Sebab adanya wabah virus Covid-19 pendidikan dunia mengalami penyesuaian. Penekanan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 masih terus diupayakan semaksimal mungkin. Salah satu upaya yang dilakukan dengan memangkas probabilitas kontak fisik dengan mengubah sistem pendidikan. Beberapa bulan masyarakat telah menjalani pendidikan gaya baru yang diterapkan oleh pemerintah.
Terjadilah interaksi belajar mengajar secara daring antar guru dan siswa. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa anak mengalami kesulitan atau kurang paham atas tugas yang diberikan. Hal ini membutuhkan peran orang tua sebagai pembimbing. Terlebih pemahanan anak tentang kondisi pandemi yang terjadi. Tentang perubahan pembelajaran anak dengan hanya di rumah saja.
Membantu Tugas Sekolah Anak
Pada dasarnya kemampuan anak dalam memahami pembelajaran berbeda-beda. Oleh sebab itu, sangat dibutuhkan pendampingan proses pembelajaran. Keterbatasan kondisi terkini menjadi tantangan para orang tua untuk menggantikan tenaga pengajar sebagai pembimbing pembelajaran jarak jauh.
Memberi pengertian pada anak dengan konsep belajar yang baru tanpa adanya persiapan terlebih dahulu. Pendidikan sang anak tentu seharusnya menjadi prioritas tiap orang tua. Membantu pengerjaan tugas online yang diberikan oleh guru di sekolah mewajibkan para orang tua untuk memenuhinya.
Dampak bagi para orang tua ialah mampu lebih memahami karakter anak saat proses pendampingan. Memahami pola fikir dan karakteristik anak dalam mempelajari hal baru. Sudah sewajarnya jika orang tua merupakan figur yang paling mengerti tentang anaknya. Baik tentang kemampuan, watak, maupun hal yang disukai oleh anak.
Meningkatnya Komunikasi Orang Tua dan Anak
Dengan pemberian materi serta tugas online, hal tersebut mengakibatkan anak membutuhkan sosok lawan diskusi secara langsung. Saat anak mengalami kesulitan untuk mengakses dan memahami materi yang diberikan. Anak cenderung akan bertanya pada suatu hal yang belum ia pahami. Jika sekolah tatap muka berlangsung, maka anak akan bertanya pada gurunya ataupun membicarakan hal tersebut kepada temannya.
Pada kondisi seperti ini orang tua menjadi sosok yang krusial selama pembelajaran jarak jauh dilakukan. Memaksa para orang tua mengerti dan mampu membantu kebutuhan sang anak.Menjadikan tuntutan para orang tua menyisihkan waktu lebih untuk anak. Aktivitas hiruk-pikuk pekerjaan tersentil sebab kebutuhan pembelajaran anak. Intensitas komunikasi antara orang tua pun terjadi lebih sering.
Sekolah Online Merekatkan Hubungan Kekeluargaan
Dikutip dari laman gohappylive.com (21/10/2020) keluarga Indonesia sebanyak 99% mengatakan saling mendukung anggota keluarga, menghindari pertengkaran sebanyak 98,1%, dan sabar menerima kondisi pandemi sebesar 97,7%. Uniknya, ada pernyataan selama pandemi sebanyak 2,5% terdapat cekcok pada keluarga yang mungkin bisa memicu perceraian.
Sekolah online membawa dampak yang mana menuntut kedekatan antara orang tua dan anak. Tidak hanya seputar tugas atau materi yang diberikan. Melainkan bahan perbincangan akan berkembang seiring kedekatan hubungan kekeluargaan. Serta yang paling nampak ialah kurangnya kesenjangan hubungan mengakibatkan anak sering kali mengutarakan keinginannya secara gamblang.
Meminta hal-hal yang ia inginkan atau sekedar bercanda dengan anaknya. Membuat ia mengerti akan terhindar dari percekcokan kesalahpahaman dengan anaknya. Dengan demikian, intensitas bertemu serta berbincang lebih sering anak dan orang tuanya semakin memahami karakter satu sama lain. Hal tersebut mengakibatkan terjalinnya hubungan yang lebih akrab sebab mengerti pola fikir kedua pihak.
Rohmatuz Zuhroh Sofwani
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
Editor: Muflih Gunawan
Baca Juga:
Apa Benar Indonesia Siap Menggunakan E-Learning Secara Permanen?
Online Learning Bikin Pening?
Pembelajaran Daring atau e-Learning, Efektif atau Tidak?