Hadis tentang Makanan dan Minuman yang Dianjurkan Saat Berbuka Puasa

Sunnah Berbuka Puasa
Gambar Kurma (Sumber: Gambar dari Penulis)

Pendahuluan

Setiap puasa ramadhan, Buka puasa dengan makanan dan minuman manis sangat digemari masyarakat. Oleh sebab itu, Biasanya makanan takjil yang manis-manis wajib tersedia. 

Menu Takjil seringkali identik dengan rasa manis. Mulai dari kuah kolak yang terbuat dari santan dan gula merah, kurma dan minuman dingin lainnya yang tidak bisa dibedakan dengan penggunaan gula sebagai bahannya.

Makanan manis dianjurkan untuk berbuka puasa, karena dapat mempercepat pemulihan energi. Tetapi apakah agama merekomendasikan itu? “Tidak ada ajaran yang menganjurkan umat Islam berbuka puasa dengan makanan manis,” kata Ustadz Karnawan.

Bacaan Lainnya
DONASI

Tidak ada hadits yang menganjurkan umat Islam untuk berbuka puasa dengan makanan atau minuman manis. Hanya ada satu hadits yang membahas soal berbuka puasa.

Hadits berbicara tentang kurma dan air sebagai menu berbuka puasa. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud adalah tentang tanggal makan yang membatalkan puasa.

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka puasa dengan kurma basah (ruthab). Jika tidak ada ruthab, maka berbukalah dengan kurma kering (Tamr). Jika tidak ada tamr, minumlah dengan seteguk air.” (HR. Ahmad, Abu Dawud)

Hadits menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW makan kurma dan air saat berbuka puasa. Namun anjuran berbuka puasa dengan yang manis-manis tidak secara langsung disebutkan dalam hadits.

Beberapa peneliti menggambarkan kurma sebagai suguhan manis. “Mungkin mereka melihat kurma sebagai simbol makanan manis,” kata Karnawan.

Salah satunya dari kitab Mawahibul Jalil fi Syarhi Mukhtashar Khalil karya Ulama Al Hattab Ar Ru’ain. Ia mengartikan perintah berbuka puasa dengan kurma sebagai cara untuk mengembalikan penglihatan yang rusak akibat puasa. Jika tidak ada kurma, bisa diganti dengan makanan atau minuman manis.

“Di sela-sela Minggu Puasa kami bergegas berbuka puasa, yang merupakan bentuk cinta kepada yang lemah, cinta diri dan tidak seperti orang Yahudi.”

Dan makan kurma atau sesuatu yang lain seperti permen untuk mengembalikan apa yang santai; Penglihatan setelah puasa.” Peneliti lain sependapat, memaknai kurma sebagai lambang makanan manis. [1]

Namun, umat Islam masih diperbolehkan berbuka puasa dengan permen. Sederhananya, nasehat tersebut bukan dari sunnah Nabi Muhammad SAW.

Oleh karena itu, dianjurkan untuk menggunakan takjil manis dengan bijak. Porsi makan yang tidak terlalu besar. Konsumsi makanan atau minuman manis secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. [2]

Pembahasan

Saat berpuasa Ramadhan, kita sering mendengar anjuran untuk berbuka puasa dengan yang manis-manis. Dari segi kesehatan, berbuka puasa dengan makanan dan minuman manis diyakini dapat mengembalikan energi yang hilang akibat aktivitas seharian  tanpa  nutrisi.

Namun, apakah anjuran berbuka puasa dengan makanan dan minuman manis itu sah menurut ajaran Islam, dan apakah ada dalilnya?

Jawabannya ada, disini saya menemukan beberapa hadis tentang makanan dan minuman yang dianjurkan saat berbuka puasa.

Berikut adalah takhrij hadis makanan dan minuman yang dianjurkan saat berbuka puasa:

1. Hadis riwayat Tirmidzi nomor: 632, Kualitas hadis berikut adalah shahih

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى رُطَبَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ قَالَ أَبُو عِيسَى وَرُوِيَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُفْطِرُ فِي الشِّتَاءِ عَلَى تَمَرَاتٍ وَفِي الصَّيْفِ عَلَى الْمَاءِ [3]

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi’, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Sulaiman dari Tsabit dari Anas bin Malik, ia berkata, “Nabi ﷺ selalu berbuka dengan Ruthab (kurma basah) sebelum salat, jika beliau tidak mendapatinya, maka (beliau berbuka) dengan kurma kering dan jika tidak mendapatkan kurma kering, beliau berbuka dengan meneguk air tiga kali. ”Abu ‘Isa berkata, “Ini merupakan hadis hasan gharib.

Diriwayatkan juga bahwa Nabi ﷺ biasa berbuka di musim dingin dengan kurma (kering) dan di musim panas dengan air.”

2. Hadis Riwayat Ahmad nomor: 12215,

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ حَدَّثَنِي ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتَمَرَاتٌ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ تَمَرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq, telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Sulaiman berkata, telah bercerita kepadaku Tsabit al-Bunani dari Anas bin Malik berkata, “Nabi ﷺ berbuka dengan berberapa butir kurma basah sebelum salat, dan jika tidak ada kurma basah maka berbuka dengan kurma kering, dan jika tidak ada kurma kering maka berbuka dengan beberapa teguk air.”

3. Hadis riwayat Ahmad nomor: 17202

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ حَفْصَةَ بِنْتِ سِيرِينَ عَنِ الرَّبَابِ عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِّيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ بِمَاءٍ فَإِنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq, telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Hafshah binti Sirin dari Ar Rabab dari Salman bin Amir Adl Dlabbi ia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika salah seorang dari kalian berbuka puasa, maka hendaklah ia berbuka dengan kurma. Tetap jika ia tidak mendapatkan kurma, hendaklah ia berbuka dengan air, karena air itu baginya adalah suci.”

4. Hadis riwayat Ahmad nomor: 17207

حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا عَاصِمٌ عَنْ حَفْصَةَ عَنْ الرَّبَابِ عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِّيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ تَمْرًا فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ فَإِنَّهُ لَهُ طَهُورٌ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Ashim dari Hafshah dari Ar Rabab dari Salman bin Amir Adl Dlabbi ia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika salah seorang dari kalian berbuka puasa, maka hendaklah ia berbuka dengan kurma. Tetapi jika tidak mendapatkan kurma, maka hendaklah ia berbuka dengan air, karena air itu baginya adalah suci.”

5. Hadis riwayat Ahmad nomor: 17201

حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ قَالَ حَدَّثَنَا عَاصِمٌ عَنْ حَفْصَةَ عَنِ الرَّبَابِ عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِّيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ تَمْرًا فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ فَإِنَّهُ لَهُ طَهُورٌ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Awanah ia berkata, telah menceritakan kepada kami Ashim dari Hafshah dari Ar Rabab dari Salman bin Amir Adl Dlabbi ia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika salah seorang dari kalian berbuka puasa, maka hendaklah ia berbuka dengan kurma. Tetapi jika ia tidak mendapatkan kurma, hendaklah ia berbuka dengan air, karena air itu baginya adalah suci.”

6. Hadis riwayat Ahmad nomor: 17195

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ حَفْصَةَ عَنْ رَبَابَ الضَّبِّيَّةِ عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِّيِّ أَنَّهُ قَالَ إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى الْمَاءِ فَإِنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ قَالَ هِشَامٌ وَحَدَّثَنِي عَاصِمٌ الْأَحْوَلُ أَنَّ حَفْصَةَ رَفَعَتْهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far ia berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Hafshah dari Rabab Adl Dlabbiyyah dari Salman bin Amir Adl Dlabbi ia berkata, “Jika salah seorang dari kalian berbuka puasa, maka hendaklah ia berbuka dengan kurma. Jika ia tidak mendapatkan kurma, hendaklah ia berbuka dengan air, karena air itu adalah suci.” Hisyam berkata, “Ashim Al Ahwal menceritakan kepadaku bahwa Hafshah, telah memarfu’kan hadits tersebut kepada Nabi ﷺ.”

Menu Buka Puasa Rasulullah SAW

1. Kurma dan air

Sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas, Rasulullah SAW menganjurkan untuk menambahkan kurma ke dalam menu buka puasa  atau jika tidak, menggantinya dengan air.[4] Keduanya adalah makanan dan minuman yang sederhana, namun tidak mengurangi nilai keberkahannya.

Jika Anda bertanya-tanya mengapa kurma dan air menjadi menu berbuka puasa sunnah, ada beberapa penjelasannya. Beberapa sumber kajian Islam menyatakan sangat baik mengonsumsi kurma sebagai menu utama buka puasa saat berbuka puasa.

Kurma merupakan makanan pokok yang dapat menguatkan tubuh setelah seharian berpuasa, terutama menyegarkan mata. Ibarat air putih yang suci dan murni sangat baik dikonsumsi sebelum mencicipi menu buka puasa lainnya.

Dan ternyata zat yang paling dibutuhkan tubuh  saat berpuasa adalah glukosa yang salah satunya terkandung dalam kurma.

Oleh karena itu, kurma sangat baik  untuk menu berbuka puasa. Jika kurma tidak tersedia, makanlah makanan lain yang juga mengandung glukosa atau mulailah dengan minum segelas air.

2. Jumlah kurma yang ganjil

Pada dasarnya tidak ada anjuran yang menganjurkan kita untuk membatalkan atau makan sahuri dengan jumlah kurma yang ganjil.

Namun banyak hadits yang mengatakan bahwa Rasulullah memakan kurma dalam jumlah ganjil yaitu 3, 5 atau 7. Mari kita coba ikuti sunnah Nabi ini dengan makan kurma saat sahur dan berbuka puasa. Puasa Anda pasti akan lebih kuat dan diberkati.

Kesimpulan

Saat berbuka puasa, ada sunnah yang tidak boleh dilupakan saat berbuka, jadi untuk membuat momen berbuka menjadi berkah dan ekstra, ada baiknya mengikuti sunnah saat berbuka puasa.

Tidak ada hadits yang  menganjurkan umat Islam untuk berbuka puasa dengan makanan atau minuman manis. Ia mengartikan perintah berbuka puasa dengan kurma sebagai cara untuk mengembalikan penglihatan yang rusak akibat puasa.

Dan makan kurma atau yang lain, seperti manisan, untuk memulihkan yang berkurang; penglihatan setelah puasa. ”Ulama lain sependapat, mengartikan kurma sebagai lambang makanan manis”.

 

Penulis: Tiara Zahroturrohmah
Mahasiswa Ilmu Hadis, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Referensi:

[1] Kementrian Republik Indonesia Kesehatan, “Selama Puasa” (2020).

[2] Nurul Hidayah, “Keutamaan Makan Sahur Dengan Tamar (Kurma) (Kajian Kontekstual Hadits Abu Dawud),” DINAMIKA : Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman 1, no. 1 (2017): 1–20.

[3] Muhammad Ibn ’Isa Saurah At-Tirmidzi, “Sunan At-Tirmizi,” 1416.

[4] Puspita wardhani Asri, “Manfaat Buah Kurma Sebagai Kudapan Berbuka Puasa,” Phys. Rev. E (2011): 2–3, http://www.ainfo.inia.uy/digital/bitstream/item/7130/1/LUZARDO-BUIATRIA-2017.pdf.

Asri, Puspita wardhani. “Manfaat Buah Kurma Sebagai Kudapan Berbuka Puasa.” Phys. Rev. E (2011): 2–3. http://www.ainfo.inia.uy/digital/bitstream/item/7130/1/LUZARDO-BUIATRIA-2017.pdf.

At-Tirmidzi, Muhammad Ibn ’Isa Saurah. “Sunan At-Tirmizi,” 1416.

Hidayah, Nurul. “Keutamaan Makan Sahur Dengan Tamar (Kurma) (Kajian Kontekstual Hadits Abu Dawud).” DINAMIKA : Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman 1, no. 1 (2017): 1–20.

Kesehatan, Kementrian Republik Indonesia. “Selama Puasa” (2020). Olsson, John. “Dalam Penelitian Pendidikan Bahasa” 1, no. 1 (2008): 305. http://e-journal.usd.ac.id/index.php/LLT%0Ahttp://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/11345/10753%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.04.758%0Awww.iosrjournals.org.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

2 Komentar

Komentar ditutup.