Peran Pendidikan dan Pengalaman Kerja dalam Menjamin Kualitas Audit PT. Sakti Mega Kirana

Peran Pendidikan dan Pengalaman Kerja
Ilustrasi Kerja Sama Tim (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Abstrak 

Ketika dunia usaha menjadi lebih terbuka, saham dan investasi dapat dimilili oleh berbagai orang. Perubahan ini telah menyebabkan peningkatan akan kebutuhan audit. Kegiatan audit biasanya akan lebih sering dilakukan dari pihak internal.

Kegiatan audit dari pihak internal biasanya juga dapat mengalami kendala, bisa dikarenakan kurangnya pemahaman auditor mengenai audit, dan kurangnya pengalaman kerja seorang auditor di dunia audit.

Maka dari itu pemahaman dan pengalaman seorang auditor harus benar-benar diperhatikan sebelum melakukan kegiatan audit. Tujuannya adalah untuk memberi kepercayaan kepada pihak yang berkepentingan tentang kondisi atau kinerja entitas yang diaudit.

Bacaan Lainnya
DONASI

Kata Kunci: audit, pendidikan, pengalaman kerja, auditor, kualitas audit

Abstract 

As the business world becomes more open, shares and investments can be owned by various people. These changes have led to an increase in the need for audits. Audit activities will usually be carried out more often from internal parties.

Audit activities from internal parties can usually also experience problems, this could be due to the auditor’s lack of understanding about auditing, and an auditor’s lack of work experience in the world of auditing.

Therefore, an auditor’s understanding and experience must be carefully considered before carrying out audit activities. This aims to provide confidence to interested parties regarding the condition or performance of the entity being audited.

Keywords: audit, education, work experience, auditor, audit quality

Baca juga: Memahami Peran Konsep Asih, Asuh, Asah dalam Pembentukan Karakter Bangsa dalam Ruang Pendidikan

Pendahuluan

Kualitas audit ini merupakan tingkat kemungkinan auditor untuk menemukan dan melaporkan kesalahan dalam sistem akuntansi klien. Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Audit yang berkualitas baik memerlukan kedua kompetensi tersebut.

Kualitas-kualitas ini mempunyai pengaruh langsung terhadao kualitas audit aktual, serta potensi dampak interaktif. Selain itu, persepsi pengguna laporan keuangan terhadap kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka terhadap independensi dan keahlian auditor (AAA Financial Accounting Standar Committee 2000).

Keahlian seorang auditor juga dinilai dalam kualitas audit. Auditor yang sudah mahir dalam menangani proses audit biasanya dapat terjamin baik hasil kualitas auditnya. Seorang auditor juga harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas mengenai audit maupun kualitas audit.

Selain itu, pengalaman kerja seorang auditor juga dapat dinilai. Auditor harus banyak pengalaman terjun di dunia audit. Karena kualitas audit dapat ditentukan dari seberapa ahli seorang auditor menangani kegiatan audit.

Metode 

Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif, yang menggunakan data primer. Peneliti melakukan wawancara kepada auditor yang bersangkutan dari PT. Sakti Mega Kirana. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui pentingnya peran pendidikan dan pengalaman seorang audit saat melakukan kegiatan audit untuk menjamin kualitas audit pada perusahaan.

Hasil dan Pembahasan Pendidikan

Pendidikan auditor adalah “proses pembelajaran yang mencakup kurusus formal dan non-formal yang memiliki tujuan memberikan wawasan dan keahlian yang diperlukan oleh auditor untuk menyelesaikan tugas audit secara efisien dan efektif (Pertiwi & Yurindra, 2020).

A. Pengertian Pendidikan

Proses pembelajaran wawasan, keahlian, dan kebiasaan sebuah kelompok orang yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pelatihan, pendidikan, dan penelitian. Selain itu, pendidikan didefinisikan sebagai upaya sistematis dan sadar untuk meciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar, di mana mahasiswa dapat mengembangkan potensi dirinya.

Pendidikan membantu sesorang memperoleh kecerdasan, moralitas, karakter, kekuatan spiritual, dan kemampuan yang membantunya dan masyarakat. (Edupedia, 2023)

B. Tujuan Pendidikan

Secara umum, tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan potensi mahasiswa. TuJuan pendidikan juga dijelaskan, menurut Pasal 3 Undang-Undang No 20 Tahun 2003, tujuan sistem pendidikan nasional adalah untuk mengembakan siswa menjadi orang yang beriman, berakhlak mulia, mandiri, kreaitd, berilmu dan menjadi warga yang bertanggung jawab dan demokratis (Edupedia, 2023).

Baca juga: Pentingnya Lembaga Pendidikan di Lingkungan Masyarakat

C. Peran Pendidikan

Pendidikan adalah kebutuhan vital yang diperlukan sepanjang hidup manusia. Tanpa pendidikan, sama sekali tidak mungkin bagi suatu populasi manusia untuk berkembang sejalan dengan aspirasi mereka untuk maju, sejahtera, dan bahagia.

Dalam kehidupan, pendidikan sangat dibutuhkan manusia. Pendidikan adalah upaya untuk memberi orang kesempatan untuk mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelejaran dan metode lain yang diakui dan diakui oleh masyarakat (Anjar, 2015).

Dalam Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, ayat pertama dan ketiga menyatakan bahwa setiap warga negara berhak atas pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

Maka dari itu, pendidikan auditor harus memperhatikan keterampilan teknis, keterampilan sosial, etika, intgritas, dan tanggung jawab sosial. Ini karena auditor tidak hanya harus memiliki keterampilan teknis. Keahlian audit teknis, tetapi juga keterampilan sosial dan etika yang baik dalam berinteraksi dengan klien dan stakeholder (Lubis, 2020).

D. Pengalaman Kerja

Faktor utama yang mempengaruhi kualitas audit yang dilakukan adalah pengalaman auditor, auditor dengan lebih banyak pengalaman cenderung memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menyelesaikan audit secara efektif.

1. Pengertian Pengalaman Kerja

Kemampuan, pengetahuan, dan keahlian yang diperoleh seseorang dalam jangka waktu tertentu melalui tindakan, reaksi, kecekatan, dan berbagai percobaan dikenal sebagai pengalaman kerja. Ketika seseorang meiliki lebih banyak pengalaman kerja, mereka menjadi lebih baik dalam melakukan pekerjaan mereka dan memiliki cara berpikir dan sikap yang lebih baik untuk mecapai tujuan (Riadi, 2020).

2. Aspek Pengalaman Kerja

a. Lamanya waktu

Waktu pekerjaan adalah jumlah waktu yang telah dihabiskan seseorang untuk memahami dan melaksanakan tugas dengan baik.

b. Tingkat keahlian dan wawasan 

Keahlian adalah kemampuan fisik yang diperlukan untuk menyelesaikan atau menjalankan tanggung jawab pekerjaan. Sementara wawasan mencakup ide, prinsip, prosedur, aturan, atau informasi lain yang diperlukan karyawan.

c. Penguasaan pekerjaan dan peralatan

Tingkat kemampuan seseorang untuk menerapkan aspek-aspek teknik pekerjaan dan peralatan. Perkerja yang tidak hanya mampu menggunakan peralatan kantor seperti komputer dan lainnya, tetapi juga mampu melakukan tugas-tugas mereka (Zakaria & Prasetyaningtyas, 2018).

3. Peran Pengalaman Kerja

Dengan banyaknya audit yang dilakukan dan kompleksnya transaksi keuangan perusahaan yang diaudit, auditor dapat memperluas pengetahuannya tentang akuntansi dan auditing.

Faktor tambahan seperti kompleksitas audit, kompleksitas industri, dan tingkat perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang diaudit dapat mempengaruhi hubungan antara pengalaman auditor dan kualitas audit yang dilakukan. Karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik untuk mengoptimalkan pengalaman auditor untuk meningkatkan kualitas audit yang dilakukan.

Baca juga: Tambah Wawasan dan Pengalaman Kerja, Mahasiswa Ikuti Magang Reguler

E. Kualitas Audit

Kualitas audit dapat didefinisikan penilaian proses melakukan pemeriksaan dan hasil audit yang dilakukan oleh auditor.

1. Pengertian Kualitas Audit

Kemampuan kantor akuntan untuk memahami dan mempelajari operasi klien dikenal sebagai kualitas audit. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan ini termasuk nilai akuntansi yang dapat menggambarkan keadaan ekonomi perusahaan yang sesungguhnya, fleksibelitas untuk menggunakan prinsip akuntansi umum yang diterima secara luas (GAAP) sebagai aturan standar yang berlaku, yang telah berkembang menjadi IFRS saat ini, kemampuan bersaing yang ditunjukkan melalui laporan keuangan dan hubungannya dengan resiko bisnis dan lainnya (Kane & Velury, 2005).

2. Pengukuran Kualitas Audit

Ada sejunlah standar yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas audit (Peraturan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia No 1 Tahun 2007 Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara).

a. Kualitas Proses (akurasi hasil audit dan pandangan skpetis)

Audit tidak hanya menghasilkan temuan atau saran, tetapi juga membantu pihak yang diperiksa menyelesaikan masalah dengan lebih baik. Audit juga harus dilakukan dengan teliti, mengikuti prosedur, dan tetap skeptic.

b. Hasil Kualitas (nilai rekomendasi, kejelasan laporan, keuntungan audit)

Manajemen pihak yang diperiksa bertanggung jawab untuk meninjau dan menerapkan rekomendasi audit dan melaksanakannya. Mereka juga harus memantu status tindak lanjut yang disarankan auditor melalui proses dan sisem informasi.

c. Kualitas penanganan hasil audit

Seorang auditor harus menyarankan manajemen untuk terus memantau status tindak lanjut karena saran. Perhatian yang terus menerus terhadap temuan pemeriksaan yang signifikan dan rekomendasi ini dapat membantu auditor menjamin bahwa audit yang dilakukan menjadi keuntungan.

F. Peran Pendidikan, Pengalaman Kerja, dalam Menjamin Kualitas Audit

Auditor harus memiliki kualitas yang baik, pengetahuan yang cukup, dan keahlian khusus yang diperlukan untuk melakukan tugasnya dengan baik. Pendidikan yang diperlukan oleh seorang auditor dapat diperoleh melalui pendidikan formal, ujian profesional, dan keterlibatan dalam seminar dan pelatihan. Begitu pun pengalaman kerja, seorang auditor harus banyak pengalaman di dunia audit.

Pemahaman auditor mengenai audit harus diperhatikan, karena baik buruknya positif negatifnya hasil audit tergantung bagaimana auditor tersebut. Semakin banyaknya pemahaman, dan pengelaman menjadi seorang auditor, kegiatan audit akan semakin lancar.

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Pendidikan membantu sesorang memperoleh kecerdasan, moralitas, karakter, kekuatan spiritual, dan kemampuan yang membantunya dan masyarakat. Pendidikan auditor harus memperhatikan keterampilan teknis, keterampilan sosial, etika, intgritas, dan tanggung jawab sosial.

Ini karena auditor tidak hanya harus memiliki keterampilan teknis. Keahlian audit teknis, tetapi juga keterampilan sosial dan etika yang baik dalam berinteraksi dengan klien dan stakeholder.

Selain pendidikan, pengalaman kerja auditor juga diperhatikan. Ketika seseorang memiliki lebih banyak pengalaman kerja, mereka menjadi lebih baik dalam melakukan pekerjaan mereka dan memiliki cara berpikir dan sikap yang lebih baik untuk mencapai tujuan. Karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik untuk mengoptimalkan pengalaman auditor untuk meningkatkan kualitas audit yang dilakukan.

B. Saran

Pembaca disarankan untuk membaca literatur atau referensi lain mengenai audit, terutama mengenai kualitas audit, karena pengetahuan dan kemampuan penulis terbatas.

 

Penulis:

  1. Nadiya Sofinatul Nisa
  2. Abraham Albertho Girendra
  3. Akbar Abbabil Firmansyah

Mahasiswa Akuntansi, Universitas PGRI Adi Bhana Surabaya

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Referensi 

Anjar. (2015). Peran Pendidikan Bagi Kehidupan Manusia.

Edupedia. (2023). Apa Itu Pendidikan? Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Jenis Pendidikan.

Kane, & Velury. (2005). The Impact of Managerial Ownership on the Likelihood of Provision of High Quality Auditing Services. Review of Accounting and Finance.

Lubis, A. (2020). Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit. 4(3), 516–526.

Pertiwi, D., & Yurindra. (2020). Dan, Pengaruh Pengalaman Kerja Independensi, Pendidikan Profesional terhadap Kualitas Audit dengan Keuangan, sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ekonomi dan.

Riadi, M. (2020). Pengalaman Kerja (Pengertian, Aspek, Pengukuran dan Manfaat). Zakaria, & Prasetyaningtyas. (2018). Peranan Motivasi Kerja , Lingkungan Kerja , Dan

Pengalaman Kerja Terhadap Kin- erja Karyawan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Jember ( The Role Of Motivation , Work Environment , And Work Experiences Of The Performances Of Employees Department Of Local R.

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.