Pengaruh Tanaman Daun Salam (Syzygium Polyanthum) sebagai Antihipertensi

Syzygium Polyanthum
Tanaman Daun Salam (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Tanaman Syzygium polyanthum, yang juga dikenal sebagai daun salam atau daun salam koja, adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, terutama Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Tanaman ini biasanya ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan dataran rendah, terutama di daerah yang lembap.

Pertumbuhan tanaman ini juga terkait dengan kondisi iklim tropis, di mana suhu hangat dan kelembapan tinggi menjadi faktor penting dalam memfasilitasi pertumbuhannya. Ketersediaan air yang cukup dan tanah yang subur juga mendukung pertumbuhan yang baik bagi tanaman ini.

Seiring dengan nilai ekonomi dan manfaatnya dalam bidang kuliner dan pengobatan tradisional, tanaman Syzygium polyanthum juga telah dibudidayakan secara luas, tidak hanya di Asia Tenggara tetapi juga di berbagai belahan dunia dengan iklim serupa pada tanaman tersebut.

Bacaan Lainnya
DONASI

Daun Salam adalah tanaman yang tumbuh liar di hutan dan pegunungan, atau biasa ditanam di perkarangan dan sekitar rumah. Pohon ini dapat ditemukan didataran rendah sampai ketinggian 1.800 mdpl.

Secara penemuan tanaman daun salam dapat digunakan untuk terapi. Sebagai contoh, daun salam dapat digunakan untuk mengurangi hipertensi, diabetes, diare, gastritis, mabuk, dan penyakit kulit. Tumbuhan ini juga mempunyai efek diuretik dan analgesik.

Pada tanaman Daun salam juga memiliki beberapa manfaat yang digunakan untuk menurunkan kadar gula darah. Daun salam telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk membantu mengendalikan kadar gula darah, mengatasi gangguan pencernaan.

Daun salam juga telah digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional untuk meredakan gangguan pencernaan seperti perut kembung, gangguan pencernaan, dan masalah pencernaan lainnya, mengurangi peradangan. Daun salam memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu meredakan peradangan dalam tubuh.

Tanaman daun salam juga memiliki potensi sebagai pengobatan antihipertensi (menurunkan tekanan darah tinggi) antara lainnya ada efek diuretik. Daun salam memiliki sifat diuretik yang dapat membantu meningkatkan produksi urine. Hal ini dapat membantu mengurangi volume cairan dalam tubuh dan akhirnya menurunkan tekanan darah.

Efek vasodilator menunjukkan bahwa daun salam memiliki efek vasodilator, yang berarti dapat membantu melebarkan pembuluh darah. Dengan melebarnya pembuluh darah, tekanan darah dapat turun karena aliran darah menjadi lebih lancar.

Efek antiinflamasi Peradangan dalam pembuluh darah juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Karena sifat antiinflamasi dari daun salam penggunaannya dapat membantu mengurangi peradangan dan akhirnya menurunkan tekanan darah

Penggunaan pada tanaman daun salam ini bisa digunakan sebagai pengobatan herbal pada penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan sebuah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah yang cukup tinggi di dalam arteri yang di sebabkan oleh beberapa faktor, faktor tersebut diantaranya jenis kelamin, genetik, umur dan gaya hidup. (Anggraini, 2016).

Pada penderita hipertensi tidak harus mengkonsumsi obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah tetapi juga bisa menggunakan bahan alam seperti salah satu contohnya pada tanaman daun salam yang dimana salah satu bahan rempahan yang sering ditemukan didapur indonesia.

Banyak para peneliti yang membuktikan bahwa tanaman daun salam memiliki kandungan seperti flavonoid, tanin, minyak atsiri dapat menurunkan tekanan darah, kolestrol dan asam urat, diare.

Pengunaan daun salam banyak dilakukan masyarakat sejak zaman dahulu. sebagai bahan obat komplemeter dan sering dilakukan sebagai pengobatan alternatif dan sebagai pengganti obat antihipertensi yang relatif mahal dan pengunaanya seumur hidup (Nurrobi,Hasanudin dan Bakri, 2010).

Dalam penatalaksanaan pengobatan antihipertensi bisa dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi yang dimana farmakologi dari hipertensi dilakukan dengan pemberian obat antihipertensi dengan tujuan mencegah komplikasi hipertensi.

Jenis obat antihipertensi yang sering digunakan antara lain diuretik (efek samping menyebabkan hypokalemia, hiponatremi, hipomagnesiemi, hiperkalsemia, hiperurisemia,hyperlipidemia, menyebabkan peningkatan LDL dan trigliserida serum dan penurunan HDL), alfa-bloker (efek samping menyebabkan bronkhospasme, bradikardia, peningkatan kadar trigliserida serum dan penurunan HDL), vasodilator (efek samping menyebabkan pusing dan sakit kepala), antagonis kalsium (efek samping menyebabkan sembelit, pusing, sakit kepala, muntah), ACE-inhibitor (efek samping menyebabkan hyperkalemia), dan angiotensin-II-betabloker (efek samping menyebabkan pusing, sakit kepala, muntah) (Margowati, dkk, 2016).

Selanjutnya penatalaksanaan pengobatan secara non farmakologi bisa dilakukan dengan cara perubahan gaya hidup, olahraga yang teratur, pengurangan berat badan (diet), pengelolaan stres, mengurangi asupan garam, serta melakukan pemantauan tekanan darah.

Pada pengelolaan obat herbal tanaman daun salam sudah dibuktikan oleh peneliti bahwa mengkonsumsi air rebusan daun salam sebanyak 2 kali sehari selama 1 minggu berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan hasil didapatkan systolik sebelum diberikan intervensi berjumlah 161 mmHg sedangkan setelah pemberian intervensi mengalami penurunan menjadi 121,00 mmHg.

Pada pengukuran diastolik sebelum diberikan intervensi berjumlah 96 mmHg dan mengalami penurunan setelah diberikan rebusan daun salam menjadi 76mmHg Menurut Defriani (2016). Sejalan dengan penelitian Asih (2018) mengatakan pemberian rebusan daun salam dengan dosis 1 gelas, dua kali sehari selama 14 hari terbukti menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi di Wisma Seruni UPT PSLU Jember.

Tanaman daun salam ((Syzygium polyanthum) sudah dipastikan sangat terbukti bahwasanya terapi air rebusan daun salam dapat di informasikan kepada masyarakat sebagai salah satu upaya dalam menurunkan tekanan darah non farmakologi. Informasi ini bisa langsung dapat disampaikan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui penyuluhan atau edukasi kesehatan pada penderita hipertensi.

 

Penulis: Esti Ismi Ramadani
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI