Memilih bahan masker yang benar
Sejak adanya virus corona/Covid 19 ke Indonesia penggunaan masker dirasa sangatlah penting untuk pencegahan karena virus ini lebih mudah masuk ke tubuh melalui pernafasan. Di Indonesia sendiri diwajibkan pemerintah untuk memakai masker saat pergi kemanapun. Pembelian masker medis pun melonjak yang menjadikan harga masker tidak masuk akal. Tapi sebagian orang mampu tidak menghiraukan harga masker yang tiap hari terus melonjak mereka tetap membeli dan menimbunnya. Hal ini yang membuat harga masker yang sudah mahal menjadi sangat mahal.
Masyarakat pun mencari solusi untuk membuat masker kain sendiri karena harga masker medis yang sangat tidak masuk akal. Banyak orang-orang memanfaatkan hal ini untuk membuat masker dan dijual, dimulai dari kain perca semakin kesini semakin niat untuk mewmilih kain yang bagus untuki dibuat sebagai masker.
Trend Masker Korea (Masker Scuba)
Beberapa bulan lalu trending sebuah masker fashion ala korea namanya masker scuba. Masker ini dibuat hanya satu lapis berbeda dengan masker lainnya yang dibuat 2-3 lapis. 1 lapis kain sangatlah tipis sehingga tidak bisa membantu pencegahan penularan dari virus Corona. Bahan scuba ini sendiri biasannya dipakai untuk membuat pakaian diving yang bahannya mudah melar.
Ketika para pengguna memakai masker scuba ini akan terjadi peregangan kainnya, sehingga kerapatan pori-pori kainnya menjadi besar. Selain itu, bisa membuat permebilitas udara menjadi lebih tinggi. Oleh sebab itu, peluang particular virus menembus kain masker bisa bertambah besar.
Penggunaan masker scuba ini sering salah . Beberapa orang justru menarik maskernya sampai ke dagu, hal itu menyebabkan maskernya mudah melar dan longgar ketika kembali digunakan. Sehingga masker tidak dapat menutup hidung dengan rapat.
Kementrian Kesehatan (KEMENKES) melarang masyarakat menggunakan kain yang tipis seperti scuba dan buff. Sebelumnya PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengumumkan mulai tanggal 21 September calon penumpang KRL wajib menggunakan masker kain 3 lapis. “Pengertian masker scuba-buff adalah masker kain yang terlalu tipis dan satu lapis. Sehingga dikhawatirkan tidak bisa menyaring droplet penyeab COVID 19,” kata Jubir satgas COVID-19 Wiku Adisasmito.
Dilansir situs Kemenkes, COVID-19 menyebar secara cepat melalui percikan droplet saat bersin maupun batuk. Memakai masker adalah salah satu cara efektif untuk menahan droplet tersebut menyebar. Masker kain dianjurkan namun minimal 2 lapis jika tidak ada masker medis. Bisa juga masker 2 lapis dan dimasukkan tisu diantara lapisan masker untuk menambah keamanan untuk mencegah droplet
Cara Memodifikasi Masker Scuba Agar Sesuai Standar Safety
Jika anda terlanjur membeli banyak masker scuba, anda bisa melapisi masker scuba dengan kain katun lagi, ,minimal 2 lapis kain katun agar bisa tebal dan menutupi kemelaran pada kain masker scuba. Bisa juga di dobel 2 masker scuba tengahnya diberi lapisan tisu yang tebal. Kita harus memanfaatkan bahan yang ada dengan baik agar masker scuba yang kita beli masih bisa digunakan.
“Memang belum ada sepertinya penelitian yang menguji kombinasi scuba dan katun dua lapis. Tetapi setidaknya katun dua lapisnya yang akan memberikan proteksi utama. Jadi mungkin katun duluan (didepan baru scuba),” tutur Fajri.
Saran lain juga diungkapkan ahli epidemiologi Budi Laksono. “Sebenarnya mudah sekali untuk meng-upgrade masker scuba jadi sehat,” kata akademisi dari Universitas Diponegoro (UNDIP).
Sampai saat ini diindonesia belum ada ketentuan standart khusus mengenai masker yang efektif dan aman untuk pencegahan virus corona ini. Satu- satunya panduan mengenai masker medis dan non-medis ini diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan diperbarui pada 5 Juni 2020.
Setiap orang pasti sudah punya cara atau ide untuk menjaga dirinya masing-masing agar tetap terjaga dan tidak tertular virus Corona yang berbahaya ini. Berbagai macam model dan jenis bahan yang bisa digunakan menjadi masker dimanfaatkan. Tetap kita harus menyesuaikan dengan standart kesehatan dari WHO untuk mencegahan virus Corona ini.
Jaga kesehatan dan selalu sedia handanitizer dan masker cadangan untuk yang diharuskan bekerja diluar ruangan dan bertemu banyak orang.
Alim Cahyani
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Editor: Muhammad Fauzan Alimuddin
Baca Juga:
Mahasiswa UMM Bagikan Masker Gratis Kepada Warga Desa Plandi
Mahasiswa KKN K286 Unimal Bagikan Masker Gratis Bersama Koramil dan Polsek Muara Satu
Peduli Covid-19, Mahasiswa PMM UMM Bagikan Masker Beraromaterapi