Cara Menguatkan Gen Z yang Lemah untuk Memimpin Indonesia Emas 2045

Cara Menguatkan Gen Z yang Lemah untuk Memimpin Indonesia Emas 2045
Sumber: pixabay.com

Gen Z adalah kategorisasi generasi untuk orang yang lahir di antara tahun 1997-2012. Menurut BPS, Indonesia memiliki 74,93 juta Gen Z. Diprediksi pada zaman Indonesia Emas 2045, Gen Z-lah yang akan memimpin masa depan tanah air tercinta.

Namun, banyak kalangan masyarakat yang lebih tua beranggapan bahwa Gen Z tidak memiliki mental yang kuat dan jiwa kepemimpinan yang lemah.

Petinggi perusahaan yang memberikan lapangan pekerjaan kepada Gen Z sering kali mengucapkan keluhan seperti “generasi muda sekarang lemah banget mentalnya” atau “generasi zaman sekarang dikasih kerja sedikit, besoknya minta healing atau cuti lah”.

Bacaan Lainnya

Gen Z juga kerap dikatakan sebagai generasi terlemah dikarenakan mereka ingin menggapai hal besar tetapi hanya melakukan effort yang kecil, bahkan terkadang tidak mau melakukan kerja keras apapun untuk mendapatkan reward yang mereka dambakan.

Maka dari itu, Indonesia perlu memiliki urgensi untuk menguatkan Gen Z. Karena jikalau Gen Z yang nanti akan memimpin Indonesia memiliki produktivitas dan mental yang lemah, bangsa Indonesia akan mempunyai karakter nasional yang mudah menyerah jikalau ada tantangan.

Artikel ini diharapkan dapat memberikan solusi melalui perbaikan mindset dan kebiasaan berolahraga untuk menguatkan Gen Z.

Kita mulai dari menguatkan mindset Gen Z. Gen Z kerap mengidap fear of missing out (FOMO). Karena FOMO ini, Gen Z sering melakukan aksi hanya untuk ikut-ikutan saja dan menyebabkan kegelisahan yang negatif bagi Gen Z.

Mindset yang lemah tersebut terus tertanam di benak Gen Z karena mereka selalu mengandalkan validasi dari luar diri mereka untuk merasakan kebahagiaan, seharusnya kebahagian berasal dari dalam diri sendiri. Untuk membetulkan mindset tersebut, Gen Z perlu menanamkan filosofi stoicism atau yang kerap dikenal dengan filosofi teras.

Filosofi ini mengajarkan manusia untuk melepaskan hal yang diluar kendali kita seperti persepsi orang lain, outcome dari hal yang kita lakukan dan kejadian tragis yang diluar kendali kita.

Melainkan kita fokus untuk mengembangkan semua hal yang ada di dalam kendali kita seperti bagaimana effort kita dalam mengerjakan suatu hal tanpa memikirkan hasilnya, bagaimana kita mengapresiasi diri kita sendiri tanpa mempedulikan apa yang orang lain pikirkan. Filosofi ini telah diterapkan oleh pemimpin besar dalam sejarah dunia.

Marcus Aurelius yang menjadi kaisar Roma berhasil mengalahkan musuhnya dan memimpin Roma ke puncak kejayaan dikarenakan pemimpinnya selalu bekerja keras dalam mengerjakan semua hal, tetapi Ia tidak pernah takut akan semua hal yang diluar kendalinya seperti persepsi orang lain, hasil akhir peperangan, bahkan kematian pun tidak ditakuti.

Karena filosofi yang melepaskan hal diluar kendali kita dan bekerja keras dalam hal yang dikendalikan inilah orang biasa dapat berubah menjadi manusia tangguh. Cara menerapkan filosofi ini sangat mudah dan dapat dilakukan semua orang.

Menurut buku Filosofi Teras, ketika gejala overthinking dan FOMO datang, kita dapat menerapkan metode STAR (Stop, Think, Assess, Respond).

Pertama stop, yang dimaksud dari langkah ini adalah berhenti memikirkan pikiran berlebihan yang bergejolak di pikiran, lalu think, pada fase ini kita dapat mulai berpikir mengapa ada hal yang membuat kita FOMO/overthinking.

Ketiga assess, dalam fase ini kita mulai untuk menilai hal apa saja yang diluar kendali kita dan mengeliminasinya lalu memberikan persepsi untuk memfokuskan hal apa yang ada dalam kendali kita.

Terakhir adalah respond, kita dapat memberi aksi yang positif untuk memaksimalkan semua hal yang ada di kendali kita lalu mengesampingkan semua hal yang diluar kendali kita. Agar Gen Z dapat memiliki mental yang tangguh, mari terapkan filosofi teras untuk menghindari FOMO dan menjadi pribadi yang lebih kuat.

Setelah membetulkan mindset, kita dapat berlanjut kepada kebiasaan yang dapat menguatkan Gen Z. Kebiasaan tersebut adalah olahraga.

Olahraga dapat meningkatkan kesehatan mental dan kebugaran Gen Z, tidak hanya itu olahraga juga menghasilkan endorphin dan serotonin yang dapat merubah kegalauan dan stres yang dialami Gen Z sehingga menjadi lebih bahagia.

Selain itu, olahraga dapat membuat kita lebih percaya diri akan penampilan pribadi. Ditengah situasi Gen Z yang selalu memikirkan body image, olahraga dapat mengembangkan kompisisi tubuh menjadi sehat dan terlihat lebih baik. Dengan berolahraga, Gen Z juga dapat memiliki umur dan produktivitas yang panjang sehingga dapat memimpin pada masa Indonesia emas 2045.

Contoh orang yang mengubah hidupnya karena olahraga adalah David Goggins. David memiliki kehidupan masa muda dengan kebiasaan yang buruk, karena sering konsumsi makanan tinggi gula dan tidak olahraga dia memiliki berat badan 150 kg.

Dia juga merasakan stres dan depresi dikarenakan tidak memiliki penghasilan yang memadai, dan melihat teman seumurnya yang sudah sukses. Tetapi semua itu berubah ketika David ingin bergabung dengan pasukan marinir Amerika Serikat.

Karena keinginan itu, David bertekad untuk menurunkan berat badannya dari 150kg menjadi 70kg dalam waktu kurang dari 1 tahun. Dengan disiplin berolahraga dan bekerja keras, dia tidak hanya berhasil menjadi anggota marinir, tetapi Ia berhasil memotivasi banyak Gen Z yang memiliki latar belakang yang buruk untuk merubah hidupnya melalui disiplin berolahraga.

Gen Z dengan stereotipe yang dianggap memiliki mental yang mudah menyerah dan sering merasakan FOMO dapat menyebabkan Indonesia tidak memiliki calon generasi yang lemah untuk memimpin masa depan Indonesia Emas 2045.

Untuk menguatkan mereka, Gen Z perlu mengimplementasikan mindset yang tangguh melalui filosofi stoicism agar mereka tidak mudah FOMO dan tetap tangguh walaupun banyak keadaan diluar kendali mereka tidak berkenan dengan aksi mereka.

Setelah pola pikir dibetulkan, Gen Z dapat menerapkan kebiasaan olahraga. Dengan berolahraga, Gen Z akan merasakan efek domino dimana olahraga dapat meningkatkan kesehatan dan image tubuh lalu mengurangi stres dan meningkatkan kepercayaan diri.

Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah agar Gen Z terus konsisten mengimplementasikan kedua kebiasaan positif ini dari sekarang sampai mereka tua. Agar Gen Z dapat berubah dari generasi yang lemah menjadi generasi yang lebih kuat dengan berbagai potensi untuk memajukan bangsa Indonesia. Semangat Gen Z!!

 

Penulis: Andrew Elnathan
Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Brawijaya

 

Editor: I. Chairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.