Munculnya pandemi penyakit virus corona (Covid-19) telah memberikan dampak besar terhadap kehidupan sosial dan ekonomi di seluruh dunia. Artikel ini mengkaji tantangan politik dan ekonomi yang dihadapi Asia Tenggara, khususnya dalam konteks integrasi regional, dan membahas dinamika pasca-COVID-19. Dan seperti yang kita ketahui bahwasannya pandemi COVID-19 mempunyai dampak yang signifikan terhadap perekonomian global, dan Asia Tenggara pun tidak kebal terhadap dampaknya.
Dampak dari adanya Covid- 19 ini seperti Lockdown, pembatasan perjalanan, dan berkurangnya permintaan global telah memukul sektor perekonomian di kawasan ini, khususnya pariwisata, manufaktur, dan perdagangan yang menjadi tantangan politik ekonomi di Asia Tenggara. Pandemi Covid-19 terus mengganggu perekonomian dan kehidupan sehari-hari masyarakat di kawasan Asia Tenggara sejak tahun 2019 hingga saat ini, termasuk iklim persaingan usaha.
Integrasi ekonomi regional, seperti melalui ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), telah menjadi fokus utama negara-negara Asia Tenggara. Namun, terdapat tantangan besar dalam menerapkan integrasi ini, terutama dalam konteks pasca-COVID-19. Namun pandemi virus corona telah mengganggu rantai pasokan global dan negara-negara di kawasan ini sedang berjuang untuk memitigasi dampak ekonomi.
Langkah-langkah proteksionisme di beberapa negara dan ketidakpastian di pasar global menimbulkan tantangan serius terhadap integrasi ekonomi yang sudah berlangsung lama.
Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang ditandatangani pada tahun 2020, implementasi penuh dan adaptasi pasca-virus corona masih lambat. Perubahan merupakan isu penting. Negara-negara Asia Tenggara perlu bekerja sama lebih erat untuk mengoptimalkan potensi integrasi ekonomi mereka dan mencapai pertumbuhan berkelanjutan.
Asia Tenggara menjadi pusat persaingan pengaruh dari negara-negara besar di tengah masa pandemi Covid-19. ASEAN sebagai organisasi regional yang mewadahi negara-negara di kawasan ini menghadapi pelbagai tantangan nyata pada masa pandemi. Tantangan tersebut adalah, pertama, ASEAN berupaya mendorong kerja sama regional untuk penanganan krisis kesehatan di Asia Tenggara akibat dari pandemi Covid-19. ASEAN bekerja sama dengan negara-negara mitra eksternalnya, seperti Jepang, China, dan Korea Selatan, dan negara mitra ASEAN lainnya, dalam rangka manajemen kesiapan dan kedaruratan bagi kesehatan publik; pemenuhan alat-alat kesehatan untuk orang terinfeksi Covid-19; penyediaan alat pelindung diri dan upaya kerja sama dan akses setara bagi vaksin Covid-19 saat ditemukan nanti.
Ada pula yang menjadi tantangan selanjutnya adalah untuk mengembangkan inovasi dan mempercepat transformasi digital Pandemi ini telah mempercepat transisi menuju perekonomian berbasis digital, dan negara-negara Asia Tenggara harus memastikan bahwa mereka tidak ketinggalan.
Berinvestasi dalam teknologi dan mengembangkan talenta teknologi yang andal sangatlah penting. Perbedaan tingkat adopsi teknologi antar negara di kawasan ini menimbulkan tantangan tersendiri, dan bagaimana cara mentransfer pengetahuan, meningkatkan kapasitas, dan memastikan bahwa transformasi digital di Asia Tenggara berlangsung adil dan inklusif dan Kerja sama regional diperlukan.
Dinamika di kawasan Asia Tenggara pasca penyebaran COVID-19 mencakup berbagai aspek seperti upaya bantuan ekonomi, kerja sama regional, dan kebijakan pemulihan. Dan berbagai inisiatif yang dilakukan pemerintah dan organisasi regional di kawasan seperti adanya Kerjasama Regional, yang mana ASEAN bertujuan untuk mendorong kerja sama regional guna mengatasi krisis kesehatan di Asia Tenggara.
Hal ini mencakup kerja sama dengan negara-negara mitra eksternal seperti Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan dalam upaya kolaboratif dalam kesiapsiagaan kesehatan masyarakat dan manajemen darurat, penyediaan peralatan medis, penyediaan alat pelindung diri, dan akses terhadap vaksin COVID-19. Dan juga ASEAN mendorong akan pemulihan Ekonomi, yang mana banyak negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Filipina, dan Singapura, telah mengambil langkah untuk merespons ancaman resesi ekonomi akibat COVID-19.
Upaya pemulihan ekonomi mencakup upaya memutus rantai penyebaran pandemi, mengurangi aktivitas ekonomi, dan menahan penyebaran virus. Pemerintahan di Asia Tenggara juga akan memprioritaskan ekonomi digital dan mendorong adaptasi industri digital untuk mempercepat pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19. Dan juga beberapa negara di kawasan ini juga melakukan diversifikasi rantai pasokan mereka untuk mengurangi ketergantungan pada negara atau wilayah tertentu. Melalui berbagai inisiatif tersebut, kawasan Asia Tenggara berupaya mengatasi dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 dan memulai proses pemulihan ekonomi.
Asia Tenggara, dengan keragaman budaya dan ekonominya, menghadapi banyak tantangan yang memerlukan kerja sama yang kuat dan strategi inovatif. Tantangan politik dan ekonomi di kawasan ini, mulai dari integrasi ekonomi, kesenjangan, hingga perubahan iklim, semuanya terintegrasi dan saling berdampak.
Pasca-COVID-19, membangun kembali perekonomian dan mencapai keberlanjutan harus menjadi prioritas utama. Kerja sama regional, penerapan kebijakan yang cerdas, dan investasi pada sumber daya manusia dan teknologi merupakan kunci untuk menghadapi tantangan-tantangan ini dan membangun masa depan yang lebih baik bagi Asia Tenggara
Dampak pandemi virus corona terhadap perekonomian di Asia Tenggara sangat besar. Pandemi ini telah menyebabkan kemerosotan ekonomi di Asia Tenggara dan ancaman resesi ekonomi regional. Sebagian besar negara di kawasan ini mencatat pertumbuhan negatif pada kuartal kedua tahun 2020.
Dari enam negara yang melaporkan hasil tersebut, hanya Vietnam yang masih mencatatkan pertumbuhan positif. Malaysia menjadi negara yang mengalami penurunan paling tajam dibandingkan negara lain.
Indonesia juga mencatat penurunan output perekonomian pada kuartal II-2020. Selain itu, pandemi COVID-19 juga berdampak pada institusi persaingan di negara-negara ASEAN dan lingkungan persaingan perusahaan di kawasan. Pandemi ini juga memaksa negara-negara ASEAN untuk berupaya mengatasi krisis kesehatan dan pemulihan ekonomi, yang memerlukan kerja sama regional yang kuat.
Hal ini menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 memberikan dampak besar terhadap perekonomian dan kehidupan sehari-hari masyarakat di kawasan Asia Tenggara.
Covid-19 tidak hanya berdampak pada bidang kesehatan tetapi sangat mempengaruhi semua aspek dalam bidang kehidupan salah satunya bidang ekonomi. Kinerja ekonomi global pun berkurang karena berkurangnya aktivitas masyarakat.
Semua negara termasuk negara yang bergabung di ASEAN merasakan dampaknya. Melihat integrasi ekonomi regional dan tren pasca-COVID-19, negara-negara Asia Tenggara menghadapi tantangan yang kompleks.
Kerjasama dan dialog antar negara, penguatan institusi regional dan penerapan kebijakan yang efektif merupakan kunci untuk mengatasi tantangan politik dan ekonomi. Hanya melalui unifikasi, Asia Tenggara dapat maju menjadi kekuatan regional yang kuat dan stabil.
Penulis: Mutiara Eka Putri
Mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia
Editor: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News