UN Tergantikan, akankah Lebih Baik?

pendidikan

Baru-baru ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim telah memilih untuk menggantikan UN (Ujian Nasional) dengan asesmen kompetensi. Hal tersebut mulai berlaku untuk 2021 mendatang, sementara UN 2020 akan tetap dilaksanakan.

Nadiem mengganti UN dengan alasan bahwa UN hanya menekankan pada kemampuan siswa untuk menghapal dalam mengahadapinya. Hal tersebut benar adanya karena UN sendiri berisi materi dari awal sampai akhir sesuai dengan jenjang pendidikannya. Lalu, cara termudah dan tercepat yang bisa siswa lakukan adalah menghaFal materi-materi yang dulu telah dipelajarinya.

Kemudian, dalam asesmen kompetensi, seperti yang dijelaskan bahwa siswa diminta untuk menguasai kompetensi dasarnya saja. Itu adalah hal yang sangat baik karena melalui penguasaan dasar, siswa dapat melatih pemahannya dan kemudian mencoba untuk mengaplikasikannya. Siswa disini akan menjadi lebih baik karena mereka terlatih untuk memahami dan menganalisa sesuatu, dimana kemampuan tersebut akan melatih mereka untuk berikir kritis dan mulai melahirkan ide-ide kreatif berdasarkan apa yang dipahaminya.

Bacaan Lainnya
DONASI

Kemampuan lainnya yang dapat diperoleh adalah kemampuan siswa untuk berkomunikasi. Karena melalui pemahaman yang mereka dapatkan, mereka akan dapat dengan mudah menyampaikan ide-idenya kepada orang di sekitarnya. Pemahaman yang mereka dapatkan akan mereka olah untuk dapat dimengerti juga oleh orang lain. Lalu, komunikasi juga nantinya dapat membantu siswa untuk bergotong royong dalam suatu kerja tim, yaitu dengan komunikasi siswa dapat menghubungkan pikiran satu dengan yang lain.

Dengan demikian dapat dimengerti bahwa kemampuan dasar, seperti memahami dan menganalisa adalah dasar yang sangat dibutuhkan siswa. Sehingga ilmu-ilmu yang diperoleh siswa dapat tersampaikan dan teraplikasikan di dunia nyata. Dan ilmu-ilmu tersebut tidak hanya digunakan dalam sekolah saja.

Di sini juga adalah langkah yang baik karena dapat meningkatkan minat belajar siswa. Dimana jika sekolah menggunakan metode pembelajaran yang tepat, yaitu membiarkan siswa untuk memahami sesuatu dan memberikan mereka pertanyaan-pertanyaan yang dapat menginspirasi mereka untuk mengetahui lebih lanjut. Juga membiarkan mereka untuk menanyakan hal-hal yang mengundang rasa penasaran mereka sendiri. Sehingga skill mereka untuk menganalisa dan memahami sesuatu akan lebih meningkat. Dimana hal tersebut bersesuaian dengan konsep penilaian asesmen kompetensi.

Kemampuan-kemampuan yang siswa peroleh selama masa pendidikan juga akan menjadi dasar yang kuat untuk mereka menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bahkan dunia pekerjaan. Karena, jika siswa sudah mampu mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapatkan maka sudah dipastikan mereka menguasai dasar-dasar tersebut dengan baik dan bisa menggunakannya untuk menghadapi masalah-masalah yang akan datang.

Dengan menggunakan asesmen kompetensi, berarti adalah salah satu cara Nadiem untuk menuntaskan tugas khususnya, yaitu menyesuaikan link and match antara dunia pendidikan dan pekerjaan. Karena dalam sistem ini, siswa akan lebih mudah untuk terjun ke dalam dunia pekerjaan. Dunia pekerjaan akan selalu berkembang dengan cepat sehingga diperlukan dasar-dasar kompentensi yang kuat untuk menghadapinya. Oleh karena itu, melalui skill pemahaman dan analisa, siswa yang sudah lulus akan dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan baru. Mereka akan menganalisa masalah yang ada lalu menerapkan penilaian mereka untuk memecahkan masalah tersebut.

Oleh karena itu, penggantian UN dengan asesmen kompetensi adalah sesuatu yang baik. Dimana sebelumnya siswa yang tertekan terhadap hapalan-hapalan yang terkesan berat sekarang menjadi lebih leluasa karena siswa sendiri ditanamkan untuk mampu memahami dan menganalisa sesuatu. Di sini adalah awal perubahan baik yang dibawa Nadiem sendiri.

Di sini, penulis yakin bahwa dengan menggantikan UN dengan asesmen kompetensi, maka pendidikan di Indonesia akan bersifat lebih fleksible dan menarik. Dari keleluasaan itulah akan muncul ide-ide baru untuk menyempurnakannya.

Lalu, dalam kompetensi asesmen ini juga pemerintah harus sesegera mungkin untuk menyesuaikan sistem atau meknanisme dalam kegiatan belajar mengajar. Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa mekanisme yang bisa diaplikasikan untuk menyesuaikannya adalah dengan metode belajar yang menarik rasa ingin tahu siswa, seperti soal pengaplikasian yang unik, diskusi terhadap fenomena sekitar dan lainnya, bisa dijadikan referensi pemerintah. Dengan begitu siswa akan lebih baik dalam soal pemahaman dan analisa data atau materi yang mereka peroleh.

I Ketut Adhiarta Laksemana
Mahasiswa Sampoerna University

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI