Telaah Jarh wa Ta’dil Hadis Riwayat Muslim No. 2575 dalam Meme

Pada masa saat ini teknologi berpengaruh besar terhadap kehidupan kita yang saat ini tidak bisa lepas dari teknologi mulai dari belajar, belanja, ataupun hanya untuk sekedar mencari hiburan.

Dengan adanya perkembangan teknologi yang pesat ini muncul juga komunitas yang menyampaikan dakwah, ayat al-Qur’an ataupun hadis menggunakan media hiburan yang biasa kita kenal dengan meme.

Meme yang awalnya hanya berupa penyampaian humor, kini terus berkembang menjadi media penyampaian informasi, media kritik, hingga media penyebaran ideologi dari kreator meme.

Bacaan Lainnya
DONASI

Meme pun berkembang dengan memiliki tema- tema tersendiri di dalamnya, seperti game, sejarah, budaya, bahkan hingga dakwah. Tema dakwah ini menjadi menarik, karena para penikmat meme dapat mengetahui informasi tentang keislaman entah itu hukum ataupun sunnah melalui meme.

Hal ini dapat digaris bawahi bahwa meme bisa dijadikan sebagai media pembelajaran yang merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran.1

Secara terminologi, meme berasal dari bahasa Yunani “mimeme” yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia sebagai “imitasi” yang dikaitkan dengan kata même dalam bahasa Perancis yang memiliki arti “sama”.

Secara etimologi dapat dipahami bahwa meme adalah ide atau gagasan atas sebuah pemikiran yang disampaikan dalam bentuk tulisan, gambar, video, dan lain-lain, sehingga hal tersebut dapat diterima oleh masyarakat (internet) dalam bentuk reaksi (menyukai atau menyebarkan).

Adapun selanjutnya penulis akan membahas hadis yang disampaikan dalam sebuah meme. Sebagai contoh dalam meme berikut ini

janganlah kamu mencela demam

Telaah Jarh wa Ta’dil Hadis Riwayat Muslim No. 2575 dalam Meme

Dalam meme tersebut disebutkan arti dari sebuah hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab nya yaitu Shahih Muslim No. 2575. Namun dalam penelusuran penulis hadis tersebut terdapat pada kitab Shahih Muslim No. 4678 dengan redaksi lengkapnya sebagai berikut:2

حدثني عبيدهللا بن عمر القواريري، حدثنا يزيد بن زريع، حدثنا الحجاج الصواف، حدثني أبو الزبير، حدثنا جابر بن عبدهللا، أن رسول هللا صلى عليه وسلم دخل على أم السائب أو أم المسيب، فقال: ما لك يا أم السائب أو يا أم المسيب تزفزفين؟، فقلت: الحمى ال بارك هللا فيه، فقال: ال تسبي الحمى، فإنها تذهب خطايا بني آدم، كما يذهب الكير خبث الحديد

Artinya: telah menceritakan kepada ku Ubaidillah bin Umar al-Qowariri, menceritakan kepada kami Yazid bin Zuroy’i, menceritakan kepada kami Hujaj al-Sowwaf, menceritakan kepada ku Abi Zubair, menceritakan kepada kami Jabir bin Abdillah, sesungguhnya Rasulullah SAW. menjenguk Ummu as-Saaib atau Ummu al-Musayyib, kemudian berkata: “ada apa denganmu Ummu as-Saaib atau Ummu al-Musayyib, badanmu bergetar”, Ummu al-Musayyib berkata: “(ini karena) demam, tidak ada berkah Allah di dalamnya”, kemudian Rasulullah berkata: “Janganlah engkau mencela demam, karena demam itu bisa menghilangkan kesalahan-kesalahan (dosa) manusia, sebagaimana kiir (alat yang dipakai pandai besi) bisa menghilangkan karat besi”.

Di dunia ini tidak semua hadis itu shahih, apalagi pada saat sekarang ini dimana media komunikasi sangat mudah, tidak menutup kemungkinan adanya penyebaran hadis palsu melalui meme. Maka oleh karena itu penulis akan melakukan kritik sanad untuk mengecek apakah hadis ini shahih atau dhoif. Pertama akan dimulai dari Jabir bin Abdillah, sebagai periwayat pertama dan sanad ke lima di lanjutkan sampai yang terakhir, yakni Ubaidillah bin Umar al-Qowariri sebagai periwayat ke lima.

Jabir bin Abdillah3

Bernama lengkap Jabir bin Abdillah bin Amr bin Haromi bin Tha’labah bin Ka’ab, biasa dipanggil dengan nama Jabir bin Abdillah al-Anshori. Beliau merupakan sahabat Rasul yang tinggal dan meninggal di Madinah dimana beliau merupakan keturunan Bani Anshor. Karena beliau termasuk sahabat Rasul maka jarh wa ta’dil tidak berlaku padanya.

Karena beliau hidup dimasa Rasul maka banyak pula murid-murid nya yang belajar hadis kepada beliau seperti, Abu Zubair, Anas bin Malik al-Anshori, dan Ismail bin Ibrahim al-Shaibani.

Abi Zubair4

Bernama lengkap Muhammad bin Muslim bin Tadrus, biasa dipanggil dengan nama Abu al-Zubair. Ia lahir pada tahun 42 Hijriyah dan memiliki garis keturunan Qurashi, dan meninggal pada tahun ke 126 Hijriyah.

Mengenai guru-gurunya diantaranya yaitu Jabir bin Abdillah, Asma binti Abi Bakar al- Qurashi, dan Anas bin Malik al-Anshori. Ia juga memiliki murid-murid diantaranya yaitu Hajaj bin Maissaroh, Abu Bakar bin Ayyash al-Asadi, dan Abu Amr bin al-Ala al-Mazni.

Terkait kredibilitas nya ia termasuk orang yang jujur atau benar kecuali jika ia tertipu. Imam hambali mengatakan “tidak apa-apa, orang-orang telah mentoleransinya, dan itu lebih saya cintai daripada Abu Sufyan”, Adapun pendapat Ibn Hajar al-Asqalani mengatakan “Dia adalah orang yang jujur, kecuali dia tertipu, dan pada satu kesempatan salah satu kesempatan salah seorang pengikutnya terkenal dan mayoritas mempercayainya dan beberapa dari mereka lemah karena banyaknya penipuan.”

Hujaj al-Sowwaf5

Bernama lengkap Hajaj bin Maisaroh, biasa dikenal dengan Hajaj bin Utsman al- Sowwaf yang tinggal di Basroh.

Ia memiliki guru diantaranya Abi Zubair, Hassan al-Basri, dan Ayub al-Sakhtiyani. Ia juga memiliki murid diantaranya yaitu Yazid bin Zuroy’i, al-Hajjaj bin Muhammad al-Musasi, dan Hamid bin al-Aswad al-Basri.

Terkait kredibilitasnya beliau merupakan orang yang dapat dipercaya, karena banyak yang mengatakan bahwa dia dapat dipercaya sangatlah banyak diantaranya yaitu Imam Tirmidzi, Abu al-Walid al-Baji, dan Abu Hatim al-Rozi. Imam Hambali juga mengatakan “seorang syeikh yang dapat dipercaya, dan dalam sebuah riwayat, dia telah terbukti”.

Yazid bin Zuroy’i6

Bernama lengkap Yazid bin Zuroy’I bin Yazid, biasa dipanggil dengan nama Abu Muawiyah. Ia lahir di Basrah pada tahun 101 Hijriyah dan meninggal di Basrah juga pada tahun 182 Hijriyah.

Ia memiliki guru diantaranya Hajaj bin Utsman al-Sowwaf, Hassan al-Basri, dan Ayub al-Saktiani. Ia juga memiliki murid diantaranya yaitu Abdullah bin Umar bin Maisaroh, Adam bin Abi Iyas, dan Ibrahim bin Musa al-Tamimi.

Terkait kredibilitasnya ia merupakan orang yang dapat dipercaya Imam Hambali mengatakan “apa yang dia kuasai dan apa yang dia hafal adalah jujur dan sempurna”. Yahya bin Ma’in pun mengatakan “dapat dipercaya dan saduq, dalam riwayat Ibn Mahriz tentang dia, dia berkata: orang yang paling dapat dipercaya di Basrah”.

Ubaidillah bin Umar al-Qowariri7

Bernama lengkap Abdullah bin Umar bin Maisaroh, biasa dipanggil Abu Sa’id. Ia tinggal di Basrah, dan meninggal pada tahun 235 Hijriyah di Baghdad.

Ia memiliki guru diantaranya Yazid bin Zuroy’i, Ismail bin Ayyash al-Ansi, dan al- Walid bin Bakir al-Tamimi. Ia juga memiliki murid diantaranya yaitu Ahmad bin Ali, Ahmad bin Hanbal, dan Muslim bin al-Hajaj al-Qusyairi.

Mengenai kredibilitasnya ia adalah seorang yang dapat dipercaya, hal ini sesuai dengan pendapat berbagai ulama diantaranya Abu Hatim al-Rozi, Imam Nasa’i, Ibn Hajar al-Asqalani. Adapun Sholih bin Muhammad Jazra mengatakan “terpercaya dan saduq, terbukti dari al- Zahrani”.

Dari biografi singkat para sanad semuanya memiliki ketersambungan sanad hingga Imam Muslim dengan hubungan yaitu guru dan murid. Akan tetapi perlu kita garis bawahi bahwa terdapat sedikit redaksi yang bermasalah dalam salah satu sanad nya yaitu pada Abi Zubair dimana Sebagian riwayatnya adalah hasil penipuan, akan tetapi dalam kasus hadis ini di karenakan semua sanad nya adalah orang terpercaya maka bisa dianggap hadis ini adalah hadis yang sahih. Kemudian Adapun penjelasan dari hadis ini yang saya temukan dari aplikasi android yang bernama Mausu’ah al-Hadith disebutkan bahwa:8

dalam hadis ini Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. mendatangi Ummu as-Saaib atau Ummu al-Mushib dan bertanya kepadanya: mengapa kamu bergetar (yaitu menggigil kedinginan) dia menjawab: demam (yaitu demam yang merupakan penyakit dan itu ada beberapa jenis, dan itu adalah ketetapan Allah) dan tidak ada berkah karenanya, kemudian Rasulullah Bersabda: janganlah mengutuk demam (yaitu semua kategorinya) karena dapat menghapus (yaitu menebus dan menghapus) dosa anak adam seperti kiir (yaitu alat yang digunakan pandai besi untuk meniup api untuk menyalakannya) yang menghilangkan kotoran/karat besi.(jika besi dilehkan dengan api, maka kotoran/karatnya akan hilang dan tetap murni). Dapat disimpulkan dalam hadis ini dilarang mengutuk demam, karena rasa duka dan dendam terhadap ketetapan Allah, denga napa yang didalamnya terkandung penghapus perbuatan buruk dan penegasan perbuatan baik, dan didalamnya terdapat kepuasan dengan ketetapan Allah dan takdirnya”.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa memang bagus menyampaikan dakwah melalui meme, karena dibalut dengan hiburan yang mampu memudahkan kita dalam memahami sebuah topik yang dibawakan. Akan tetapi perlu dilakukan penkajian terlebih dahulu terhadap sumber yang dicantumkan dalam sebuah meme agar tidak terjerumus terhadap hadis yang dhoif ataupun pemahaman hadis yang salah.

Penulis: Dipantara Maqdis Zulkarnaen
Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

1 Iwan Falahudin, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran”, Jurnal Lingkar Widyaiswara, no. 4(2014): 104- 117 https://juliwi.com/published/E0104/Paper0104_104-117.pdf

2 Diakses pada 22 Desember 2021, http://hadith.islam-db.com/single- book/158/%D8%B5%D8%AD%D9%8A%D8%AD-%D9%85%D8%B3%D9%84%D9%85/108215/4678

3 Diakses pada 22 Desember 2021, http://hadith.islam- db.com/narrators/2069/%D8%AC%D8%A7%D8%A8%D8%B1-%D8%A8%D9%86-

%D8%B9%D8%A8%D8%AF-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D8%A8%D9%86-

%D8%B9%D9%85%D8%B1%D9%88-%D8%A8%D9%86-%D8%AD%D8%B1

4 Diakses pada 22 Desember 2021, http://hadith.islam- db.com/narrators/7270/%D9%85%D8%AD%D9%85%D8%AF-%D8%A8%D9%86-

%D9%85%D8%B3%D9%84%D9%85-%D8%A8%D9%86-%D8%AA%D8%AF%D8%B1%D8%B3

5 http://hadith.islam-db.com/narrators/2287/%D8%AD%D8%AC%D8%A7%D8%AC-%D8%A8%D9%86-

%D9%85%D9%8A%D8%B3%D8%B1%D8%A9

6 http://hadith.islam-db.com/narrators/8418/%D9%8A%D8%B2%D9%8A%D8%AF-%D8%A8%D9%86-

%D8%B2%D8%B1%D9%8A%D8%B9-%D8%A8%D9%86-%D9%8A%D8%B2%D9%8A%D8%AF

7 Diakses pada 22 Desember 2021, http://hadith.islam- db.com/narrators/5422/%D8%B9%D8%A8%D9%8A%D8%AF-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-

%D8%A8%D9%86-%D8%B9%D9%85%D8%B1-%D8%A8%D9%86-

%D9%85%D9%8A%D8%B3%D8%B1%D8%A9

8 Diakses pada 22 Desember 2021, https://dorar.net/hadith/sharh/17195

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI