Efektivitas Rebusan Daun Salam terhadap Perubahan Tekanan Darah (Hipertensi)

Efektivitas Rebusan Daun Salam Terhadap Perubahan Tekanan Darah (Hipertensi)
Sumber: Penulis

Indonesia kaya akan tanaman obat. Penelitian terhadap  tanaman obat terus berlanjut. Salah satu dari  jenis tanaman yang biasa dimanfaatkan masyarakat adalah daun salam.

Banyak penelitian telah dilakukan  untuk  mengetahui efektivitas daun salam sebagai  obat tradisional. Khasiat daun salam antara lain efek antibakteri, pengobatan hipertensi, diabetes, asam urat, diare, dan hiperlipidemia.

Tidak semua pasien hipertensi perlu mengonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darahnya. Ada banyak bahan alami penurun tekanan darah di sekitar kita, seperti rebusan daun salam yang terbukti dapat menurunkan tekanan darah.

Bacaan Lainnya
DONASI

Daun salam telah dimanfaatkan banyak orang sejak zaman dahulu sebagai obat pelengkap, sering digunakan sebagai pengobatan alternatif dan pengganti obat tekanan darah tinggi. Daun salam dalam ekstrak etanol telah diteliti aktivitas antihipertensinya.

Daun salam (Syzigium polyanythum) merupakan daun yang hampir selalu muncul dalam masakan Indonesia. Daun ini juga biasa digunakan dalam masakan Asia seperti  Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Daun salam bisa digunakan  segar atau dikeringkan.

Baca Juga: Mari Kita Ketahui Manfaat dari Daun Salam sebagai Antihipertensi atau Tekanan Darah Tinggi

Daun salam bukan hanya sekedar bumbu kuliner, namun ternyata memiliki manfaat salah satunya seperti untuk penyakit diabetes, radang lambung, stroke dan penyumbatan pembuluh darah (Defriani, 2016). Mineral yang ada pada daun salam memperlancar peredaran darah  dan menurunkan tekanan darah tinggi.

Daun salam juga mengandung minyak atsiri eugenol dan logam moldicol, serta etanol yang berperan  aktif sebagai antijamur dan bakterisida (Silalahi, 2020). Daun salam mengandung bahan kimia seperti minyak atsiri, sitrat, Eugenol, tanin, dan flavonoid yang diduga dapat menurunkan tekanan darah.

Mekanisme kerja dari lembar daun  salam ini adalah merangsang sekresi empedu, mengeluarkan lemak dari usus, mengurangi gumpalan lemak yang menumpuk di pembuluh darah, melancarkan aliran darah, dan menormalkan tekanan darah.

Menurut penelitian, flavonoid adalah salah satu zat kimia yang terkandung dalam daun salam, dimana flavonoid itu sendiri mengandung zat quartzertin, yang bertindak sebagai vasodilator, antiplatelet, antiproliferatif yang mampu menormalkan tekanan darah, memperbaiki hasil oksidasi tubuh dan juga dapat memperbaiki organ yang rusak akibat tekanan darah tinggi.

Daun salam mempunyai rasa yang mengkelat, aroma yang sedap dan mempunyai sifat astringent. Daunnya paling sering digunakan untuk pengobatan, sedangkan bagian tanaman lainnya seperti akar,  buah, dan kulit batang juga digunakan sebagai obat. Dalam pengobatan tradisional, daun salam digunakan untuk  mengobati kolesterol tinggi, diabetes, hipertensi, maag, dan diare .

Hipertensi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah terus-menerus terpapar peningkatan kecepatan tekanan. Darah keluar dan menjangkau setiap bagian tubuh melalui pembuluh darah. Tekanan darah dibuat oleh kekuatan darah yang mendorong terhadap dinding pembuluh darah (arteri).

Semakin tinggi tekanan semakin keras jantung memompa (WHO, 2013). Kemungkinan tekanan darah tinggi di antaranya dibagi menjadi dua kategori : hipertensi essensial primer dan sekunder.

Hipertensi primer adalah hipertensi yang terjadi sekitar 95% dari kasus hipertensi, hipertensi primer sering dikaitkan dengan gaya hidup dan pola makan yang tidak cukup bagus untuk menyerang kasus hipertensi dan 5% lebih terdapat kasus sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh komplikasi penyakit lain (Palmer, 2007).

Baca Juga: Efektivitas Rebusan Daun Seledri (Apium graveolens L ) Untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Pasien Penderita Hipertensi

Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang (2020), menjelaskan bahwa penderita hipertensi di Kota Padang mencapai 156.870 jiwa, dengan prevalensi tertinggi di Puskesmas Andalas yaitu sebanyak 14.355 jiwa dan yang kedua di Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 11.449 jiwa.

Hipertensi jika dibiarkan terus menerus akan berbahaya bagi orang yang sudah mengidap hipertensi, sehingga dapat menimbulkan komplikasi. Komplikasi hipertensi dapat mempengaruhi jantung, otak (peredaran otak), mata dan ginjal (Anggriani, 2016). Untuk menghindari komplikasi, pengobatan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis dan nonfarmakologis.

Untuk menurunkan hipertensi dibutuhkan 10 lembar daun salam dan 300 ml air lalu direbus hingga mendidih dan menyusut menjadi 200 ml dan dikonsumsi sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, masing-masing 100 ml.

Menurut penelitian Aji (2021), konsumsi daun salam rebus efektif menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan hasil tekanan darah sistolik 175 mmHg dan tekanan diastolik 98 mmHg, sedangkan pada intervensi turun menjadi tekanan sistolik 155 mmHg dan tekanan diastolik 86 mmHg. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rebusan daun salam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Berdasarkan analisis fakta dan teori, penulis berhipotesis bahwa pemberian air rebusan daun salam dapat menurunkan tekanan darah karena daun salam mengandung senyawa flavonoid yang mampu melebarkan pembuluh darah dan mengurangi tekanan pada dinding arteri sehingga dapat menurunkan tekanan darah.

 

Audhia Octavia

Penulis: Audhia Octavia
Mahasiswa Jurusan Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: I. Khairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

 

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI