Mahasiswa PLS UM Gelar Pembinaan DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) sebagai Penguatan Pengentasan Angka Stunting di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang

Stunting
Dapur Sehat Atasi Stunting

Desa Tawangargo merupakan sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Menurut data dari Profil Desa Tawangargo Tahun 2021, sejumlah 1.112 jiwa bermata pencaharian sebagai seorang petani.

Adapun produk buah-buahan hasil pertanian Desa Tawangargo seperti jeruk, apel, alpukat, jambu, dan buah-buahan lainnya.

Produk sayuran hasil pertanian Desa Tawangargo adalah sawi, sayur kol, brokoli, jagung manis, cabai, bawang putih, mentimun mas, letos, wortel, bawang merah, tomat, seledri, cabai, daun sia, dan berbagai macam jenis sayuran lainnya. Sedangkan produk peternakan Desa Tawangargo adalah susu perahan, daging ayam sayur, telur, dan sebagainya.

Baca Juga: Cegah Stunting Melalui Posyandu Rutin, Mahasiswa Kelompok 20 KKN-T UPN “Veteran” Jawa Timur Bantu Kegiatan Posyandu 4 Dusun Desa Kedungpari

Bacaan Lainnya

Selanjutnya, permasalahan yang belum tuntas dihadapi pemerintah Desa Tawangargo adalah stunting. Berdasarkan data dari Ketua Paguyuban Kader Kesehatan Desa Tawangargo bahwa terdapat 30 balita yang berisiko stunting (data hasil kegiatan bulanan pada Agustus 2022).

Berbagai faktor yang menjadi penyebab anak berisiko stunting di antaranya kurangnya asupan makanan yang mengandung gizi seimbang, kurangnya pengetahuan dan pengalaman orang tua tentang dampak stunting, dan pola asuh yang kurang tepat.

Berbagai cara dan upaya telah dilakukan oleh pemerintah Desa Tawangargo dalam membantu pemerintah Indonesia dalam mewujudkan target penurunan stunting pada balita. Beberapa bentuk kegiatan telah dilakukan oleh pemerintah Desa Tawangargo untuk menurunkan angka stunting pada balita.

Adapun bentuk kegiatan yang telah berjalan dalam penanganan stunting pada balita di Desa Tawangargo adalah adanya kader kesehatan maupun bidan yang cukup di setiap dusun, pelaksanaan Posyandu bagi balita dan pelaksanaan pendataan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk menurunkan angka stunting yang dilakukan secara rutin.

Untuk memecahkan permasalahan sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka tim MBKM Magang/ Praktik Kerja Lapangan Program Studi S1 Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang di UPT Balai Diklat Kependudukan dan Keluarga Berencana Malang yang beranggotakan Ahmad Faiz Attariqi, Elza Nidia Santoso, Lisdwina Choirunnisa’ Warsito, Mila Maulidya Anwar, Nada Husniyah Qurotu ‘Aini, dan Yuniarti Puji Lestari melaksanakan kegiatan “Pembinaan DASHAT dengan Pemanfaatan Potensi Lokal sebagai Menu Sehat Ibu Cerdas di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur”.

Dapur Sehat Atasi Stunting atau yang disingkat dengan DASHAT merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/ balita berisiko stunting terutama dari keluarga kurang mampu.

Baca Juga: Penyebab Terjadinya Stunting dalam Kasus MBA (Married by Accident)

Program ini merupakan program yang diluncurkan oleh BKKBN sebagai salah satu penerapan pengoptimalisasian angka stunting. Program DASHAT dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dikombinasikan dengan sumber daya/ kontribusi dari mitra lainnya.

Kegiatan ini telah diadakan pada Sabtu (18/03/2023) di Kantor Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, yang dihadiri 30 balita berisiko stunting beserta ibunya, para kader pendamping setiap Dusun Tawangargo dan perwakilan pemerintah Kecamatan Karangploso.

Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah dapat mewujudkan misi Desa Tawangargo yang pertama, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, serta dapat menjadi penguat dalam pengentasan angka stunting di Desa Tawangargo.

Selain itu, tujuan khusus dari pembinaan DASHAT ini adalah peserta pembinaan dapat: (1) Mengetahui, memahami, dan mengimplementasikan pola asuh yang baik dan tepat bagi balita yang berisiko stunting; (2) Mengetahui dan memahami cara menentukan menu makanan yang sehat dan gizi seimbang bagi balita, khususnya pada balita yang berisiko stunting; dan (3) Mengimplementasikan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam mengolah dan menyajikan menu makanan sehat dan bergizi dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal Desa Tawangargo di kehidupan sehari-hari.

Sambutan Ketua Pelaksana Pembinaan DASHAT (Yuniarti Puji Lestari) dan Sambutan Kepala Desa Tawangargo (H. Sukar). Foto: dokumen PKL PLS UM.

Baca Juga: Sepiring Nasi Kuning (Sekolah Pakai Katering Generasi Kuat Tanpa Stunting) di TK Islam Terpadu Nurul Hidayah Kabupaten Sampang

Seluruh rangkaian kegiatan Pembinaan DASHAT dipandu oleh MC, yaitu Mila Maulidya Anwar. Kegiatan dibuka oleh Ketua Pelaksana yaitu Yuniarti Puji Lestari, dan dibuka secara resmi oleh Kepala Desa Tawangargo, yaitu H. Sukar. Setelah selesai sesi sambutan, dilanjut dengan penyampaian materi pembinaan oleh Dr. Endang Sri Redjeki, M.S. (Pemateri 1) dan Dra. Lely Hermini, M.M. (Pemateri 2).

Sesi Penyampaian Materi Pertama oleh Dr. Endang Sri Redjeki, M.S. Mengenai Pola Asuh Orang Tua terhadap Balita Berisiko Stunting. Foto: dokumen PKL PLS UM.

Pemateri pertama yaitu Dr. Endang Sri Redjeki, M.S. Beliau adalah dosen Prodi S1 Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Materi yang dibawakan oleh beliau adalah pola asuh orang tua kepada balita yang berisiko stunting. Materi yang disampaikan tidak hanya berupa penjelasan dan penyampaian materi saja, melainkan juga berupa permainan, agar proses pembinaan terasa lebih hidup dan menyenangkan.

Sesi Penyampaian Materi Kedua oleh Dra. Lely Hermini, M.M. Mengenai Demonstrasi Memasak DASHAT. Foto: Dokumen PKL PLS UM.

Sedangkan, pemateri kedua yaitu Dra. Lely Hermini, M.M. Beliau adalah Widyaiswara Ahli Utama UPT Balai Diklat KKB Malang. Materi yang dibawakan oleh beliau adalah demonstrasi memasak DASHAT. Pada sesi ini pemateri memaparkan tentang cara memasak menu makanan sehat yang menarik, serta mengandung gizi yang seimbang dan higienis dalam rangka mencegah risiko stunting pada balita.

Baca Juga: Sosialisasi Stunting oleh KKN UAD XVI.A2 Untuk Masyarakat Padukuhan Tanjung

Demonstrasi dilakukan oleh panitia (mahasiswa magang UPT Balai Diklat KKB Malang) yang didampingi oleh pemateri. Bahan yang digunakan merupakan sumber daya lokal masyarakat Tawangargo. Menu makanan yang didemonstrasikan adalah resep tim ayam telur dan resep misoa goreng.

Demonstrasi Memasak Menu Resep Tim Ayam Telur oleh Mahasiswa Magang/ PKL PLS UM yang didampingi Dra. Lely Hermini, M.M. Foto: Dokumen PKL PLS UM.

Berikut resep Menu Tim Ayam Telur (untuk 8-9 porsi)

Bahan Tim Ayam Telur:

  • 4 butir telur ayam (kurang lebih 212 gram)
  • 250 gram daging ayam giling
  • 400 ml air
  • ½ sdt atau kurang lebih 4 gram merica bubuk
  • 2 sdt gula pasir secukupnya
  • Penyedap secukupnya
  • 4 siung bawang putih (kurang lebih 30 gram bawang putih bubuk)
  • 2 sdm atau 30 ml minyak wijen
  • ½ sdt atau kurang lebih 4 gram jahe bubuk
  • 1 sdm atau 15 ml minyak goreng

Cara Membuat:

    Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait