Pemanfaatan Daun Kemangi (Ocium Basilium) untuk Penderita Hipertensi

Kemangi (Ocium Basilium)
Ilustrasi Kemangi (Sumber: Media Sosial dari pixabay.com)

Kemangi adalah salah satu tumbuhan yang sering dimanfaatkan dalam hidangan Asia Tenggara, khususnya di negara seperti Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Asal mulanya bisa dilacak hingga wilayah Asia Selatan dan Tenggara. Di India, daun kemangi dikenal sebagai “tulsi” atau “tulasi” dalam bahasa Sanskerta, yang merupakan bahasa yang umum digunakan dalam praktik agama Hindu.

Sejak zaman dahulu, daun kemangi telah banyak digunakan untuk bahan makanan dan obat tradisional. Masyarakat yang tinggal di daerah tersebut sudah akrab dengan berbagai manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh daun kemangi, termasuk kemampuannya sebagai antibakteri dan antijamur. Daun kemangi juga dipakai dalam ritual agama dan dipercayai memiliki kesakralan.

Penggunaan daun kemangi dalam berbagai jenis masakan telah menjadi populer di berbagai negara, karena kesegarannya dan aroma yang khas, memberikan tambahan yang unik pada hidangan. Saat ini, daun kemangi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari aneka hidangan khas Asia Tenggara, seperti soto, nasi goreng, atau lalapan, dan terus mendapat banyak penggemar di berbagai penjuru dunia.

Bacaan Lainnya

Kemangi adalah tanaman herba yang sering ditemukan di Indonesia. Hampir semua bagian tanaman digunakan sebagai obat karena memiliki sifat antiseptik. Hal ini berkaitan dengan kandungan senyawa kimia yang berbeda-beda seperti estragol, turunan fenol seperti metil kavikol, eugenol, mil eugenol, dan linalool alkohol monoterpene.

Senyawa yang terdapat pada daun kemangi antara lain adalah flavonoid dan magnesium yang berfungsi sebagai antioksidan untuk pembuluh darah dan sirkulasi.

Makromineral seperti kalsium, fosfor, dan magnesium banyak terdapat pada daun tanaman kemangi yang juga mengandung betakaroten dan vitamin C. Flavonoid, minyak atsiri seperti eugenol, arginin dan amigdala, serta komponen non nutrisi yang terdapat pada daun kemangi (Hariana.2008).

Senyawa adalah campuran dua unsur atau lebih yang mempunyai ikatan kimia. Beberapa senyawa seperti eugenol, flavonoid, dan asam askorbat memiliki manfaat dalam mengurangi tekanan darah tinggi dan menjaga kesehatan sistem kardiovaskular (Gupta, S.K., et.al., 2008).

Baca juga: Pengaruh Daun Kemangi (Ocimum basilicum L) sebagai Peningkat Imunomodulator

Masalah kesehatan yang sering dijumpai oleh orang-orang di berbagai negara, termasuk di Indonesia, adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi terutama di dunia. Jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya dapat rusak akibat tekanan dara tinggi.

Dalam banyak kasus, hipertensi tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga seringkali tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Penting untuk mengendalikan tekanan darah agar tidak mencapai level yang berbahaya, karena dapat mengurangi risiko terkena penyakit kardiovaskular serius.

Upaya untuk mengatasi hipertensi meliputi perubahan gaya hidup seperti mengurangi konsumsi garam, menjaga berat badan ideal, berhenti merokok, dan rutin berolahraga. Selain itu, pengobatan medis juga dapat diperlukan, seperti penggunaan obat-obatan antihipertensi. Dengan mengatasi hipertensi dengan baik, kita dapat mengurangi risiko terkena penyakit kardiovaskular dan meningkatkan kualitas hidup kita.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi berarti kondisi yang ada “Di mana tempatnya?” satu individu memiliki tekanan darah yang berada di atas tingkat normal adalah ketika tekanan darah pada saat sistolik mencapai atau melebihi 140 mmHg (Chobanian, et.al., 2003).

Menurut WHO and International Society of Hypertension pada tahun 2009, di seluruh penjuru dunia, ISH hadir. Ada sebanyak 600 juta orang yang menderita hipertensi.

Selanjutnya, sebanyak tiga juta nyawa telah hilang, setiap tahunnya dapat diartikan setiap tahun yang berlalu tujuh dari setiap satu mengetahui bahwa mereka menderita penyakit ini, mendapatkan perawatan medis secara memadai.

Menurut Armilawati (2007), di Indonesia hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi dan sedang terjadi, Setelah stroke dan tuberkulosis, penyakit ini merupakan penyebab kematian ketiga, pada segala rentang usia.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Depkes) tahun 2008, prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%. Bila tidak diobati, penyakit yang tidak menunjukkan gejala dapat berakibat fatal. Itu sebabnya, hipertensi sering dijuluki sebagai pembunuh diam-diam atau penyakit yang merenggut nyawa tanpa disadari.

Dalam rangka menyelesaikan masalah ini, penggunaan tumbuhan obat sebagai pilihan lain menjadi solusi. Pada saat ini, pengobatan menjadi subjek utama penelitian dan kegiatan pelayanan terhadap masyarakat. Metode pengobatan dengan memanfaatkan tumbuhan obat dianggap lebih murah dan memiliki dampak samping yang minim. Selain dari penggunaan obat modern, seperti yang disebutkan oleh Hussana, et.al. (2016).

Adi (2008) mengemukakan bahwa peningkatan penyakit kardiovaskular dan kurangnya kesadaran tentang Kesehatan merupakan faktor yang berkontribusi terhadap penggunaan herbal atau naturopati untuk mengelola hipertensi. Salah satu pengobatan tekanan darah alami adalah penggunaan daun kemangi.

Fakta ini terungkap melalui penelitian yang dilakukan oleh Efa pada tahun 2007, dibuat campuran berbentuk rebusan dengan menggunakan 1 gram daun. Daun kemangi direndam dalam sejumlah 250 cc air hingga mendapatkan 125 cc air yang direbus sanggup mengurangi tekanan sirkulasi darah keadaan umum pada wanita dewasa dari usia 18 hingga 25 tahun sampai 9,33 tahun pada tekanan diastolik. tekanan diastolik diukur dalam satuan mmHg.

Untuk memproduksi daun kemangi harus menyediakan gelas takar, timbangan, termometer, dua buah panci (tidak termasuk dalam resep), 5,6 gram daun kemangi dan 200 cc air untuk diberikan satu kali atau dua kali sehari selama 6  hari.

Untuk menyiapkannya, Anda perlu memanaskan daun kemangi dalam wajan dan menambahkan 200 karat air. Setelah memasak selesai, pindahkan panci atas ke bawah dan tuangkan air secukupnya ke dalamnya.

Saat panci dipanaskan dengan api dan direbus hingga 100°C, tercapai bagian bawahnya, dan suhu di daerah ini adalah Panaskan selama 15 menit, lalu hasilnya disaring, didinginkan dan siap diminum. Tekanan darah diukur kembali pada hari ketujuh untuk mengetahui hasil prosedur.

Kesimpulan

Pemanfaatan daun kemangi untuk penderita hipertensi adalah bahwa daun kemangi memiliki potensi sebagai obat alami yang dapat membantu dalam mengatasi hipertensi.

Dengan kandungan senyawa aktif seperti flavonoid, magnesium, dan komponen lainnya, daun kemangi dapat membantu memperlebar pembuluh darah, meningkatkan peredaran darah, dan mengurangi tekanan darah tinggi. Penggunaan daun kemangi sebagai terapi alami dapat menjadi alternatif yang efektif dan aman dalam menangani hipertensi, selain dari pengobatan medis konvensional.

Selain itu, perubahan gaya hidup sehat juga merupakan faktor penting dalam pengelolaan hipertensi, seperti mengurangi konsumsi garam, menjaga berat badan ideal, berhenti merokok, dan rutin berolahraga.

Dengan demikian, penggunaan daun kemangi sebagai bagian dari terapi alami dapat menjadi tambahan yang bermanfaat dalam upaya mengendalikan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi.

 

Penulis: Hanan Fadila
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.