Abstrak
Tulisan ini menyajikan hasil penelitian sederhana mengenai strategi penguatan karakter nasionalisme di SMAN 1 Tempuran Karawang. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif berupa studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMAN 1 Tempuran menguatkan karakter nasionalis peserta didik melalui beberapa cara, yaitu: terintegrasi dengan seluruh mata pelajaran, melalui budaya sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler. Pengembangan karakter melalui budaya sekolah yaitu upacara bendera secara rutin setiap hari Senin, memperingati hari-hari besar nasional dengan upacara, lomba-lomba, gerak jalan dan karnaval, membaca Alquran selama 15 menit pada awal jam pelajaran, menyanyikan lagu Indonesia Raya setelah membaca Alquran, serta menyanyikan lagu daerah pada akhir jam pelajaran. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yaitu Pramuka, Palang Merah Remaja, Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra). Strategi pembinaan karakter nasionalis di SMAN 1 Tempuran Karawang dilakukan dengan cara bertahap dan berkesinambungan.
Kata Kunci: Karakter, Nasionalis, Pembiasaan
Abstract
This paper presents the results of research on the strategy of strengthening the nationalist character at SMAN 1 Tempuran Karawang. The research uses a qualitative approach in the form of case studies. The results showed that SMAN 1 Tempuran strengthens the nationalist character of students in several ways, namely: integrated with all subjects, through school culture, and extracurricular activities. Character development through school culture, namely flag ceremonies regularly every Monday, commemorating national holidays with ceremonies, competitions, walking and carnivals, reading the Koran for 15 minutes at the beginning of class hours, singing the song Indonesia Raya after reading the Koran, and singing folk songs at the end of class. While extracurricular activities are Scouts, Youth Red Cross, Flag Raising Troops (Paskibra). The nationalist character development strategy at SMAN 1 Tempuran Karawang is carried out in a gradual and continuous way.
Keywords: Character, Nationalist, Habituation
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemerdekaan Indonesia terwujud berkat Rahmat Allah SWT dan perjuangan pahlawan bangsa bukan hasil pemberian dari penjajah. Fakta sejarah membuktikan bahwa Indonesia merdeka berdasarkan asas berketuhanan (nasionalisme religius) yang telah mampu menghimpun keanekaragaman suku menjadi sebuah bangsa. Perjuangan pahlawan bangsa ini kemudian mengantarkan bangsa Indonesia membentuk NKRI yang merdeka dan berdaulat pada tanggal 17 Agustus 1945.
Globalisasi adalah suatu fenomena yang menjadikan dunia mengecil dari aspek hubungan antara manusia karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Akibat dari arus globalisasi yang demikian perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, membawa dampak yang positif dan negatif.
Dampak positifnya antara lain informasi dapat cepat diterima oleh masyarakat dan mudahnya jaringan komunikasi ekonomi global semakin meningkat. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh globalisasi diantaranya pertukaran budaya asing membuat budaya lokal ditinggalkan, maraknya produk asing yang masuk ke dalam negeri sehingga produk lokal tidak bisa bersaing dan adanya pertukaran budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya lokal menyebabkan penurunan akhlak, moral dan dan sikap bangsa Indonesia.
Budimansyah (2010) menjelaskan bahwa globalisasi menjadikan kalangan muda bangsa Indonesia lebih tertarik pada budaya baru yang ditawarkan oleh agen budaya luar sekolah dibandingkan dengan budaya Indonesia yang ditanamkan di sekolah. Hal ini tanpa disadari telah membawa arus budaya barat yang akan menghancurkan moral, sikap dan nilai pada diri kalangan pemuda. (Rosyada, 2018)
Survei yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2012 pada 59 sekolah Negeri dan swasta di Jabodetabek menyimpulkan pemuda Indonesia khususnya siswa yang bersekolah memiliki penurunan sikap nasionalisme yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, pemuda yang seharusnya memiliki rasa cinta dan bangga terhadap negaranya, malah memiliki sikap acuh yang berdampak pada malasnya mereka mengikuti upacara bendera, tidak disiplin, lebih menyukai produk-produk luar, dan malu memakai atribut budaya bangsa sendiri seperti pemakaian batik, dan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya (BPS, 2012).
Baca Juga: Menumbuhkan Karakter Nasionalisme di Tengah Pandemi Covid-19
Dari paparan di atas dapat di simpulkan bahwa Peserta Didik di Indonesia kini mengalami penurunan rasa nasionalisme sehingga situasi yang demikian dapat berdampak buruk bagi ketahanan bangsa Indonesia. Untuk itu diperlukan suatu pemahaman nasionalisme dan pembinaan karakter yang dapat di aplikasikan di sekolah melalui perilaku nasionalistis untuk menjaga agar bangsa Indonesia tidak mudah mengalami perpecahan khususnya di kalangan pemuda saat ini.
Oleh karena itu, memudarnya nasionalisme di Indonesia saat ini bukanlah tanpa sebab. Diperlukan adanya upaya pembentukan nation and character building untuk menumbuhkan sikap nasionalisme. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satu jalan adalah melalui jalur pendidikan
Berbagai permasalahan yang terjadi tersebut menunjukkan bahwa krisis moral yang dialami bangsa kita sudah sangat memprihatinkan. Semua perilaku negatif di kalangan pelajar tersebut jelas menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh kurang optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan.
Selain itu juga karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Untuk itu, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2016 menjadi demikian penting untuk diimplementasikan dalam lembaga pendidikan.
Hal itu sebagaimana dikemukakan bahwa cara paling strategis dalam membangun semangat nasionalisme pemuda adalah melalui pendidikan. Karakter nasionalis, merupakan salah satu dari lima nilai karakter yang menjadi prioritas gerakan PPK. Nilai lainnya adalah religius, mandiri, gotong royong, dan integritas. (Kemendikbud, 2017).
Banyak lembaga pendidikan yang telah melakukan berbagai upaya untuk menumbuhkan dan menguatkan karakter nasionalis pada diri siswa. Hal itu seperti ditemukan dalam sejumlah kajian, diantaranya melalui kegiatan paskibra (pasukan pengibar bendera), Kegiatan Pramuka, Palang Merah Remaja dan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Kajian-kajian tersebut umumnya hanya difokuskan pada salah satu aktivitas di sekolah.
Belum diungkapkan secara menyeluruh mengenai strategi apa saja yang dilakukan sekolah untuk menguatkan karakter nasionalis. Untuk itu, penelitian ini berusaha untuk mengungkap hal tersebut. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya sekolah dalam menguatkan karakter nasionalis pada peserta didik.
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Tempuran Kabupaten Karawang. Pemilihan SMAN 1 Tempuran sebagai sasaran penelitian berdasarkan pengalaman penulis sebagai salah seorang alumni yang menimba ilmu di sekolah tersebut dalam kurun waktu 3 tahun terakhir menunjukkan bahwa sekolah tersebut merupakan sekolah yang telah mengimplementasikan pendidikan karakter, terutama dalam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler.
Karakter nasionalis yang dimaksud dalam artikel ini, seperti telah disinggung sebelumnya, merupakan perwujudan dari lima nilai karakter dalam Penguatan Pendidikan Karakter. Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Sub nilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keberagaman budaya, suku, dan agama. (Kemendikbud, 2017).
Nasionalisme ,menurut Armaidy Armawi memegang peranan penting bagi bangsa dan negara, karena nasionalisme merupakan perwujudan rasa cinta masyarakat terhadap tanah air. Selanjutnya, nasionalisme juga menuntun masyarakat untuk memiliki sikap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan tenggang rasa. (Armawi, 2019)
Sementara itu, indikator karakter nasionalisme pada peserta didik, seperti diungkapkan oleh Hasan yaitu:
- Menghadiri upacara peringatan hari pahlawan dan proklamasi kemerdekaan
- Menggunakan bahasa Indonesia yang baik ketika berbicara dengan teman sekelas yang berbeda suku
- Menghafalkan dan suka menyanyikan lagu Indonesia raya, lagu-lagu wajib dan lagu-lagu perjuangan
- Merasa bangga terhadap keragaman bahasa di Indonesia
- Berpartisipasi dalam peringatan hari pahlawan dan proklamasi kemerdekaan
- Mencintai keragaman upacara di Indonesia
- Berargumentasi dan bersikap apabila bangsa Indonesia memperoleh ancaman dari bangsa lain 8. Memberikan penjelasan terhadap sikap dan tindakan yang akan dilakukan terhadap perekonomian negara Indonesia
- Berargumentasi dan bersikap apabila terjadi pertentangan antara bangsa Indonesia dengan bangsa lain
(Rusmulyani, 2021).
PEMBAHASAN
1. Profil SMA Negeri 1 Tempuran Karawang
SMAN 1 Tempuran berdiri sejak tahun 1997, berlokasi di Jalan Suryakencana Kabupaten Karawang. Awalnya adalah SMA filial dari SMA Negeri 1 Telagasari , karena di Karawang didirikan sekolah negeri lainnya sehingga berubah menjadi SMAN 1 Tempuran Kabupaten Karawang. Dengan moto Cageur Bageur Bener, Pinter Tur Singer , SMAN 1 Tempuran Karawang mempunyai visi Tahun 2022 menjadi sekolah yang terbaik dalam Terwujudnya Peserta Didik yang unggul dalam prestasi yang dilandasi oleh iman dan taqwa.
SMAN 1 Tempuran mengembangkan misi sebagai berikut:
- Menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
- Meningkatkan profesionalisme dan pelayanan pendidikan.
- Meningkatkan kompetensi siswa yang berbudi pekerti luhur, berbadan sehat, berpengetahuan luas, berpikiran bebas, mandiri, kreatif, inovatif, produktif, gemar belajar dan berdaya saing.
- Menanamkan rasa kekeluargaan berdasarkan nilai-nilai keagamaan
- Meningkatkan kreativitas siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler
- Mengantarkan siswa ke jenjang pendidikan tinggi
- Membekali siswa keterampilan hidup (life Skill)
Tujuan Umum SMAN 1 Tempuran yaitu meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Secara khusus Tujuan Pendidikan di SMAN 1 Tempuran dijabarkan dari Misi, yaitu:
- Terwujudnya siswa yang berdisiplin dan berbudi pekerti luhur berdasarkan agama, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
- Meningkatkan mutu hasil belajar yang ditandai dengan :
- Peningkatan dalam perolehan hasil ujian.
- Peningkatan jumlah lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
- Meningkatkan kompetensi guru dan TU dalam memberikan pelayanan
- Terwujudnya perpustakaan yang menjadi kuat dengan langkah Pembinaan kebiasaan membaca.
- Kegiatan pembelajaran bagi guru, TU dan siswa.
- Meningkatkan kompetensi siswa dalam nilai moral, spiritual, dan keagamaan yang didasari dengan :
- Peningkatan sikap serta keterampilan siswa dalam memahami dan mengamalkan nilai ajaran agama.
- Terbentuknya kelompok siswa yang terampil, berprestasi dalam bidang keagamaan.
- Meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris dan bahasa Arab.
- Terbentuknya tim olah raga dan kelompok kesenian yang mampu berprestasi sekurang-kurangnya di tingkat kecamatan.
- Terciptanya lingkungan sekolah yang tertib, bersih, dan asri yang menumbuhkan suasana yang menyenangkan dan nyaman dilingkungan sekolah.
Saat ini sekolah yang berdiri di atas tanah seluas 10.163 m2 ini memiliki 22 rombongan belajar dengan jumlah peserta didik 604 siswa. Sedangkan jumlah guru saat ini mencapai 40 orang, yang terdiri dari 1 kepala sekolah 10 guru tetap (PNS), dan 29 orang guru tidak tetap (non PNS), dengan kualifikasi akademiknya 4 orang Magister (S2), 36 orang Strata Satu (S1), , sedangkan tenaga kependidikan 10 orang terdiri dari TU tetap 2 orang, 8 orang TU tidak tetap, 4 orang tenaga kebersihan, 2 orang penjaga sekolah dan 2 orang Satpam.
Selain pengembangan dan peningkatan kegiatan akademik, peserta didik di SMAN 1 Tempuran juga berkesempatan mengembangkan minat dan bakat mereka melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dipilih dan diikuti peserta didik sesuai minat dan bakat mereka. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMAN 1 Tempuran yaitu
- Rohani Islam
- Olah raga yaitu Sepak Bola, Bola basket, Bola Voli, ,Karate dan Futsal
- Kesenian yaitu Akustik dan seni Karawitan Sunda (Degung, Tari dan Angklung) dan Marawis
- Bahasa dan sastra ( Bahasa Inggris )
- Palang Merah Remaja
- Pramuka
- Paskibra
- Jurnalistik
Program dan sistem pembelajaran di SMAN 1 Tempuran semakin istimewa dengan dukungan fasilitas penunjang proses pembelajaran yang komplet, yaitu 27 ruang kelas, ruang kepala sekolah, Masjid Darussalam, ruang guru, ruang tata usaha, ruang administrasi keuangan, ruang meeting, ruang data/ kurikulum 1, perpustakaan, laboratorium (Biologi, Fisika, Kimia, Komputer ),ruang BK, ruang UKS, ruang Prakarya, ruang OSIS, ruang kesenian, ruang ekstrakurikuler, Aula/Auditorium, fasilitas olahraga, lobi, tempat parkir, dan kantin sekolah.
2. Strategi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMAN 1 Tempuran
Penguatan Pendidikan Karakter di SMAN 1 Tempuran dilakukan dengan dua pendekatan utama yaitu berbasis kelas dan berbasis budaya sekolah. PPK Berbasis Kelas Hal ini dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama pendidikan karakter ke seluruh mata pelajaran, termasuk muatan lokal yang ada di SMAN 1 Tempuran1.
Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) nilai-nilai utama PPK tercantum dalam kegiatan pembelajaran. Seperti dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), materi pokok Alquran dan Hadis adalah Pedoman Hidupku. Selama pembelajaran guru PAI menyisipkan dan mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah, tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan peduli lingkungan.
Pendidik mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran, hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan dan menguatkan pengetahuan, menanamkan kesadaran, dan mempraktikkan nilai-nilai utama PPK. Hal itu seperti diungkapkan oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMAN 1 Tempuran sebagai berikut:
“Bahwa sekarang ini mata pelajaran PKn yang secara langsung(eksplisit) yang terkait dengan materi–materi nasionalisme tidak ada, akan tetapi kita berusaha menanamkan nilai–nilai nasionalisme kepada peserta didik melalui proses pembelajaran dengan menyisipkan nilai-nilai nasional, berbeda dengan zaman orde baru ada Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) atau Eka Prasetya Pancakarsa. Dalam P4 penanaman nilai-nilai karakter bangsa jelas poin-poinnya, seperti sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa nilai-nilai karakter apa yang harus di bangun betul-betul di sosialisasikan dan diprogramkan secara berkesinambungan, selain itu menurut saya 18 nilai karakter bangsa itu ada di seluruh sila Pancasila seperti religius ada di sila pertama, nasionalisme ada di sila ketiga, demikian halnya tentang musyawarah dan gotong royong. Menghargai pendapat orang lain ada di sila keempat. Jaman dulu materi PKn lebih luas seperti ada materi membina kerukunan hidup antar umat beragama, bagaimana kita membangun kehidupan antar umat beragama, apa saja yang harus dikembangkan dan apa saja yang harus kita hindari, tentang toleransi umat beragama juga ada, kalau sekarang guru PKn dituntut untuk kreatif mengembangkan nilai-nilai karakter terutama tentang karakter nasionalisme.” (Wawancara dengan Drs.H.Dede,M.Pd Senin,18 Oktober 2021).
Dalam pembuatan RPP, pendidik di SMAN 1 Tempuran selalu mempertimbangkan tentang penggunaan media, strategi, atau metode yang tepat untuk menyisipkan nilai-nilai nasionalisme kepada peserta didik. Pendidik juga selalu berusaha meningkatkan pengetahuannya melalui pemberitaan yang sedang marak.
Selain itu juga dengan memikirkan hal-hal yang bisa dilakukan guna menarik minat peserta didik, agar proses penanaman nilai-nilai nasionalisme bisa berjalan dengan lancar. Selain itu juga menurut guru PAI SMAN 1 Tempuran, pendidikan karakter bagi peserta didik sangat penting.
Banyak sekali poin-poin pendidikan karakter yang harus dimiliki oleh peserta didik, diantaranya adalah bertanggungjawab, percaya diri, jujur dan berakhlakul karimah. Pendidikan karakter untuk peserta didik harus ditanamkan mulai usia dini, tapi yang terpenting adalah bagaimana guru memberikan pemahaman terkait dengan poin-poin karakter.
Misalnya harus jujur ketika mengerjakan ulangan, anak diajarkan untuk percaya diri, berintegritas, dan harus bertanggungjawab pada apa yang dia kerjakan. Pada dasarnya, penanaman karakter di SMAN 1 Tempuran mengikuti pedoman dari Kemendikbud. Selain itu juga ditambahkan dengan kearifan sekolah yang dilakukan dengan pembiasaan dan kegiatan-kegiatan terprogram lainnya.
Seperti kegiatan harian yaitu salat zuhur berjamaah, membaca Asma’ul Husna, dan membaca Alquran selama 15 menit pada awal jam pelajaran, menyanyikan lagu Indonesia Raya setelah baca Alquran, serta menyanyikan lagu daerah pada akhir jam pelajaran .
Cara menanamkan sikap nasionalis pada peserta didik melalui proses pembelajaran di kelas yakni dengan mengawali Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya. Jadi 15 menit sebelum dimulainya KBM, siswa diharuskan untuk mengaji kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan dipimpin oleh dirigen di kelas masing-masing.
Selain terintegrasi dengan mata pelajaran, nilai-nilai nasionalisme juga diintegrasikan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMAN 1 Tempuran. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dan pelaksanaannya di luar jam pelajaran, sesudah pulang sekolah.
Penanaman nilai nasionalisme di SMAN 1 Tempuran melalui ekstrakurikuler lebih difokuskan terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang relevan seperti Pramuka, Pasukan Pengibaran Bendera (Paskibra), dan Palang Merah Remaja (PMR). Ekstrakurikuler lainnya seperti Pencak Silat, Bola basket, Bola Voli, Karate, Futsal, Akustik, karawitan ,PMR, Pramuka, Paskibra dan Bahasa Inggris.
Tujuan Pramuka yang utama yaitu membangun sikap nasionalisme dengan memberikan inovasi-inovasi kegiatan sehingga kegiatan pramuka terkesan mengasikan. Pembiasaan diri peserta didik untuk selalu menghargai tanah air dan bangsanya serta menghargai jasa pahlawan ditunjukkan dengan pelaksanaan apel setiap sebelum dan sesudah kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan.
Selain itu dengan memberikan materi-materi yang berkenaan dengan kenegaraan untuk menanamkan rasa nasionalisme peserta didik. Dengan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan Paskibra dapat menumbuhkan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia ketika mengenakan atribut-atribut nasionalisme dan melakukan penghormatan terhadap bendera.
SMA Negeri 1 Tempuran juga memprogram kegiatan bakti sosial sebagai salah satu sarana penanaman nilai-nilai nasionalisme. Kegiatan bakti sosial merupakan sebuah bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial untuk dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat.
Kegiatan bakti sosial ini telah dilaksanakan oleh SMA Negeri 1 Tempuran yang melibatkan peserta didik secara langsung untuk terjun ke lapangan dalam kegiatan ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI dan PKn, kegiatan bakti sosial SMA Negeri 1 Tempuran dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, diantaranya: kerja bakti membersihkan dan merawat lingkungan di sekitar sekolah seperti tempat ibadah dan lingkungan sekolah; mengumpulkan pakaian pantas pakai; dan menggalang dana untuk disumbangkan ke panti-panti asuhan, panti jompo dan orang-orang yang kurang mampu; serta membantu korban bencana alam.
Penguatan Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah dilakukan melalui kegiatan pembiasaan. Pembiasaan ini diintegrasikan ke dalam seluruh kegiatan di SMAN 1 Tempuran dalam kegiatan kesehariannya, dengan melibatkan semua komponen warga sekolah.
Pembiasaan tersebut meliputi upacara bendera setiap hari Senin, guru membiasakan untuk hadir tepat waktu pada saat upacara bendera, memperdengarkan lagu-lagu kebangsaan, menceritakan tokoh-tokoh berprestasi yang ada di Indonesia, mengibarkan bendera di halaman depan sekolah, membudayakan 5 S (senyum, sapa, salam, sopan dan santun), piket kelas, serta membaca ayat suci Alquran selama 15 menit bagi yang beragama Islam sebelum memulai pelajaran.
Selain itu, penanaman nilai-nilai karakter nasionalisme juga dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan terprogram. Kegiatan terprogram merupakan kegiatan yang dalam pelaksanaannya diawali dengan adanya perencanaan atau program dari sekolah, dan merupakan salah satu kegiatan pengembangan diri siswa. Kegiatan-kegiatan terprogram di SMAN 1 Tempuran seperti kegiatan memperingati hari-hari besar nasional, yang dimaksudkan sebagai sebuah sarana penanaman nilai-nilai nasionalisme.
Biasanya dilakukan pada Hari Pendidikan nasional (HARDIKNAS), hari kemerdekaan, hari Kartini, dan upacara peringatan hari kebangkitan nasional. Perayaannya dengan mengadakan lomba-lomba per kelas, seperti ketika hari sumpah pemuda ada perlombaan paduan suara untuk lagu-lagu wajib, dan gerakan literasi sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Merayakan hari-hari besar nasional bertujuan untuk mengenang dan menghormati apa yang telah terjadi pada hari-hari besar nasional tersebut, serta siswa dapat memetik makna yang terkandung dalam hari-hari besar tersebut. SMA Negeri 1 Tempuran memperingati hari-hari besar nasional dengan mengikuti upacara bendera serta mengadakan lomba-lomba sesuai dengan hari nasional yang diperingati, sehingga diharapkan dapat menjadi sarana penanaman nilai-nilai nasionalisme
KESIMPULAN
Nasionalisme merupakan perwujudan rasa cinta masyarakat terhadap tanah air dan nasionalisme yang dilandasi oleh Pancasila akan menuntun masyarakat untuk memiliki sikap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan tenggang rasa. SMAN 1 Tempuran merupakan sekolah formal yang mengimplementasikan karakter nasionalis peserta didik melalui beberapa cara, yaitu: terintegrasi dengan seluruh mata pelajaran, melalui budaya sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Pengembangan karakter melalui budaya sekolah yaitu upacara bendera secara rutin setiap hari Senin, memperingati hari-hari besar nasional dengan upacara, lomba-lomba, gerak jalan dan karnaval, membaca Alquran selama 15 menit pada awal jam pelajaran, menyanyikan lagu Indonesia Raya setelah membaca Alquran, serta menyanyikan lagu daerah pada akhir jam pelajaran.
Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yaitu Pramuka, Palang Merah Remaja, dan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra). Strategi pembinaan karakter nasionalis di SMAN 1 Tempuran dilakukan dengan cara bertahap dan berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Armawi, A. (2019). Nasionalisme dalam Dinamika Ketahanan Nasional. Yogyakarta: UGM Press.
BPS. (2012). Penurunan Sikap Nasionalisme. Jakarta: Biro Pusat Statistik.
Kemendikbud. (2017). Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat Sekolah dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan .
Rosyada, A. (2018). PEMBINAAN SIKAP NASIONALISME MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER HIZBUL WATHAN UNTUK. http://repository.upi.edu/35280/, 5.
Rusmulyani, K. (2021). Semangat Nasionalisme dalam bingkai kehidupan bermasyarakat berbangsa dan beragama. Sidoarjo: Nizamia Learning Centre.
Dokumen KTSP SMA Negeri 1 Tempuran tahun 2020-2021
Wawancara dengan Drs.H.Dede,M.Pd Kepala SMA Negeri 1 Tempuran, Senin 18 Oktober 2021
Fitriawati
Mahasiswa Program Studi Seni Musik
Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
Universitas Pendidikan Indonesia
Editor: Diana Pratiwi