Globalisasi dan Harapan Menghadapi Perubahan Global: Analisis terhadap Isu Genosida di Gaza

Genosida di Gaza
Peperangan di Gaza. (Foto: Pixabay.com)

Dalam era modern yang terkoneksi secara global, fenomena globalisasi telah membawa perubahan sosial yang mencolok di berbagai aspek kehidupan manusia. Meskipun memberikan harapan akan kemajuan, globalisasi juga menyiratkan beberapa aspek yang memunculkan ketidakpastian dan dampak negatif terhadap perkembangan masyarakat global. Globalisasi merupakan fenomena kompleks yang telah membawa perubahan sosial yang signifikan di seluruh dunia. Sementara itu, dampak globalisasi tidak hanya mencakup aspek ekonomi, tetapi juga menciptakan transformasi budaya, sosial, dan politik yang kuat.

Perluasan konektivitas global telah membuka pintu bagi kolaborasi internasional yang lebih luas dalam mengatasi masalah global, sementara peluang ekonomi semakin terbuka sehingga ada ketakutan akan perpecahan ekonomi yang lebih besar antara negara-negara dan dalam masyarakat sendiri. Identitas budaya, meskipun terbuka untuk pengaruh luar, juga akan terancam keberlangsungannya dalam menghadapi arus informasi yang marak di media. Pada saat yang sama, meskipun terdapat akses yang lebih besar terhadap informasi, namun terdapat juga ketidakpastian tentang keberlangsungan keberagaman kultural lokal dan penyesuaian masyarakat terhadap perubahan yang cepat.

Dalam konteks perubahan global, isu-isu yang timbul memiliki pengaruh yang luas. Dalam esai ini, penulis akan mencoba menggali tentang Isu Genosida di Gaza-Palestina yang terjadi baru-baru ini, dan bagaimana reaksi masyarakat global dalam menghadapi isu tersebut. Khususnya dalam isu pemboikotan produk Israel yang mempengaruhi perekonomian global termasuk perekonomian Indonesia.

Bacaan Lainnya
DONASI

Genosida di Gaza, sebagai salah satu isu yang menarik perhatian global, telah menyebabkan reaksi sosial dan politik di berbagai negara. Respons terhadap kejadian ini telah memicu serangkaian tindakan, termasuk pemboikotan produk Israel. Indonesia, dengan peduli kemanusiaan yang tinggi juga merespon hal tersebut dengan melakukan pemboikotan terhadap produk-produk Israel sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina (Rahmani, 2023).

Pemboikotan produk Israel dan sekutu telah menunjukkan bagaimana globalisasi dapat memengaruhi perekonomian suatu negara. Meskipun secara langsung dapat menimbulkan konsekuensi ekonomi, seperti berkurangnya impor produk tertentu, namun pemboikotan ini juga mencerminkan harapan akan adanya keadilan sosial dan dukungan terhadap hak asasi manusia di tingkat global. Sebagai contoh, sikap solidaritas dalam bentuk pemboikotan dapat memperkuat suara Indonesia dalam menyuarakan keadilan bagi rakyat Palestina.

Namun demikian, Efek dari konflik tersebut menimbulkan banyak keresahan bagi masyarakat global. Di Indonesia sendiri, adanya seruan pemboikotan terhadap produk-produk yang disinyalir berkaitan erat terhadap penguatan ekonomi Israel yang pada akhirnya masyarakat mulai berinisiatif untuk menekan ekonomi Israel dengan melakukan pemboikotan. Indonesia sebagai negara yang mengimpor beberapa produk sekutu Israel, seperti teknologi pertanian, produk elektronik tertentu atau produk-produk lainnya, menghadapi tantangan dalam mencari alternatif pengganti yang sebanding dan kompetitif. Hal ini dapat mempengaruhi beberapa sektor industri di Indonesia. Selain itu, Aksi pemboikotan tersebut juga menuai beberapa permasalahan utamanya bagi pedagang kecil yang terlanjur menjualnya. Contoh keresahan lainnya juga terdengar dari suara masyarakat yang selama ini menjadi konsumen produk-produr yang disinyalir tersebut. Dimana, gerakan boikot terhadap produk yang di duga terafiliasi Israel bikin sejumlah kalangan khawatir, termasuk kalangan ibu rumah tangga yang juga menjadi sasaraan boikot. Mulai dari susu, popok bayi, hingga produk kebutuhan dapur dan produk rumah tangga lainnya kerap ikut disebut-sebut (Hosen, 2023)

Dalam menghadapi perubahan global yang dipicu oleh isu Genosida di Gaza dan reaksi terhadapnya, penting bagi Indonesia untuk menemukan keseimbangan antara solidaritas global dan keberlangsungan ekonomi nasional. Ada kebutuhan untuk menjaga kohesi sosial dan moralitas bersama dalam konteks globalisasi, sambil tetap memperhatikan kepentingan ekonomi domestik.

Di tengah dinamika globalisasi, harapan masyarakat Indonesia terhadap pemerintah adalah untuk mengambil langkah-langkah yang seimbang dalam mengatasi isu-isu global dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap ekonomi lokal. Dukungan terhadap upaya perdamaian di Gaza haruslah diiringi dengan langkah-langkah strategis yang mempertimbangkan kesejahteraan ekonomi domestik, seperti pencarian alternatif produk atau kerjasama dengan negara lain dalam pengembangan industri tertentu.

Dengan demikian, dalam menghadapi perubahan global yang terkait dengan isu-isu sensitif seperti ini, kesadaran akan dampak sosial, politik, dan ekonomi menjadi sangat krusial. Harapan terbesar adalah bahwa negara-negara akan terus bekerja sama secara global untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan sambil memperhatikan konsekuensi lokal yang mungkin timbul akibat tindakan-tindakan solidaritas tersebut.

Kesimpulannya, Isu Genosida di Gaza dan respons terhadapnya melalui pemboikotan produk Israel merupakan bagian dari kompleksitas globalisasi yang mencerminkan pentingnya keseimbangan antara solidaritas global dan kepentingan lokal dalam menghadapi perubahan sosial di era globalisasi. Dalam konteks ini, sikap kritis menghadapi isu tersebut serta kesadaran akan dampak ekonomi dan sosial serta kebijakan yang seimbang menjadi kunci dalam menjawab tantangan-tantangan tersebut.

Penulis: Firda Widia Sari
Mahasiswa Magister Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Universitas Gadjah Mada

 

Referensi :

Giddens, A. (2018). Sociology: Introductory Readings. Polity Press.

Held, D., McGrew, A., Goldblatt, D., & Perraton, J. (2019). Global Transformations: Politics, Economics and Culture. Polity Press.

Nadiyah Rahmani, Annisa. (2023). Dampak Perang Israel-Hamas terhadap Minat Beli Masyarakat Produk Pendukung Israel. Academic of Education Journal 14 (2), 1444-1456.

Saputra, S. (2023). Kekerasan sebagai Kisah: Visualisasi Konflik Israel- Palestina dalam Novel Grafis Palestine dan Footnotes in Gaza. Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam 7(2) 138-168.

Mansor, Fakih. (2002). Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI