Gejolak Kemiskinan di Tengah Dua Tahun Pandemi

Gejolak Kemiskinan Tengah Pandemi

Kemiskinan merupakan suatu problematika yang cukup kompleks di Indonesia. Dilansir dari kompas.com pada tahun 2019 hingga 2020 angka kemiskinan di Indonesia meningkat menjadi 2,76 juta orang dibandingkan sebelum masa pandemi atau naik sebesar 9,78 persen. Seiring dengan peningkatan penduduk miskin, kesenjangan antara si kaya dan si miskin pun juga melebar.

Hal itu terlihat dari tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang meningkat menjadi sebesar 0,385. Dilansir oleh BBC.com (07/02/2020), peneliti mengatakan meningkatnya angka kemiskinan karena kebijakan saat pandemi yang tidak tegas dari awal dan upaya memulihkan kondisi pandemi saat ini memerlukan waktu yang cukup lama.

Pandemi COVID-19 atau yang lebih dikenal sebagai virus Corona telah menjadi perhatian publik sejak kemunculannya terdeteksi di Tiongkok untuk kali pertama di awal tahun 2020. Meninggalnya ribuan jiwa akibat virus ini membuatnya menjadi pusat perhatian banyak negara, termasuk Indonesia.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Kemiskinan di Masa Pandemi, Pemerintah Salurkan Bantuan Sosial

Pandemi Covid-19 terbukti telah memberikan tekanan pada kondisi ekonomi dan sosial di Indonesia sejak akhir tahun 2019. Kondisi ekonomi ini berdampak luas di seluruh wilayah Indonesia. Perekonomian masing-masing daerah terancam, ditambah dengan kondisi daerah yang lebih buruk dari sebelumnya.

Kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan menjadi persoalan fenomenal dalam bidang ekonomi yang menjadi titik acuan keberhasilan pemerintah negara dari waktu ke waktu, terlebih pada negara yang sedang berkembang.

Indonesia sebagai salah satu negara yang masuk kategori berkembang menyadari bahwa pentingnya memperhatikan masalah kemiskinan dan mengusahakan segala upaya untuk menurunkan tingkat kemiskinan dengan melakukan perencanaan jangka panjang untuk meningkatkan perekonomian.

Faktor Penyebab Kemiskinan

Faktor kemiskinan yang umum terjadi di masyarakat, antara lain bisa dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah. Tingkat pendidikan yang rendah bisa membuat seseorang kurang memiliki keterampilan, wawasan, serta pengetahuan yang memadai untuk kehidupannya.

Pada tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan banyak yang malas bekerja. Faktor penyebab kemiskinan lain yaitu karena terbatasnya lapangan kerja dan ketimpangan pendapatan. Hubungan kemiskinan terhadap ketimpangan pendapatan adalah positif, artinya semakin tinggi kemiskinan, maka ketimpangan pendapatan akan semakin tinggi, atau sebaliknya.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, naiknya tingkat kemiskinan diakibatkan oleh pandemi Covid-19 yang berdampak pada ekonomi masyarakat. Pandemi Covid-19 membawa dampak yang luar biasa. Mengganggu aktivitas ekonomi sehingga akhirnya mempengaruhi pendapatan masyarakat.

Baca Juga: Corona Tiada Henti, Kemiskinan Semakin Menjadi

Pandemi menghantam seluruh lapisan masyarakat. Pengaruh Covid-19 menjadi penyebab kemiskinan terbaru dengan catatan jauh lebih besar ke masyarakat lapisan bawah. Selain pandemi Covid-19 yang menekan aktivitas ekonomi, terdapat tiga faktor lain yang turut menyumbang kemiskinan, yakni pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mengalami perlambatan, terpuruknya sektor pariwisata, serta harga eceran komoditas pokok yang naik.

Dampak Kemiskinan

kemiskinan dapat memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak kriminal, pengangguran, kesehatan terganggu, dan sebagainya. Salah satu dampak kemiskinan dalam keluarga yang paling penting adalah dapat menyebabkan masalah pendidikan seperti bagaimana caranya anak-anak dalam keluarga miskin yang sama sekali tidak mampu dapat bersekolah dengan baik seperti anak-anak lainnya.

Masalah tersebut harus dipecahkan oleh pemerintah. Selain itu masalah kesehatan juga perlu diperhatikan. Orang-orang miskin ketika sakit, mereka sulit untuk berobat ke dokter karena biaya yang cukup mahal, walaupun pemerintah telah memberikan kartu kemiskinan, tetapi itu tidak menjamin bantuan yang maksimal dari pihak rumah sakit.

Dampak kemiskinan terhadap masyarakat sekitar diantaranya banyaknya pengangguran, tingkat kematian meningkat, putus sekolah pada anak-anak, dan tingkat kejahatan yang tinggi. Masalah pengangguran berkaitan dengan keterampilan dan pendidikan yang sulit diraih oleh keluarga miskin.

Tingkat kematian meningkat disebabkan oleh kelaparan dan tindak bunuh diri karena tidak kuat dalam menjalani kemiskinan yang dialami. Putus sekolah pada anak-anak yang disebabkan mahalnya biaya pendidikan sehingga anak-anak tersebut beralih profesi menjadi pencari uang dengan cara mengamen dan mengemis.

Tindak kejahatan yang meningkat karena masyarakat terdesak untuk memperoleh pendapatan dengan cara kejahatan, hal tersebut dilakukan karena mencari pendapatan dengan cara yang baik tidak mempunyai modal seperti ilmu dan keterampilan yang cukup.

Upaya Pemerintah Menghadapi Kemiskinan

Segala macam upaya telah dilakukan guna memberikan stimulus kepada masyarakat yang terdampak pandemi, jika melihat fakta data kemiskinan tidak menutup kemungkinan sampai akhir tahun 2021 angka kemiskinan akan naik lebih tinggi di kisaran 0,5-2 persen.

Strategi pemerintah dalam menjaga stabilitas perekonomian dengan memberi stimulus kepada masyarakat, ternyata belum sepenuhnya efektif, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah:

Pertama, berkaitan dengan program jaring pengaman sosial melalui skema bantuan, baik bantuan berupa bahan makanan, subsidi, maupun bantuan langsung tunai, problem mendasar dari bantuan ini adalah akurasi data, sehingga bantuan tidak tepat sasaran. Pemerintah perlu melakukan evaluasi pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 Tentang Satu Data Indonesia.

Kedua, pengambilan keputusan berdasarkan bukti (evidence based policy) menjadi keniscayaan terutama dalam menentukan prioritas dan target intervensi.

Baca Juga: Pengangguran dan Kemiskinan di Indonesia Melonjak Akibat Covid-19, Berikut Solusinya

Ketiga, memperkuat peran Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan terutama dalam mengkoordinasikan lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan termasuk ketersediaan data terpadu dan hasil-hasil penelitian penanggulangan kemiskinan.

Dampak Covid-19 sangat berpengaruh bagi ekonomi keluarga terutama keluarga miskin. Berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan dengan program Bantuan Langsung Tunai atau BLT kepada keluarga yang tidak mampu.

Tidak hanya itu pemerintah juga mengevaluasi program yang telah diberikan agar output yang di sesuai dengan harapan pemerintah. Pandemi Covid-19 akan menjadi tantangan serius bagi upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Sinergi dan kolaborasi harus terus dilakukan dan yang tidak kalah penting perbaikan data kemiskinan agar tercipta data yang akurat dan kredibel.

Andara Firdaus Saputra
Dhiya Luthfiyya Elzar
Erlangga Dwi Syaputra

Mahasiswa Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

Editor: Diana Pratiwi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI