7 Cara Mengatasi Nyeri Kepala Akibat Terlalu Banyak Tugas Paling Efektif

Cara Mengatasi Nyeri Kepala Akibat Terlalu Banyak Tugas Kuliah
Inilah Cara Mengatasi Nyeri Kepala Akibat Terlalu Banyak Tugas Kuliah

Cara mengatasi nyeri kepala akibat terlalu banyak tugas kuliah memang jadi pertanyaan banyak mahasiswa, terutama bagi kamu yang beraktivitas tinggi baik di kantor maupun di kampus.

Beban kerja atau tugas yang menumpuk sering kali bikin kepala terasa berat, bahkan seperti dihantam benda tumpul.

Dan sayangnya, ini bukan hanya masalah kecil. Nyeri kepala jenis ini bisa menurunkan produktivitas, memperburuk suasana hati, bahkan mengganggu kesehatan jangka panjangmu. Yuk, kita bahas tuntas cara mengatasinya sebagaimana dikutip dari situs pafimataramkota.org!

Apa Penyebab Nyeri Kepala saat Terlalu Banyak Tugas?

Sebelum kita masuk ke cara mengatasi nyeri kepala akibat terlalu banyak tugas, kamu perlu tahu dulu penyebab pastinya.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan penelitian dari Universitas Gadjah Mada (UGM), stres kognitif tinggi akibat beban akademik atau pekerjaan dapat memicu aktivasi berlebihan di korteks prefrontal otak, yang mengakibatkan ketegangan otot di kepala dan leher.

Penelitian serupa dari Universitas Indonesia (UI) juga menyebutkan bahwa mahasiswa yang menghadapi lebih dari lima deadline dalam satu minggu berisiko dua kali lipat mengalami tension-type headache (TTH). Ini adalah jenis sakit kepala yang paling umum dirasakan oleh pekerja dan pelajar di Indonesia.

1. Atur Ulang Prioritas Tugas

Ketika tugas datang bertubi-tubi, kamu mungkin merasa harus menyelesaikan semuanya sekaligus. Namun, justru di sinilah jebakannya.

Otak manusia tidak dirancang untuk multitasking secara berlebihan. Universitas Airlangga (Unair) membuktikan bahwa beban tugas yang tidak terstruktur meningkatkan risiko fatigue mental sebanyak 47%.

Solusinya? Buat skala prioritas. Gunakan teknik Eisenhower Matrix atau metode Ivy Lee untuk menentukan tugas penting dan mendesak. Dengan begitu, kamu bisa mengurangi tekanan secara signifikan hanya dengan mengatur waktu dan fokus.

Baca juga: Tantangan yang Sering Dihadapi di Dalam Manajemen Perkantoran

2. Istirahat Mikro

Kamu pasti sudah sering dengar tentang teknik Pomodoro, tapi tahukah kamu bahwa versi modifikasi 25:5 (kerja 25 menit, istirahat 5 menit) lebih efektif untuk mencegah nyeri kepala?

Riset dari Universitas Brawijaya menunjukkan bahwa mahasiswa yang menerapkan teknik ini mengalami penurunan intensitas nyeri kepala hingga 39% dibanding mereka yang bekerja terus tanpa jeda.

Waktu istirahat ini sangat berguna untuk melemaskan otot wajah dan leher serta mengurangi tekanan pada mata. Kamu bisa gunakan waktu 5 menit ini untuk stretching ringan atau sekadar tutup mata.

Baca juga: 10 Tips Mengatur Waktu Istirahat yang Cukup bagi Mahasiswa

3. Konsumsi Air yang Cukup

Dalam kondisi sibuk, kamu sering lupa minum, padahal dehidrasi adalah penyebab utama sakit kepala tegang.

Penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) menunjukkan bahwa 70% pasien sakit kepala ringan mengalami dehidrasi ringan hingga sedang.

Jangan tunggu haus. Biasakan bawa botol air sendiri dan minum minimal 2 liter sehari.

Tips tambahan: tambahkan irisan lemon atau mint untuk variasi rasa dan efek menyegarkan yang membantu meredakan sakit kepala.

Baca juga: Manfaat Air Putih bagi Tubuh

4. Olahraga Ringan

Kamu mungkin berpikir tidak punya waktu untuk olahraga. Tapi faktanya, olahraga ringan selama 15 menit seperti jalan cepat atau yoga bisa membantu mengurangi frekuensi nyeri kepala. Peneliti dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) menyimpulkan bahwa aktivitas fisik sedang secara teratur bisa menurunkan hormon stres (kortisol) hingga 28% per minggu.

Gerakan peregangan leher dan bahu juga sangat penting, apalagi jika kamu duduk di depan laptop seharian. Jangan tunggu sampai kepala cenat-cenut dulu ya!

Baca juga: 7 Manfaat Jalan Kaki bagi Mahasiswa yang Jarang Berolahraga

5. Teknik Pernapasan Dalam

Salah satu cara alami yang sangat manjur namun sering diremehkan adalah pernapasan dalam. Teknik ini membantu kamu menurunkan detak jantung, memperlambat sistem saraf simpatis, dan memberi efek relaksasi.

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (Undip) mengembangkan program meditasi pernapasan untuk mahasiswa dan mencatat penurunan signifikan dalam keluhan nyeri kepala dan stres akademik.

Cukup duduk tenang, tarik napas lewat hidung selama 4 detik, tahan 7 detik, dan hembuskan perlahan lewat mulut selama 8 detik. Ulangi 3-4 kali setiap merasa tertekan.

Baca juga: 7 Cara Menghindari Infeksi Saluran Pernapasan bagi Mahasiswa

6. Hindari Gadget Sebelum Tidur 

Masih scrolling TikTok atau baca email kerja jam 11 malam? Kebiasaan ini bisa memperburuk nyeri kepala keesokan harinya. Cahaya biru (blue light) dari layar gadget mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu kamu tidur nyenyak.

Menurut studi dari Universitas Telkom, mahasiswa yang tidur setelah paparan layar selama lebih dari satu jam memiliki kualitas tidur 35% lebih buruk dan keluhan sakit kepala dua kali lebih banyak. Jadi, mulailah pasang batas waktu digital minimal 1 jam sebelum tidur.

Baca juga: 7 Tips Ampuh Menjaga Kesehatan Mata Mahasiswa yang Sering Menatap Layar Laptop

7. Konsultasi ke Ahli 

Kalau nyeri kepala tidak juga membaik meskipun kamu sudah mencoba berbagai cara, jangan ragu untuk berkonsultasi. Bisa jadi ada masalah lain seperti migrain, sinusitis, atau bahkan gangguan kecemasan yang tidak disadari.

Fakultas Kedokteran dari Universitas Hasanuddin (Unhas) menegaskan bahwa banyak kasus sakit kepala kronis pada mahasiswa yang tidak ditangani sejak dini berujung pada penurunan performa akademik. Semakin cepat kamu konsultasi, semakin besar peluang pemulihan total.

Kamu Bisa Lawan Nyeri Kepala dengan Strategi yang Tepat

Sakit kepala karena tugas menumpuk bukanlah kutukan yang harus kamu terima begitu saja. Dengan menggabungkan pendekatan ilmiah, manajemen waktu yang cerdas, gaya hidup sehat, dan konsistensi, kamu bisa terbebas dari jeratan rasa sakit yang mengganggu.

Ingat, tubuh dan pikiran kamu bukan mesin. Beri waktu untuk istirahat, bernapas, dan memulihkan diri. Karena pada akhirnya, mengerjakan tugas itu penting, tapi menjaga kesehatan diri jauh lebih penting.

Redaksi Media Mahasiswa Indonesia

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses