Strategi Sukses UMKM: Penerapan Manajemen Efektif dalam Produksi Batik Namburan Yogyakarta

Strategi Sukses UMKM
Batik Namburan Yogyakarta.

Batik merupakan salah satu produk tekstil hasil karya tradisional bangsa Indonesia. Salah satu batik terkenal di Indonesia adalah batik tulis atau batik tradisional, sesuai dengan namanya batik tulis adalah batik yang dibuat secara manual menggunakan tangan dengan bantuan alat canting untuk menerakan malam ke corak batik.

Pada kesempatan kali ini kami mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa melakukan wawancara pada usaha UMKM Batik Namburan yang beralamatkan di Jl. Sadewo Nomor 3 Wirobrajan Yogyakarta. Usaha Batik Namburan didirikan berdiri sejak bulan Oktober 2015 yang didirikan oleh Bapak Heru dan Bapak Bagus.

Bermula dari keinginan untuk membantu orang lain yang membutuhkan dan kebetulan kebisaan mereka adalah membatik, maka dari sinilah bisnis ini dimulai. Usaha ini sekarang dipegang oleh Ibu Evi Rosalina Widyayanti

Bacaan Lainnya

Batik Namburan merupakan bentuk usaha atau fashion kontemporer yang memiliki keistimewaan dan setiap goresannya yang memadukan motif batik kontemporer dan klasik.

Tagline Batik Namburan dibuat berdasarkan penggambaran dari produk sendiri yaitu “Premium Handmade, bangga memakainya” merupakan sebuah informasi bahwa batik ini adalah batik premium dengan kualitas keistimewaanya dan dibuat dengan tangan sehingga menjadikan penggunanya merasa bangga memakainya terutama karena mencerminkan kekayaan budaya bangsa.

Batik Namburan memiliki 10 karyawan yang terdiri dari pemilik, direktur, administrasi, marketing, online marketing, offline marketing, finanace, IT, production, batik dan Tylor. Dalam bekerja, UMKM ini menerapkan budaya organisasi yang disebut 5R pada usahanya, jadi dalam bekerja selalu dalam kondisi yang ringkas, rapi, resik, rawat, rajin.

Batik Namburan menjangkau dari berbagai acara kegiatan, misalnya suvenir-suvenir, aktif memberikan sponsor sift kegiatan, edukasi mahasiswa tentang membatik. Jadi Batik Namburan selain menjual produk juga menjual pengetahuannya. Selain itu Batik Namburan mempunyai kerjasama dengan panti asuhan di mana selalu memberikan bantuan.

Produk yang tersedia di Batik Namburan antara lain kain batik kontemporer, baju wanita, dan baju pria. Untuk menunjang kesuksesan, UMKM ini telah memiliki banyak jaringan baik itu jaringan melalui pemerintah daerah dengan bergabung dalam kelompok UMKM dari Dinas Kota Yogyakarta maupun kelompok swasta dan non formal yang bergerak dibidang batik dan fashion.

Usaha ini juga ini telah memiliki legalitas seperti HKI, NIB, SNI, dan Batik Mark. UMKM Batik Namburan melakukan pengendalian manajemen secara ketat terhadap mutu produk yang dihasilkan sesuai standar SNI. Selain itu pengukuran kinerja yang diterapkan menggunakan form kinerja sesuai dengan standar SNI untuk mengevaluasi pekerja Batik Namburan.

Meskipun telah sukses dalam bisnis batik, usaha ini mengalami tantangan pada saat pandemi Covid-19, UMKM ini sempat mengalami penurunan, tetapi UMKM ini tetap mempertahankannya dengan cara tetap menjalankan bisnisnya walaupun tidak selancar pada sebelum Pandemi Covid 19. Misalnya yang dulunya memproduksi batik setiap hari, untuk sekarang dilakukan sebulan dua kali.

Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan pada UMKM Batik Namburan, terdapat beberapa saran dari kami yang dapat diintegrasikan dalam ajaran Tamansiswa yaitu Tri Sakti Jiwa, yaitu “Cipta, Rasa, Karsa”.

1. Cipta

Implementasi pertama Trisakti Jiwa adalah mencari kebenaran dengan jalan membandingkan barang atau keadaan yang satu dengan yang lain, sehingga ingga dapat mengetahui perbedaan dan persamaannya, juga mengetahui baik buruknya.

Ibu Evi selaku pendiri atau owner Batik Namburan denga cara mengevaluasi kepuasan pelanggan, kualitas produksi, dan efektivitas pemasaran. Dalam menilai kepuasan pelanggan, Ia menyebarkan kuesioner kepada 60 responden dengan menggunakan pertanyaan standar dari SNI.

Untuk mengevaluasi kualitas produksi, Ibu Evi mengacu pada standar kualitas SNI yang sesuai dengan batik tulis Indonesia. Selain itu, penilaian operasional terhadap efektivitas pemasaran tidak hanya mencakup kebutuhan operasional bisnis tetapi juga memberikan masukan untuk operasional produksi selanjutnya.

2. Rasa

Implementasi kedua Trisakti Jiwa adalah gerakan hati yang digunakan untuk mengekspresikan emosi. Selera digunakan untuk menentukan apakah suatu pertunjukan baik atau buruk.

Berhubungan dari poin satu maka setelah mengevaluasi kepuasan pelanggan, kualitas produk dan efektivitas pemasaran Ibu Evi juga memberikan insentif kepada karyawan, termasuk penghargaan berupa uang dan manfaat non-moneter seperti libur pada hari Sabtu, Minggu, tanggal merah, dan hari besar.

Selain itu, terdapat bonus akhir tahun, bonus lebaran dengan hadiah khusus, serta pemberian pakaian tambahan (hem untuk pria dan baju untuk wanita) bagi karyawan yang berhasil mencapai kinerja yang baik.

3. Karsa

Implementasi ketiga Trisakti Jiwa adalah kemauan yang akan menjadi permulaan dari segala perbuatan dan tindakan dari manusia yang berbudi. Kemampuan diciptakan melalui suatu rangkaian kemauan. berhubungan dengan tekat, para pembuat batik selalu menciptakan sesuatu yang unik dalam setiap tahapan produksinya.

Tema yang dihasilkan menarik, dan desainnya terus dikembangkan. Karyawan juga secara aktif mengikuti perkembangan masa kini, mendukung proses tersebut.

Meskipun Batik Namburan memiliki standar kualitas yang khas, Batik Namburan juga fleksibel untuk menyesuaikan dengan keinginan pelanggan, seperti dalam permintaan seragam yang desainnya berasal dari pelanggan, meskipun tetap mengikuti standar produksi batik tulis khas kami.

Penulis:
1. Atik Hermawati
2. Atikah Nur ‘Aini
3. Marlia Olivia Hutahaean
Mahasiswa Akuntansi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI