Kementerian Luar Negeri RI bersama Kedutaan Besar Australia menggagas kegiatan bertajuk ‘The 1st Indonesia-Australia Interfaith Dialogue (1st IAID. Acara digelar di Bandung, Jawa Barat beberapa waktu lalu. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pimpinan kedua negara pada 2018 lalu.
Salah satu mahasiswa program Sarjana Akuntansi Bisnis (SAB) PPM School of Management Benediktus Tandya Pinasthika yang hadir sebagai peserta aktif kegiatan itu mengatakan, kehadirannya dalam program dialog antar agama dan kepercayaan ini merupakan bagian dari rangkaian acara serupa yang telah diselenggarakan di Sydney pada Maret tahun lalu.
Ia mengungkapkan, tahun 2018, Kemenlu RI menyelenggarakan program ‘Oustanding Youth For The World (OYTW)’ yang bertujuan untuk mengadakan dialog pemuda dari berbagai agama dari kedua negara.
Tandya menuturkan kala itu dirinya masih duduk di bangku SMA dan terpilih menjadi salah satu peserta dan diutus ke Australia.
“Nah tahun ini, acara yang serupa juga diadakan di Bandung dan kami juga diundang secara khusus oleh Kemenlu dan Kedutaan untuk ikut berpartisipasi,” kata Tandya.
Tandya menambahkan, selama dua hari di Bandung, para peserta mendapat kesempatan yang luar biasa untuk menggali ilmu dan menyuarakan pendapat. Selain dihadiri oleh para tokoh agama dari kedua negara, acara juga dihadiri oleh perwakilan pemerintahan.
Tandya mengaku senang bisa berkesempatan mengikuti acara tersebut. Pasalnya, ia bisa menggali banyak ilmu dari para tokoh yang hadir. Tidak hanya itu, ia juga melakukan kunjungan ke Masjid Lao Tze dan juga turut merasakan kedamaian di kampung toleransi Bandung.
“Bahkan, kami juga mengikuti kuliah umum di Kampus Maranatha dan menonton film Da’wah karya sineas Italia yang mengangkat latar Indonesia,” ujar Tandya bersemangat.
Keikutsertaan Tandya dalam 1st IAID ini mendapat dukungan penuh dari kampus PPM School of Management. Menurut Ketua Program Studi Akuntansi Novy Silvia Dewi, kampus PPM memberikan wadah bagi mahasiswanya untuk berkarya baik secara kurikuler maupun ekstrakurikuler.
“Kami sangat mendukung kegiatan positif seperti ini. Apalagi, PPM sebagai institusi yang sangat mendukung nilai Pancasila tentu mendukung penuh keikutsertaan mahasiswanya dalam program seperti ini,” tegas Novy.
Diketahui, acara tersebut dibuka oleh Cecep Herawan, Direktur Diplomasi Publik Kemenlu RI dan Gary Francis Quinlan OA, Duta Besar Australia untuk Indonesia. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan forum diskusi dan dengar pendapat oleh para peserta dari kedua negara. /akm
Baca juga:
Apa Agenda Utama Politik Ummat di 2019?
Penerapan Ekonomi Islam di Era Milenial
Goeboek Pentjeng, Ponpes yang Berbasis Santripreneur