta bagian untuk pertahanan bangsa dan negara kita.

Nilai Pancasila pada dasarnya ialah nilai-nilai filsafat mendasar yang dijadikan untuk aturan dan dasar dari norma-norma yang berlaku di Indonesia. Hal ini berarti bahwa dari semua peraturan yang masih ada dan berlaku di Indonesia harus bersumber dari Pancasila itu sendiri.

Pancasila oleh para pendiri bangsa Indonesia dicetuskan supaya kita punya fondasi yang kuat untuk menjalankan pemerintahan. Yang artinya, dengan adanya Pancasila negara Indonesia memiliki dasar atau fondasi dalam bernegara yang tidak mudah untuk dipengaruhi dan dijajah oleh bangsa lain.

3. Contoh Pelanggaran dan Solusi

  • Contoh pelanggaran pada Pancasila Sila Pertama

Korupsi, adalah perbuatan mengambil bukan haknya melainkan hak rakyat dan bernilai miliaran bahkan triliunan. Permasalahan ini dapat diatasi oleh sila pertama. Dalam hukum agama Islam orang yang mencuri atau mengambil hak milik orang lain akan mendapatkan hukuman yang dapat memberikan hukuman yang dapat memberikan efek jera.

  • Contoh pelanggaran pada Pancasila Sila Kedua

Penegakan hukum yang lemah. Indonesia merupakan negara hukum, tetapi banyak rakyat kecil yang dihukum. Penyebabnya adalah karena hukum di Indonesia masih bisa dipermainkan. Orang kaya bisa terbebas dari jeratan hukum. Hal ini dapat diatasi dengan mengamalkan Pancasila terutama pada sila kedua, dengan cara sebelum menjalankan aturan negara sebaiknya berbenah diri dahulu. agar tindakan kita sesuai dengan peraturan negara yang dibuat.

  • Contoh pelanggaran pada Pancasila Sila Ketiga

Konflik Antar Suku, Jika perang antar suku terjadi maka Indonesia akan terpecah. Dapat dikendalikan dengan sila ketiga Persatuan Indonesia. Sebagai sesama bangsa Indonesia kita harus menjunjung tinggi rasa saling menghormati, menghargai perbedaan, menyebarkan nilai-nilai Pancasila, rasa nasionalisme yang tinggi.

  • Contoh pelanggaran pada Pancasila Sila Keempat

Pengangguran, menjadi penyebab utama kemiskinan. Permasalahan ini dapat teratasi dengan mengamalkan sila keempat. Tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintah yaitu membuka dan menciptakan lapangan kerja bagi rakyatnya buka menutup mata pencaharian atau bahkan menggantinya dengan tenaga kerja asing.

Pemerintah juga tidak bisa menyalahkan rakyat karena tanggung jawab pemerintah membuat lapangan pekerjaan. Rakyat juga jangan bermalas-malasan tetapi harus berusaha memperoleh rezeki dengan cara yang baik.

  • Contoh pelanggaran pada Pancasila Sila Kelima

Banyak daerah yang kurang diperhatikan, banyak daerah yang tertinggal terutama di kawasan dekat perbatasan negara dan bagian timur Indonesia. padahal daerah yang tertinggal tersebut sangat berpotensi bagi pembangunan negara.

Hal ini dapat diatasi dengan sila kelima. Pemerintah tidak dapat menyalahkan rakyat dalam kasus ini sebab yang mesti memperhatikan rakyatnya adalah pemimpin rakyat tersebut bukannya rakyat yang mengemis meminta perhatian dari pemerintah.

KESIMPULAN

Pancasila merupakan sebuah ideologi kokoh di Indonesia dimana apa pun aktivitas kehidupan masyarakat berpedoman kepada Pancasila, terutama saat berhubungan dengan antar manusia yang berbeda-beda suku, ras, dan agama. Saat ini nilai-nilai Pancasila dalam diri bangsa Indonesia mulai luntur seiring perjalanan waktu.

Dalam jurnal ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui arti Pancasila sebagai dasar negara. Sehingga dengan mempelajari Pancasila masyarakat akan mendapatkan banyak manfaat dan membuat hidup lebih nyaman, tenang, dan damai. Pancasila sebagai dasar yang mengandung makna bahwa nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar atau pedoman masyarakat di Indonesia.

Baca Juga: Peran Pancasila untuk Menumbuhkan Sikap Karakter Anak Muda di Era Milenial

Nilai-nilai Pancasila dasarnya merupakan nilai-nilai filsafat yang mendasar untuk dijadikan aturan dan dasar nilai norma-norma yang berlaku di Indonesia. Pancasila merupakan dasar falsafah negara Indonesia dan ideologi dimana diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia, dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta bagian untuk pertahanan bangsa dan negara kita. 

Hal ini berarti bahwa dari semua peraturan yang masih ada dan berlaku di Indonesia harus bersumber dari Pancasila itu sendiri. Yang artinya, dengan adanya Pancasila negara Indonesia memiliki dasar atau fondasi dalam bernegara yang tidak mudah untuk dipengaruhi dan dijajah oleh bangsa lain.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan. (2018). Revitalisasi Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bermasyarakat di Era Globalisasi. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Ginting, H. (2017). Peranan Pancasila Dalam Menumbuhkan Karakter Bangsa Pada Generasi Muda. In Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (Vol. 1, pp. 197–201). Retrieved from heryansyahginting@gmail.com

Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.

Srijanti, A., dkk. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Surono, ed. 2010. Nasionalisme dan Pembangan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Pusat Studi Pancasila Press.

Yudistira. (2016). Aktualisasi & Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Menumbuhkan Kembangkan Karakter Bangsa. In Seminar Nasional Hukum (Vol. 2, pp. 421–436).

Nur Alifah Khoirun Nisa
Laila Alfin Mahmudah
Vresillia Dwi Purnama

Mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri

Editor: Diana Pratiwi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI