Sejarah IKAMI Sulsel

Sejarah IKAMI Sulsel

Sebelum terbentuknya IKAMI Sulsel, para mahasiswa dan pelajar asal Sulawesi Selatan yang menuntut ilmu di perantauan telah membentuk organisasi pemuda/pelajar/mahasiswa dengan berbagai bentuk, nama, sifat dan tujuan operasional.

Suatu hal yang menarik, di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, IKAMI SULSEL tidak dijumpai. Yang ada adalah organisasi pemuda/pelajar/mahasiswa yang memakai atribut Kabupaten/Kotamadya, seperti: IPMIL (Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu), IMPS (Ikatan Mahasiswa Pelajar Soppeng), KEPMI (Kerukunan Pelajar Mahasiswa Indonesia) Bone, HIPERMAWA (Himpanan Pelajar Mahasiswa Wajo), HPMT (Himpunan Mahasiswa Pelajar Turatea) Jeneponto, KKMB (Kerukunan Keluarga Mahasiswa Bulukumba), GEMPITA (Gerakan Mahasiswa Pelajar Tana Doang) Selayar, HIPERMAJU (Himpunan Mahasiswa Pelajar Mamuju), GAPPEMBAR (Gabungan Pemuda Pelajar Mahasiswa Barru), dan lain-lain.

Akan tetapi, di luar wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, “aspirasi” generasi pemuda pelajar dan mahasiswa disalurkan hanya pada “satu bendera” dengan atribut “Sulawesi Selatan”. Tidak ada lagi warna daerah (Kabupaten/Kotamadya), semuanya lebur dalam satu ikatan kekeluargaan, yang berdiri hampir di semua kota-kota besar di seluruh Indonesia, dimana saja generasi muda Sulawesi Selatan berada.

Bacaan Lainnya
DONASI

Pulau Jawa merupakan “kiblat” bagi generasi muda intelektual dari seluruh penjuru tanah air untuk mengadu nasib khususnya guna menuntut ilmu. Maka tidak aneh, dari Pulau Jawa-lah lahirnya gagasan dan prakarsa mempersatukan organisasi-organisasi sejenis yang memakai atribut Sulawesi Selatan ke dalam satu ikatan yang terorganisasi dengan sistem manajemen profesional.

IKAMI Sulsel Berdiri

Pada tahun 1961, delapan organisasi otonom pelajar/mahasiswa “Sulawesi Selatan” menyatukan kebulatan tekad membentuk sebuah wadah. Pada awal kelahirannya masih berbentuk konfederasi, dimana setiap organisasi tetap membawa nama dan otonominya masing-masing.

Gagasan konfederasi ini disponsori oleh IPMSS Jakarta, IPISS Yogyakarta dan PPSS Bandung, yang berhasil menyelenggarakan pertemuan yang disebut Musyawarah Besar (Mubes) I bertempat di Ciloto Puncak Jawa Barat, tanggal 28-30 September 1961 yang dihadiri oleh 8 (delapan) organisasi pelajar/mahasiswa Sulawesi Selatan, yaitu:

  1. Ikatan Pelajar/Mahasiswa Sulawesi Selatan (IPISS) Yogyakarta
  2. Ikatan Pelajar/Mahasiswa Sulawesi Selatan (IPMSS) Jakarta
  3. Ikatan Pelajar/Mahasiswa Sulawesi (IPIS) Malang
  4. Ikatan Pelajar/Mahasiswa Sulawesi (IPIS) Bogor
  5. Kontak Pelajar/Mahasiswa Sulawesi (KPS) Semarang
  6. Kesatuan Pelajar/Mahasiwa Sulawesi Selatan (KPSS) Surakarta
  7. Keluarga Pelajar/Mahasiswa Sulawesi Selatan (KPMS) Surabaya
  8. Persatuan Pelajar/Mahasiswa Indonesia Sulawesi Selatan (PPSS) Bandung

Dari sinilah ditetapkan tanggal 30 September 1961 sebagai tanggal berdirinya IKAMI Sulsel.

Mubes I

Dalam MUBES I ini disepakati untuk membentuk suatu Badan Musyawarah (konfederasi) dengan nama “Badan Musyawarah Mahasiswa Sulawesi Selatan Tenggara se-Jawa“. Sesuai sifatnya merupakan Sekretariat Bersama, maka pucuk pimpinan organisasi dipimpin oleh Sekretaris Jenderal, dimana MUBES I tersebut berhasil memilih Tadjuddin Latief B.Sc. selaku Sekjend yang pertama.

Sedangkan, tujuan organisasi dirumuskan untuk membina mahasiswa/pelajar Indonesia menjadi sarjana yang bertakwa dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.

Momentum MUBES I inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahir IKAMI SULSEL, yaitu tanggal 30 September 1961. Organisasi-organisasi mahasiswa/pelajar Indonesia Sulawesi Selatan yang tersebar di seluruh Pulau Jawa yang semula terpisah-pisah dan berjuang sendiri-sendiri, mulai saat itu telah menyatukan komitmen dalam satu landasan perjuangan dan cita-cita.

Sejalan dengan perkembangan jumlah anggota, semakin terasa pula meningkatnya berbagai kebutuhan, teristimewa bagi mahasiswa/pelajar diperantauan yang menjadi anggota organisasi, yang harus dikelola dan diayomi. Dengan adanya satu wadah urun rembug, sambung rasa dan sambung saran, penyelenggaraan MUBES berikutnya sudah mulai terarah pada kesatuan gerak dan langkah-langkah pelaksanaan program-program setiap cabang, yang dibawa untuk dikaji dan dicari solusinya.

Mubes II

Penyelenggaraan MUBES II/Sidang MPOA I di Bandung tanggal 26–31 Agustus 1963, selain dihadiri oleh ke delapan organisasi Badan Musyawarah ditambah dengan satu anggota baru, yaitu PERMAHIS (Persatuan Mahasiswa /Pelajar Indonesia Sulawesi) Salatiga. Dengan demikian pada MUBES II tersebut tercatat 9 (Sembilan) organisasi anggota. Ketika itu PPSS Bandung selaku “tuan rumah” ikut menggaet mahasiswa dan pelajar asal Sulawesi Tenggara, dan tampil dengan nama baru: HIPASULSELRA (Himpunan Mahasiswa/Pelajar Sulawesi Selatan Tenggara).

Dalam MUBES II itu, disepakati penggantian nama federasi menjadi IKOMI SULSELRA (Ikatan Kekeluargaan Organisasi Mahasiswa/Pelajar Sulawesi Selatan Tenggara). Struktur kepengurusan lebih disempurnakan dan mulai mengarah pada bentuk kesatuan namun masih belum meninggalkan sepenuhnya sistem konfederasi. Kepengurusan dikelola oleh sebuah Presidium yang bersifat pimpinan kolektif, dipimpin oleh Ketua Presidium (koordinatif), dan tetap didampingi oleh Sekretaris Jenderal yang sifatnya fungsional.

Tegasnya, IKOMI SULSELRA yang terjemahannya-bebas dari akronimnya juga berarti Hanya Engkau, menyatakan penyatuan antara bentuk kesatuan dan bentuk federasi. Dalam MUBES II ini terpilih Muhjin Hasanuddin sebagai Ketua Presidium dan A. Rachman Tolleng sebagai Sekretaris Jenderal.

Menjelang akhir Masa Bakti Pengurus hasil MUBES II, negara dan bangsa kita menghadapi ujian terberat bagi Ideologi Negara Pancasila dengan pecahnya pengkhianatan G30S/PKI. Tahun-tahun tersebut cikal bakal IKAMI SULSEL yang merupakan bagian dari organisasi kemasyarakatan pemuda, ikut memperkuat barisan Angkatan ’66 yang menuntut tegaknya keadilan dan kebenaran di bumi tercinta ini.

Di saat itu, tampillah tokoh-tokoh mahasiswa /pelajar di barisan terdepan, turun ke arena demonstrasi untuk memperjuangkan TRITURA, yang menjadi tekad perjuangan seluruh angkatan muda tanpa melihat latar belakang masing-masing.

Semua merasa terikat dalam satu gerak dan langkah perjuangan untuk menyelamatkan Pancasila dan Negara serta Proklamasi 1945.

Sejarah mencatat, perjuangan “anak-anak” ini ikut menjadi faktor penentu Orde Baru. Anggota-anggota IKOMI SULSELRA turut menggabungkan diri di semua bagian Kesatuan Aksi bersama-sama angkatan muda Indonesia lainnya sebagai pelopor dan pendobrak tirani dalam upaya menegakkan kebenaran dan keadilan.

Mubes III

Namun demikian, di tengah-tengah hiruk pikuknya derap langkah perjuangan, IKOMI SULSELRA masih tetap sempat kembali ke kampus sejenak mengatur langkah agar ayunannya ke depan lebih terarah dan berkonsolidasi. Diadakanlah MUBES III/Sidang MPOA II di Malang pada tanggal 12–16 Juli 1966, dimana tokoh-tokoh Nasional sempat memberikan amanat, termasuk Presiden Soeharto dan Ketua MPRS Jenderal DR. A.H. Nasution.

Dalam MUBES III dirasa perlu untuk merentangkan lebih luas jaringan organisasi dengan perubahan nama dari IKOMI SULSELRA menjadi IKAMI SULAWESI yang diikuti dengan penyempurnaan bentuk, sifat, maupun struktur organisasi. Dalam arena MUBES III bertambah pula anggota baru, dengan masuknya Ikatan Keluarga Sulawesi (IKS) Jember yang bermaksud melestarikan nama IKOMI sehingga merubah nama organisasi menjadi IKOMI Jember, menyusul perubahan IKOMI SULSELRA menjadi IKAMI SULAWESI.

Dengan masuknya IKOMI Jember, maka genaplah 10 (Sepuluh) organisasi yang menggabungkan diri menjadi IKAMI SULAWESI. Sosok persatuan semakin nampak, dimana pucuk pimpinan tidak lagi berbentuk Presidium, melainkan langsung dipimpin oleh Ketua Umum, yang waktu itu terpilih Drs. A. Mappi Sammeng, didampingi oleh M. Arief Wangsa sebagai Sekretaris Jenderal.

Dibawah kepemimpinan Drs. A. Mappi Sammeng dilakukan restrukturisasi organisasi dengan hanya “satu bendera” IKAMI SULAWESI yang dalam derap langkahnya sudah meninggalkan bentuk federasi dengan berbentuk kesatuan yang vertikal secara struktural organisatoris, dengan Pengurus Besar di tingkat Pusat, yang membawahi beberapa Pengurus Cabang.

Maka ketika diselenggarakan MUBES IV di Ciawi Bogor tanggal 1–4 April 1970, yang hadir bukan lagi utusan organisasi otonom, melainkan 10 (Sepuluh) Cabang IKAMI SULAWESI yang waktu itu baru terbatas pada yang ada di Pulau Jawa, yakni:

  1. IKAMI SULAWESI Cabang Jakarta;
  2. IKAMI SULAWESI Cabang Bandung;
  3. IKAMI SULAWESI Cabang Bogor;
  4. IKAMI SULAWESI Cabang Yogyakarta;
  5. IKAMI SULAWESI Cabang Semarang;
  6. IKAMI SULAWESI Cabang Salatiga;
  7. IKAMI SULAWESI Cabang Surakarta;
  8. IKAMI SULAWESI Cabang Surabaya;
  9. IKAMI SULAWESI Cabang Jember, dan
  10. IKAMI SULAWESI Cabang Malang.

Mubes IV

Forum MUBES IV memilih Drs. Ec. Ali Adam sebagai Ketua Umum dan Basenang Saliwangi sebagai Sekretaris Jenderal. Melihat kecenderungan komposisi Cabang, Pengurus dan Anggota serta semakin timbulnya kesadaran berorganisasi di kalangan generasi muda mahasiswa dan pelajar perantauan dari seluruh penjuru tanah air, serta dengan mempertimbangkan berbagai masukan dalam forum MUBES, maka pada MUBES V di Ciawi Bogor tanggal 28–31 Desember 1975 dan sidang lanjutan 27 Mei 1976 di Jakarta.

Forum memutuskan untuk lebih menfokuskan kegiatan pada lingkup yang lebih kecil, yang direfleksikan pada perubahan nama IKAMI SULAWESI menjadi IKAMI SULSEL. Dalam konsiderans keputusan perubahan tersebut ditekankan bahwa hal ini semata-mata didorong oleh keinginan luhur dan murni serta meyakini bahwa tujuan organisasi hanya dapat tercapai dengan usaha yang teratur dan penuh tanggung jawab. Untuk pertama kali dalam MUBES V ikut bergabung Cabang dari Luar Jawa, Yakni IKAMI SULSEL Cabang Palembang.

Mubes V

Forum MUBES V berhasil memilih Syarifuddin Masselangka sebagai Ketua Umum dan Alwi Amien sebagai Sekretaris Jenderal.

Mubes VI

Pada MUBES VI yang dilaksanakan pada tanggal 7–11 Januari 1982 di Kaliurang Yogyakarta, beberapa pokok persoalan yang selama ini muncul sebagai tantangan organisasi menempatkan acara MUBES sebagai forum pencarian jawaban atas soal tersebut.

Di samping itu, upaya-upaya guna menserasikan derap langkah organisasi dengan realitas zaman tetap dilakukan. Hal ini dianggap urgen, sebab IKAMI SULSEL tidak mungkin hanya menjadi “penonton” terhadap gejala dan fenomena yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Pada penyelenggaraan MUBES VI tersebut, Jumlah Cabang IKAMI SULSEL berkembang menjadi 12 (Dua Belas), dengan masuknya IKAMI SULSEL Cabang Ciputat, yang berdasarkan pertimbangan praktis, massanya cukup besar untuk berdiri sendiri, berdampingan dengan IKAMI SULSEL Cabang Jakarta, yang ikut menjadi “pendiri” organisasi ini. Forum MUBES VI berhasil memilih Azis Taba Pabeta sebagai Ketua Umum dan Muhammad Saleh A.F. sebagai Sekretaris Jenderal.

Mubes VII

MUBES VII dilaksanakan tanggal 26–29 Juli 1984 di Jember Jawa Timur. Tema MUBES: “Dengan MUBES VII IKAMI SULSEL Kita Wujudkan Kesatuan Dalam Kebhinnekaan”.

Merupakan refleksi dari cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-wawasan Nusantara, betapa pun ada unsur kewilayahan dalam akronim organisasi ini.

Hal itu lebih nampak dari booklet yang diterbitkan pasca MUBES, dimana pada halaman awal turut memberikan kata sambutan: Gubernur Kepala Daerah Tk. I Sulawesi Selatan Prof. DR. H.A. Amiruddin dan Walikota Jember R. HirdjanSoewarso, B.A.

Mubes VIII

MUBES VIII mempercayakan jabatan Ketua Umum kepada Andi Guntur Sose dan Jenderal M. Anwar Andi Baso sebagai Sekretaris Jenderal lalu memindahkan Sekretariat PB IKAMI Sulsel ke Jl. Kunir 15, kota Malang.

Namun masa kepengurusan melwati ketentuan. MUBES yang seharusnya dilaksanakan setiap 3 (Tiga) tahun sekali tidak terlaksana. Keaktifan Cabang-cabang tidak diimbangi oleh Pengurus Besar. Terjadilah stagnasi/kevakuman kegiatan organisasi yang menimbulkan keprihatinan beberapa Cabang, mengusulkan penyelenggaraan MUBES luar biasa.

Dengan disponsori oleh 4 (Empat) Cabang, yaitu IKAMI SULSEL Cabang Jakarta, IKAMI SULSEL Cabang Bogor, IKAMI SULSEL Cabang Ciputat dan IKAMI SULSEL Cabang Bandung, maka diselenggarakan MUBES VIII (Luar Biasa) di Cipayung Bogor Jawa Barat, tanggal 23–26 Maret 1989.

Inilah pertama kalinya dalam sejarah IKAMI SULSEL diadakan MUBES dengan status luar biasa. Ketika itu terdapat 21 (Dua Puluh Satu) Cabang IKAMI SULSEL yang mendaftarkan diri pada Panitia, tetapi pelaksanaan musyawarah hanya dihadiri 15 (Lima Belas) Cabang. Terpilih sebagai Ketua Umum: M. Arief Pahlevi Pangerang dan Bustamin Bashir di percayakan memangku jabatan sebagai Sekretaris Jenderal.

Mubes IX

“Caretaker” Pengurus Besar IKAMI SULSEL hasil MUBES VIII berhasil menyelenggarakan MUBES IX di Ujung Pandang tanggal 19–23 September 1992.

MUBES ini juga menyertakan acara Sarasehan Nasional yang diselenggarakan sebelum acara MUBES. Hadir dalam Sarasehan tersebut Menteri Pemuda dan Olahraga Ir. Akbar Tanjung, Menteri Transmigrasi Soegiarto, didukung oleh seluruh petinggi di daerah termasuk Gubernur Kepala Derah Tingkat I Selawesi Selatan Prof. DR. H. A. Amiruddin. MUBES IX mengukuhkan M. Arief Pahlevi Pangerang sebagai Ketua Umum dan untuk jabatan Sekretaris Jenderal dipercayakan kepada Muhammad Yunus.

Mubes X

MUBES X yang diselenggarakan di Samarinda Kalimantan Timur tanggal 19–20 November 1995, didahului dengan Dialog Nasional pada tanggal 17–18 November 1995. Rangkaian kedua acara ini berangkat dengan tema: “Pemberdayaan Potensi Sumber Daya Manusia dan Potensi Sumber Daya Alam Kawasan Timur Indonesia (KTI) dalam Mensukseskan PJP II”. Kesuksesan pelaksanaan MUBES ini menghantarkan Wahidah Laomo sebagai Ketua Panitia Pelaksana MUBES sukses pula dinobatkan menjadi Ketua Umum IKAMI Sulsel periode 1995-1998.

Kepemimpinan Wahidah laomo yang awalnya diragukan oleh sebahagian senior IKAMI dengan alasan status “wanita” justru memperkuat eksistensi IKAMI sebagai organisasi kepemudaan yang diperhitungkan dalam proses pembangunan daerah Sulawesi Selatan. Hubungan yang erat antara IKAMI, Pemda Sulsel dan tokoh-tokoh masyarakat Sulsel yang berdomisili di luar Sulsel terekspresi dalam kesuksesan setiap penyelenggaraan kegiatan IKAMI.

Mubes XI

MUBES XI pada tanggal 21-24 April 1999 yang diselenggarakan di Jakarta dalam kondisi Negara berada pada proses transisi kepemimpinan nasional, menetapkan sdr. H. M. Suaib Didu sebagai Formateur/Ketua Umum periode 1999-2001 dan Idang Hadijah Farouk sebagai Sekretaris Jenderal.

Mubes XII

MUBES Ke XII dirangkaikan dengan acara SEMINAR NASIONAL yang diselenggarakan di Bogor, pada tanggal 10-13 Mei 2002 dibuka oleh Bpk. Gubernur Sulawesi Selatan H. Z.B Palaguna. Selanjutnya Seminar Nasional dengan pemakalah Bpk. Prof. Dr. H. Ryaas Rasyid, DR. Ir. M. Said Didu , H. M. Aksa Mahmud, Prof. Drs. H. Anwar Arifin dan wakil dari IPB Bogor. MUBES Ke- XII ini mengukuhkan Abdillah Natsir sebagai Ketua Umum.

Mubes XIII

MUBES Ke XIII diselenggarakan di Bumi Sepucuk Jambi Sempilan Lurah di Jambi. Dalam acara tersebut dirangkaikan dengan Orasi Ilmiah DR. Ir. M. Said Didu yang membahas peran mahasiswa dan pemuda yang mengalami pergeseran nilai dalam dunia politik. MUBES KE XIII ini mengukuhkan Saifuddin Rum sebagai Ketua Umum yang berasal dari IKAMI SULSEL Cabang Bogor.

Mubes XIV

MUBES Ke XIV diselenggarakan Di Asrama Haji Surabaya Pada Tahun 2007 dirangkaikan dengan Orasi Ilmiah Oleh Kakanda Marwah Daud Ibrahim, dalam pelaksanaan tersebut berhasilkan Mengukuhkan Saudara Saharudin Didu Sebagai Ketua Umum.

Munas XV

MUNAS Ke XV diselenggarakan di Bandung Pada Tanggal 29 Juli–01 Agustus 2009 dengan Tema ”Reorganisasi dan Optimalisi Spirit Kekeluargaan Serta Kebersamaan Mewujudkan Khazanah Intelektuak Generasi Penerua Bangsa Dalam Mewujudkan Indonesia Mandiri” pada waktu itu pemerintahan Indonesia mengalami masa transisi, kegiatan ini berhasil mengangkat saudara Burhanuddin Thomme sebagai Ketua Umum. Lalu kemudian Nurhabibie Rifa’i diangkat sebagai Sekretaris Jenderal.

Munas XVI

MUNAS Ke XVI diselenggarakan di Yogyakarta Pada Tanggal 26-30 Januari 2012. Munas ini berhasil memilih saudara Rusydi Anwar sebagai Ketua Umum dan kemudian Sofyan MS diangkat menjadi Sekretaris Jenderal.

Munas XVII

MUNAS Ke XVII diselenggarakan di Jakarta Pada Tanggal 17-25 Desember 2015. Munas ini berhasil memilih saudara Habil Ngewa sebagai Ketua Umum.

Munas XVIII

MUNAS Ke XVIII diselenggarakan di Bogor lalu dilanjut ke Jakarta Pada Tanggal 19-29 Desember 2019. Munas ini berhasil memilih saudara Rahmat Al Kafi sebagai Ketua Umum (dari Cabang Malang) dan kemudian Darwis Embong Bulan (dari cabang DKI Jakarta) diangkat menjadi Sekretaris Jenderal.

Sumber: Baruga.co & ikamisulsel.or.id

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI