Efektivitas Rebusan Daun Salam (Syzygium polyanthum) terhadap Pasien Hipertensi

Daun Salam
sumber: istockphoto.

Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan Hipertensi Sistolik Terisolasi (HST), meningkatnya tekanan sistolik menyebabkan besarnya kemungkinan timbulnya kejadian stroke dan infark myocard bahkan walaupun tekanan diastoliknya dalam batas normal (isolated systolic hypertension).

Isolated systolic hypertension adalah bentuk hipertensi yang paling sering terjadi pada lansia. Pada suatu penelitian, hipertensi menempati 87% kasus pada orang yang berumur 50 sampai 59 tahun. Adanya hipertensi, baik HST maupun kombinasi sistolik dan diastolik merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas untuk orang lanjut usia.

Hipertensi masih merupakan faktor risiko utama untuk stroke, gagal jantung penyakit koroner, di mana peranannya diperkirakan lebih besar dibandingkan pada orang yang lebih muda.

Bacaan Lainnya
DONASI

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan cara pengobatan non farmakologis yaitu penurunan berat badan, olah raga, mengurangi asupan garam, tidak merokok, hindari stres, dan pengobatan farmakologis ada beberapa golongan obat anti hipertensi yaitu diuretik, penghambat simpatetik, betabloker, vasodilator, penghambat ensim konversi angiotensin, antagonis kalsium dan penghambat Reseptor angiotensin II.

Ramuan tradisional yang digunakan dalam penatalaksanaan hipertensi di antaranya kunyit (rimpang), labu air (daging dan sari buah), selada air (semua bagian), ceplukan (semua bagian), alang-alang (akar), mengkudu/ pace (buah), jeruk nipis (air buah), kumis kucing (daun), daun salam.

Penggunaan terapi farmakologi dengan menggunakan obat kimia sering menimbulkan efek samping, mahal dan penggunaanya seumur hidup bagi penderita hipertensi. Sehingga para penderita hipertensi memilih terapi non farmakologi seperti daun salam daun salam (Syzygium polyanthum) merupakan salah satu dari jenis terapi herbal untuk menangani penyakit hipertensi.

Daun salam (syzygiumpolyanthum) adalah jenis daun berwarna hijau, berbentuk lancip, dan termasuk dalam kelompok tanaman yang biasa digunakan untuk masakan tradisional di Indonesia. Daun salam dimanfaatkan karena mampu menambah aroma masakan. Kandungan zat-zat yang dapat berpengaruh menurut.

Minyak atsiri mengandung aroma terapi sebagai pengharum atau penyedap yang dapat menenangkan pikiran dan menurunkan stres pada klien yang juga menjadi faktor pendorong timbulnya hipertensi. Kandungan tanin dalam daun salam mampu mengendurkan otot arteri sehingga menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi.

Kandungan flavonoid sebagai vasodilator, antipletelet dan antipoliferative dan menurunkan tekanan darah, hasil dari oksidasi dan perbaikan terhadap organ tubuh yang sudah rusak akibat dari hipertensi.

Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri dari gejala yang ditimbulkan, salah satunya adalah dengan menggunakan terapi herbal seperti daun salam. Daun salam merupakan salah satu daun yang biasa digunakan oleh para ibu rumah tangga untuk penyedap dan pengharum masakan.

Manfaat daun salam tidak hanya digunakan untuk menambah cita rasa pada masakan saja, namun juga dapat dijadikan obat tradisional mencegah sekaligus menyembuhkan beberapa penyakit yang ada di tubuh. Kandungan vitamin dan mineral yang ada pada daun salam sangat baik untuk kesehatan tubuh. Daun salam untuk obat herbal ini sudah dikenal sejak dulu, namun sayangnya belum terkenal seperti obat herbal lainnya.

Baca Juga: Mari Kita Ketahui Manfaat dari Daun Salam sebagai Antihipertensi atau Tekanan Darah Tinggi

Obat tradisional yang secara empiris berkhasiat dalam terapi hipertensi salah satunya adalah daun salam. Daun salam mudah didapat, dikenal oleh masyarakat Indonesia, dan aman dikonsumsi karena sering digunakan sebagai pelengkap masakan. Daun salam tumbuh menyebar di Asia Tenggara dan sering ditemukan di perkarangan rumah.

Selain sebagai bumbu dapur daun salam memiliki banyak manfaat untuk kesehatan antara lain: untuk mengobati diabetes melitus, gastritis, pruritus, diare, mabuk akibat alkohol, dan hipertensi.

Daun salam (Syzygium polyanthum) merupakan salah satu dari jenis terapi herbal untuk menangani penyakit hipertensi.

Selain mudah didapat dan murah, daun salam ternyata banyak khasiat, yaitu sebagai obat mag, diare, menurunkan gula darah (diabetes melitus), efek samping alkohol (mabuk), menurunkan kolesterol (cholesterol), dan menurunkan asam urat dan masih banyak.

Kandungan mineral yang ada pada daun salam membuat peredaran darah menjadi lebih lancar dan mengurangi tekanan darah tinggi daun salam juga mengandung minyak esensial eugenol dan metal kavikol, serta etanol yang berperan aktif sebagai anti jamur dan bakteri.

Minyak atsiri (seskuiterpen, lakton,dan fenol), yang dapat digunakan untuk mengobati diare, diabetes, maag, hipertensi, kolesterol, migren, gatal- gatal (pruritis), kudis, eksim, dan menghilangkan mabuk alkohol.

Baca Juga: Pilihan Terbaik: Tanaman Herbal Daun Salam (Syzygium Polyanthum) untuk Membantu Menurunkan Kadar Kolesterol dalam Tubuh

Kandungan zat-zat yang terdapat dalam daun salam:

  1. Eugenol
    Sebuah senyawa kimia aromatik, berbau, sedikit larutan dalam air dan larut pada pelarut organik, kandungan eugenol merupakan analgesik dan antiseptik lokal yang baik.
  1. Tanin
    Dalam daun salam mampu mengendurkan otot arteri sehingga menurunkan takanan darah bagi penderita hipertensi.
  1. Flavonoid
    Sebagai inhibitor ACE dengan menghambat aktivitas ACE maka pembentukan angiotension II dapat dibatasi sehingga dapat mencegah hipertensi.

Teknik Terapi Rebusan Daun Salam

  1. Bahan dan alat yang dibutuhkan meliputi:
    • Daun salam 5 lembar;
    • Air 200 ml (2 gelas);
    • Kompor dan panci;
    • Saringan;
    • Gelas ukur;
    • Adukan.
  2. Pelaksanaan membuat air rebusan daun salam
    • Cuci daun salam sampai bersih;
    • Masukkan air 200 ml kedalam panci rebus sampai mendidih;
    • Kalau air sudah mendidih masukkan 5 daun salam yang sudah dicuci tadi;
    • Tunggu beberapa saat, sampai air menjadi 100 ml (1 gelas);
    • Kemudian rebusan daun salam kalau sudah dingin disaring.
  1. Teknik minum
    • Hasil rebusan tersebut diminum setiap pagi;
    • Air rebusan daun salam diminum sesudah makan;
    • minum 1 gelas selama 1 minggu;
    • Perhatian: selama mengkonsumsi air rebusan daun salam jangan minum alkohol.

Penulis: Liza
Mahasiswa Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI