Mahasiswa KKN UPI Kampus Purwakarta Gelar Partisipasi dalam Tiga Meja Layanan Posyandu Lansia

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2019, saat ini sedang melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang telah dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2022 hingga 10 Agustus 2022.

Program kegiatan KKN ini dilaksanakan secara online dengan mengusung tema Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG’s Desa dan Rekognisi Program MBKM. Mahasiswa yang mengikuti KKN Tematik UPI semester genap 2021/2022 terdapat 7.089 mahasiswa terdiri dari mahasiswa KKN rekognisi dan KKN reguler.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan mata kuliah wajib pada jenjang Strata 1 di Universitas Pendidikan Indonesia yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa.

Baca Juga: Optimalisasi Peran Mahasiswa KKN UPI melalui Program Kampus Mengajar di SD Negeri 03 Karang Endah

Bacaan Lainnya

Sekaitan dengan program MBKM untuk Mata Kuliah KKN, UPI perlu memberikan pengakuan (rekognisi) pengalaman belajar mahasiswa yang telah mengikuti program yang ditawarkan pada MBKM dan Puspresnas.

Setiap pengalaman belajar pada MBKM-Puspresnas Kemdikbudristek akan mendapatkan pengakuan pengalaman pembelajaran lampau yang sudah dimiliki mahasiswa dengan Mata Kuliah KKN yang harus diselesaikan mahasiswa sesuai dengan Prosedur Operasional Baku (POB) yang sudah ditetapkan.

SDG’s singkatan dari Sustainable Development Goals merupakan suatu program kegiatan yang merujuk pada Perpres Nomor 59 Tahun 2019 mengajukan 18 tujuan dan 169 target yang dicetuskan oleh PBB sejak 25 September 2015.

Bertujuan untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan, mengurangi ketimpangan dalam dan antar negara, memperbaiki manajemen air dan energi, dan mengambil langkah urgen untuk mengatasi perubahan iklim. SDG’s ini merujuk pada kearifan lokal meliputi tiga dimensi, mulai dari lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Adapun program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG’s yaitu desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, desa ekonomi tumbuh merata, desa peduli kesehatan, desa peduli lingkungan, desa peduli pendidikan, desa ramah perempuan, desa berjejaring, desa tanpa kesenjangan, dan desa tanggap budaya untuk percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Baca juga: Mahasiswa KKN Tematik UPI 2022 Gelar Edukasi Stunting di Desa Gekbrong

Shanty Sulistyaningrum mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Purwakarta dengan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) melaksanakan KKN di Desa Gadungrejo, Dukuh Gadungan RT 003/001 Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen Jawa Tengah.

Dibimbing oleh Ibu Primanita Sholehah Rosmana, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok KKN 177 dengan tema umum yaitu Desa tanpa Kesenjangan. Tema umum terbagi dari beberapa tema spesifik tentang desa tanpa kesenjangan, antara lain:

1) Rasio/ Koefisien Gini Desa (derajat ketidakmerataan distribusi penduduk); 2) Penduduk di bawah garis kemiskinan menurut jenis kelamin dan kelompok umur; 3) Kepedulian masyarakat tentang status sosial dan ekonomi masyarakat; 4) Koefisien Gizi Desa; 5) Tingkat kemiskinan desa; 6) Status perkembangan desa (setara mandiri);

7) Indeks kebebasan sipil; 8) Jumlah pekerja peserta Badan Pengelola Jamina Kesehatan (BPJS) Ketenagakerjaan; dan 9) Tersedia Perdes/ SK Kades tentang advokasi pekerja migran. Sebelum melaksanakan penugasan di tempat KKN, mahasiswa melakukan observasi awal kepada warga terlebih dahulu.

Berdasarkan hasil observasi awal melalui wawancara dengan bidan di Desa Gadungrejo RT 003/001 Klirong Kebumen mengalami koefisien gizi pada anak maupun lansia. Di Desa Gadungrejo terbagi menjadi tiga dukuh yaitu dukuh Gadungan, Jalasida, dan Tedunan.

Baca Juga: KKN Tematik UPI: Poster Parenting Sebagai Media Edukasi dan Literasi Masa Pandemi

Alhasil penulis memilih tema spesifik tentang koefisien gizi karena sesuai dengan kondisi di lingkungan masyarakat. Kesehatan merupakan hak asasi setiap masyarakat dan sebagai investasi yang tertera di Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H Ayat 1.

Sehingga perlu diupayakan dan ditingkatkan oleh seluruh  komponen bangsa agar masyarakat hidup  sehat. Selain itu, kesehatan bukanlah hanya menjadi urusan pemerintah saja, melainkan tanggungjawab bersama yang saling berkaitan antara pemerintah dengan masyarakat.

Kebutuhan kesehatan yang tinggi sangat dibutuhkan oleh masing-masing individu terutama anak-anak. Maka dari itu, mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan cara mengadakan Posyandu dijadikan pusat aktivitas para ibu dalam memenuhi pelayanan kesehatan para balitanya dan keluarga berencana.

Pada 2 Maret 2020, pandemi COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) mulai menyerang negara Indonesia sehingga berbagai sektor ekonomi, kesehatan, industri, maupun pendidikan merasakan dampaknya. Selama pandemi semua kegiatan di lingkungan masyarakat terhambat atau tidak ditiadakan.

Pada awal tahun 2022 semua kegiatan di desa aktif kembali terutama pelaksanaan pelayanan Posyandu. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan bentuk program di bidang kesehatan yang berada di masing-masing desa.

Baca Juga: KKN Tematik UPI 2021: Pendampingan Peningkatan Kreativitas Anak di Rumah Selama Libur

Pada masa kecil mungkin kita ingat pernah diajak pergi ke Posyandu oleh orang tua kita untuk cek kesehatan, timbang berat badan, dan pemberian imunisasi atau vitamin imun tubuh. Posyandu tersebut merupakan Posyandu balita yang ditujukkan untuk anak-anak di bawah lima tahun.

Selain Posyandu balita ada juga Posyandu yang ditujukkan untuk orang lanjut usia (lansia). Posyandu lansia adalah Pos Layanan Terpadu untuk masyarakat usia lanjut sekitar 45 tahun sampai umur 60 tahun ke atas yang diselenggarakan melalui Puskesmas Desa Gadungrejo.

Posyandu Lansia.

Salah satu Posyandu yang berada di Desa Gadungrejo menjadi salah satu program kerja bagi mahasiswa KKN UPI Purwakarta yang bernama Shanty Sulistyaningrum untuk melakukan kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata), yaitu Posyandu lansia.

Mahasiswa Shanty Sulistyaningrum mengadakan tiga meja pelayanan Posyandu lansia, tempat pelaksanaan di Balai Desa Gadungrejo. Partisipasi masyarakat desa Gadungrejo sangat antusias ikut serta dalam kegiatan Posyandu, yang terdiri dari tiga dukuh yaitu dukuh Gadungan, Jalasida, dan Tedunan.

Penyelenggara Posyandu bekerjasama dengan pihak bidan Desa Gadungrejo, seperti biasa pelaksanaan Posyandu ini merupakan kegiatan rutin di setiap satu bulan sekali pada tanggal 16 dengan waktu pukul 09.00 WIB dan pada bulan Juli 2022 sudah dilaksanakan dengan lancar.

Persiapan dan arahan pelaksanaan Posyandu.

Baca Juga: Penguatan Pembelajaran Daring dalam Program KKN – Tematik UPI 2021

Di sini, Shanty tidak sendiri dalam melaksanakan program kerja, namun juga membutuhkan bantuan dari teman-teman tim kelompoknya yang beranggotakan tiga orang.

Mereka ikut berpartisipasi dalam membantu kegiatan Posyandu seperti memandu lansia untuk menimbang berat badan, tinggi badan, lingkar perut, dan tekanan darah serta merekap hasil tersebut dan menskrining BPJS Kesehatan melalui website.

Skrining adalah langkah awal untuk mengetahui seberapa jauh kondisi kesehatan tubuh seseorang. Kini masyarakat juga bisa melakukan skrining kesehatan secara online dan tidak perlu mendatangi fasilitas kesehatan. Hasil skrining pun akan muncul setelah semua pertanyaan selesai dijawab.

Kegiatan Posyandu berjalan dengan kondusif dan lancar. Mahasiswa KKN UPI Purwakarta tidak mengalami kesulitan dalam memberikan pelayanan karena dibimbing dengan baik oleh petugas Posyandu. Para lansia yang berpartisipasi terlihat senang karena selain mendapat pelayanan yang baik.

Mahasiswa dari KKN UPI Purwakarta disambut ramah dan berbincang hangat dengan para lansia. Jumlah pendataan Posyandu lansia sekitar 60 orang yaitu mayoritas lansia usia 45 sampai 55, dan sisanya lansia berusia 60 tahun ke atas.

Baca Juga: KKN Tematik UPI 2020: Wadah Mengabdi Mahasiswa UPI Menghadapi Pandemi

Hasil dari pemeriksaan melalui skrining BPJS Kesehatan secara online dinyatakan bahwa penduduk lansia Desa Gadungrejo mayoritas mengalami rendah terhadap gizi. Maka dari itu, setiap bulan diadakan Posyandu lansia secara rutin dan diadakan senam untuk lansia berusia 45 sampai 60 tahun atau juga bisa bagi ibu yang berusia kurang dari 45 tahun namun sudah menikah dan mempunyai anak.

Mekanisme pelayanan Posyandu lansia berbeda dengan Posyandu balita yang terdapat sistem lima meja, pelayanan yang diselenggarakan dalam Posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di desa.

Ada yang menyelenggarakan Posyandu lansia sistem lima meja seperti Posyandu balita, ada juga hanya menggunakan sistem pelayanan tiga meja. Mekanisme pelayanan posyandu di desa Gadungrejo menggunakan sistem 3 meja dengan kegiatan sebagai berikut:

Meja I Pendaftaran Posyandu.

1) Meja I digunakan untuk pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi badan, atau pemeriksaan tensi (gula darah, tekanan darah, dan lain-lain); 2) Meja II, melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT).

Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini; dan 3) Meja III, melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, di sini juga bisa dilakukan pelayanan pemberi makan tambahan PMT. Mahasiswa KKN UPI berbagi tugas di setiap tiga meja tersebut.

Meja II Pengukuran dan Pencatatan Berat Badan, Tinggi Badan, dan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Baca Juga: Mahasiswa UPI Ajak Masyarakat Desa Karangpakel Bangun Gerakan Ketahanan Pangan Keluarga “KPK”

Penulis mahasiswa KKN UPI, Shanty Sulistyaningrum bertugas di bagian skrining BPJS Kesehatan dan konseling di meja III sedangkan rekan yang lain membantu di meja I yaitu bagian registrasi atau pendaftaran, dan meja II bagian pencatatan, pengukuran berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh seperti tekanan darah, dan lain-lain.

Setelah melakukan mekanisme tiga meja, salah satu mahasiswa mengantarkan para lansia untuk pengecekan IVA kecuali ibu hamil. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin.

Meja III Skrining BPJS Kesehatan dan Penyuluhan atau konseling.

Tujuan dari tes IVA adalah sebagai skrining awal untuk mendeteksi gejala-gejala kanker serviks serta mencegah terjadinya komplikasi. Pemeriksaan IVA adalah tes yang umumnya tidak menyakitkan dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit.

Pemeriksaan yang cenderung singkat dan tanpa melalui pemeriksaan laboratorium yang kompleks membuat IVA test relatif terjangkau ketimbang metode deteksi dini kanker serviks lainnya, seperti pap smear.

Kami tidak ikut serta bagian pemeriksaan IVA karena kami diminta untuk tugas di mekanisme 3 meja layanan Posyandu. Selain itu, setiap hari Jumat dilaksanakan kegiatan Jumat sehat yaitu senam untuk para lansia, yang bertujuan untuk memperbaiki indeks massa tubuh (IMT).

Baca Juga: Efektivitas Retrowalking terhadap Penurunan Nyeri pada Lansia dengan Knee Osteoarthritis

Melaksanakan senam untuk ibu-ibu (Posyandu Lansia) usia 40-55 tahun.

Pelaksanaan tempat untuk senam seperti biasa di Balai Desa Gadungrejo bersama ibu-ibu atau Posyandu lansia berusia 40-55 tahun. Mahasiswa KKN membantu menyiapkan sound system yang akan digunakan untuk menyetel musik senam. Senam pun dimulai dengan bimbingan dari instruktur.

Dengan hitungan satu sampai delapan, instruktur mamandu senam dengan diiringi musik koplo yang di-remix. Para lansia mengikuti gerakan dengan teratur meskipun terlihat kesulitan akan tetapi tetap berusaha untuk mengikuti senam bersama dengan mahasiswa KKN. Itulah kegiatan partisipasi masyarakat Desa Gadungrejo dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu lansia.

Penulis: Shanty Sulistyaningrum
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses