Sumber Daya Manusia yang Berkualitas sebagai Kunci Tercapainya Indonesia Emas 2045

Indonesia
Indonesia Emas 2045.

Menjadi negara maju adalah cita-cita yang diidamkan negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini semakin terdorong dengan semakin dekatnya momen bersejarah di mana pada tahun 2045 nanti Indonesia akan merayakan 100 tahun kemerdekaannya. Hal ini diharapkan akan menjadi kado istimewa bagi bangsa kita.

Salah satu indikator yang perlu dicapai untuk menjadi negara maju adalah pendapatan per kapita. Pada Juli 2023 Indonesia kembali masuk dalam klasifikasi negara upper middle income dengan pendapatan per kapita US$4.580. Namun, menurut World Bank pendapatan per kapita untuk negara high income berada di angka US$13.845 atau lebih.

Hal ini tiga kali lipat dari pendapatan per kapita kita saat ini. Oleh karena itu, Indonesia saat ini menetapkan target ambisius yaitu Indonesia emas pada tahun 2045.

Bacaan Lainnya
DONASI

Indonesia emas 2045 bertujuan untuk mewujudkan tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia yang lebih baik dan merata dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Selain itu diharapkan Indonesia menjadi negara maju dan menjadi salah satu dari lima kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

Tentu pemerintah kita tidak hanya menyampaikan mimpi semata tetapi juga tindakan yang nyata. Hal ini tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang dirancang oleh Kementerian PPN/ Bappenas guna mendukung pelaksanaan Visi Indonesia Emas 2045.

Dalam RPJPN ini terdapat 5 visi utama yaitu pendapatan per kapita yang setara negara maju, kemiskinan serta kesenjangan sosial yang berkurang, menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki pengaruh lebih di kancah internasional, kualitas sumber daya manusia yang meningkat, serta tingkat emisi gas rumah kaca yang menurun menuju net zero emission.

Tentu dari setiap visi ini mempunyai tantangan dan fokusnya masing-masing. Tetapi semuanya memiliki satu benang merah yang sama yaitu sumber daya manusia yang berkualitas sebagai pondasinya.

Sumber daya manusia mengambil peran yang sangat krusial dalam proses meraih Indonesia emas 2045. Tanpa manusia yang berkualitas menjadi negara maju hanya akan menjadi angan-angan semata. SDM yang berkualitas bukan hanya sebagai pondasi menjadi negara maju tetapi juga menjadi kunci dalam menghadapi fenomena bonus demografi yang diproyeksikan terjadi pada tahun 2030.

Fenomena ini ditandai dengan lebih banyaknya penduduk dengan usia produktif (15-64 tahun) dibanding usia non-produktif (65 tahun ke atas). Presiden Joko Widodo menjelaskan, pada 2030 Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi di mana 68,3 persen total penduduk berusia produktif.

Peluang yang hanya terjadi sekali dalam peradaban sebuah negara. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo pada saat peluncuran RPJPN 2025-2045 di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (15/6/2023). Peluang yang besar ini juga sebanding dengan risiko yang besar pula jika kita gagal menghadapinya.

Dengan semakin banyaknya usia produktif perekonomian akan berjalan semakin cepat dan akan mendorong pertumbahan ekonomi. Akan tetapi hal ini harus selaras dengan lapangan pekerjaan serta sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Jika tidak, bonus demografi yang didapat akan berbalik menjadi bencana demografi.

Bencana demografi merupakan kondisi ketika suatu negara tidak siap menghadapi fenomena bonus demografi. Hal ini ditandai dengan angka pengangguran yang tinggi, penurunan produktivitas masyarakat, peningkatan kriminalitas, dan konflik sosial. Masalah-masalah ini merupakan domino effect daripada ketidakseimbangan antara jumlah pekerja dan lapangan kerja yang tersedia.

Bencana demografi menjadi semakin kompleks ketika produktivitas masyarakat masih didominasi oleh lulusan SD. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pekerja Indonesia masih didominasi lulusan SD ke bawah sebesar 39,76 persen pada Februari 2023.

Keterbatasan pendidikan formal pada tingkat dasar ini dapat menghambat kemampuan masyarakat untuk bersaing di dunia kerja yang semakin kompleks dan berubah. Lulusan SD yang mendominasi angkatan kerja cenderung memiliki keterampilan yang terbatas dan kurang pemahaman mendalam terhadap teknologi serta konsep-konsep yang diperlukan dalam sektor pekerjaan yang modern.

Akibatnya, produktivitas secara keseluruhan dapat terganggu sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Jika tidak segera diantisipasi, bencana demografi yang didukung dengan kurangnya tenaga kerja terdidik ini dapat menghambat atau bahkan menggagalkan Indonesia dalam mewujudkan visi Indonesia emas 2045.

Dalam menghadapi fenomena ini, peningkatan kualitas SDM Indonesia yang produktif dan kompetitif serta dukungan kebijakan dari pemerintah menjadi kunci utama dari permasalahan ini. Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Pertama, pemerintah dapat meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat. Ini bisa dilakukan dengan program wajib belajar 12 tahun, beasiswa bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu seperti program KIP dan bidik misi, serta peningkatan sarana dan prasarana sekolah.

Langkah ini diharapkan akan mendorong jumlah tenaga kerja terdidik dengan kualifikasi tingkat tinggi yang dapat menghasilkan ide-ide baru dan mempercepat inovasi di berbagai sektor. Kedua, menyediakan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan zaman agar masyarakat dengan usia produktif memiliki skill yang dibutuhkan oleh industri sehingga dapat bersaing di era globalisasi yang serba cepat ini.

Ketiga, akses layanan kesehatan yang merata bagi seluruh masyarakat untuk menjaga kualitas kesehatan dan produktivitas sehingga roda perekonomian dapat terus berputar. Keempat, program keluarga berencana dan pendewasaan usia perkawinan guna mengoptimalkan bonus demografi.

Kelima, penyediaan lapangan pekerjaan yang dilakukan oleh pemerintah guna menambah jumlah tenaga kerja yang terserap. Dengan meningkatkan kualitas SDM Indonesia secara merata, diharapkan Indonesia bisa memanfaatkan bonus demografi dan mewujudkan mimpi Indonesia Emas di tahun 2045.

Dengan demikian, upaya untuk mewujudkan Indonesia Emas pada 2045 bukanlah hal yang mudah. Salah satu tantangan terbesarnya adalah peningkatan kualitas SDM Indonesia agar dapat bersaing dan mampu meningkatkan pendapatan per kapita serta produktivitas masyarakat agar setara dengan negara maju.

Indonesia juga akan menghadapi bonus demografi pada 2030 yang berpotensi menjadi bencana apabila tidak diantisipasi dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan akses dan mutu pendidikan, pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri, akses layanan kesehatan yang merata, program keluarga berencana, dan penyediaan lapangan kerja guna menghadapi bonus demografi.

Dengan meningkatkan kualitas SDM secara merata, Indonesia diharapkan mampu memanfaatkan bonus demografi yang didapat sehingga cita-cita Indonesia Emas 2045 dapat dicapai.

Penulis: Sultan Arya Ilham
Mahasiswa S1 Ekonomi Pembangunan Universitas Tidar

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI