DKP Tangerang Dorong Pelajar Buat Makanan Bergizi dari Pangan Lokal

Makanan Bergizi dari Pangan Lokal
Ilustrasi Makanan Bergizi dari Pangan Lokal (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Tangerang, dr Hendra Tarmizi mengatakan bahwa angka kasus stunting atau penyakit gagal tumbuh pada anak di Kabupaten Tangerang mengalami penurunan dari 16.100 kasus menjadi 9.200 kasus pada 2022.

Untuk melanjutkan penurunan angka ini, DPPKB akan terus berupaya melakukan percepatan penurunan stunting di tahun 2023 ini dengan dibantu oleh DKP.

DKP atau Dinas Ketahanan Pangan merupakan Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan Daerah di bidang ketahanan pangan, salah satu caranya yaitu dengan mendorong para pelajar untuk membuat makanan yang enak dan kaya gizi dengan bahan pangan local.

Bacaan Lainnya

Pangan lokal merupakan produk pangan yang telah lama diproduksi, berkembang dan dikonsumsi di suatu daerah atau suatu kelompok masyarakat lokal tertentu.

Konsumsi pangan lokal juga menyokong pelestarian keanekaragaman hayati dengan mendorong masyarakat untuk melindungi sumber pangannya. Upaya ini juga dapat membantu mendongkrak wisata kuliner yang semakin populer di Indonesia. Selain itu, pangan lokal juga menjadi bagian dari budaya dan praktik lokal.

Mengolah makanan menggunakan bahan pangan lokal memiliki beberapa keuntungan yang signifikan, yaitu keberlanjutan lingkungan. Bahan pangan lokal seringkali tumbuh dengan lebih baik di lingkungan setempat. Penggunaan bahan-bahan ini mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan dari tempat lain, yang pada gilirannya mengurangi jejak karbon dan dampak lingkungan yang terkait dengan transportasi jarak jauh.

Selanjutnya yaitu keberagaman nutrisi. Makanan yang dibuat dari bahan pangan lokal cenderung memiliki keberagaman nutrisi yang lebih besar. Bahan pangan lokal yang segar seringkali memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi karena belum mengalami proses pengawetan yang panjang atau paparan bahan kimia untuk mempertahankan kesegarannya.

Yang ketiga ada peningkatan ekonomi local. Penggunaan bahan pangan lokal dapat mendukung ekonomi lokal dan petani setempat. Dengan membeli bahan pangan dari petani atau produsen lokal, dapat membantu meningkatkan pendapatan mereka, mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut, dan memperkuat komunitas setempat.

Keempat yaitu preservasi budaya dan warisan. Menggunakan bahan pangan lokal juga mendukung pelestarian tradisi, budaya, dan warisan kuliner suatu daerah. Ini membantu menjaga keanekaragaman makanan, resep khas, dan praktik memasak yang unik dari suatu wilayah.

Kelima yaitu kualitas rasa yang lebih autentik. Bahan pangan lokal sering memberikan rasa yang lebih autentik dan khas dari suatu daerah. Makanan yang menggunakan bahan-bahan segar dari wilayah tertentu cenderung memiliki cita rasa yang lebih kaya dan mewakili identitas kuliner lokal.

Terakhir yaitu ketersediaan yang lebih konsisten: Bahan pangan lokal sering lebih mudah ditemukan dan ketersediaannya lebih konsisten karena tidak tergantung pada musim atau proses transportasi yang panjang.

Bahan pangan local yang biasanya sering digunakan untuk olahan makana yaitu seperti singkong, jagung, ubi, daun kelor, dan lain-lainnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang Muhdorun di Tangerang, Sabtu, 9 September 2023, mengatakan berbagai bahan pangan lokal tersebut dapat diolah menjadi macam-macam makanan, sebagai contoh yaitu jagung yang sebagai bahan pangan dapat diolah menjadi pati, tepung jagung, snack, berondong (pop corn), jenang, nasi jagung, sirup jagung dan lain sebagainya.

Contoh olahan makanan lainnya yaitu ayam gulung daun kelor dengan bahan utama daun kelor dan gnocchi ubi ungu dengan bahan utama ubi ungu.

Dirinya berharap, dengan pelajar membuat makanan dari bahan pangan lokal dapat mencegah terjadinya stunting dan membawa makanan sehat setiap hari ke sekolah, dikarenakan saat ini, banyak sekali makanan atau jajanan yang tidak baik untuk tubuh, biasanya mengandung banyak MSG, pewarna atau pengawet, dan biasanya anak-anak dengan usia muda pasti sangat tertarik dengan makanan yang mengandung banyak MSG atau micin atau makanan dengan warna-warna yang mencolok.

Tentu saja jika makanan tersebut dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan misalnya keracunan, kerusakan syaraf, ginjal, hati, cacat kelahiran, gangguan gastroenteritis, kejang-kejang, anomalia kaki, kelainan pertumbuhan, kemandulan bahkan kematian.

Selanjutnya yaitu, bahan pangan lokal yang dapat ditanam di rumah tersebut menjadi upaya pemkot mendorong pelajar melakukan budi daya pertanian perkotaan di rumah.

Pengembangan sektor pertanian kota (urban agriculture) dapat menjadi salah satu ikhtiar dalam upaya menjamin ketahanan pangan negeri ini di masa yang akan datang.

Pertanian perkotaan bagi siswa tidak hanya menyediakan pelajaran praktis tentang pertanian, tetapi juga dapat meningkatkan kesadaran lingkungan, kesehatan, karena dapat mengembangkan pemahaman tentang pentingnya makanan sehat dan gizi.

Mereka bisa belajar tentang pentingnya tanaman sayuran, buah-buahan, dan bagaimana konsumsi makanan yang sehat dapat mempengaruhi kesehatan mereka, keterampilan kewirausahaan, karena mereka dapat memahami proses penjualan hasil pertanian, bagaimana merencanakan usaha kecil, serta mengelola aspek keuangan dan pemasaran.

Kerjasama tim, siswa belajar bekerja sama dalam merawat tanaman, berbagi tugas, dan saling membantu. Ini memperkuat keterampilan sosial mereka dan meningkatkan kerjasama di antara mereka. Rasa tanggung jawab, merawat tanaman membutuhkan konsistensi dan tanggung jawab.

Melalui pertanian perkotaan, siswa dapat belajar untuk bertanggung jawab terhadap perawatan tanaman mereka dan memahami konsekuensi dari tindakan mereka terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat membantu dalam pengembangan holistik siswa di luar ruang kelas.

Sejak 2022, DKP Kota telah Tangerang melakukan pelatihan pengolahan pangan kepada 24 sekolah tingkat SMP di daerah tersebut. Para siswa diajarkan mengenai bahan pangan lokal yang bisa dibuat makanan sehat serta cara membuatnya.

DKP mengajak koki berpengalaman dalam mengolah pangan lokal beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA). Dengan harapan mereka dapat menyukai makanan dari bahan lokal, hingga dapat membuat makanan enak dan sehat. Serta pelatihan ini juga sebagai upaya DKP dalam mencegah stunting di Kota Tangerang.

 

Penulis: Nadia Syifa Putri
Mahasiswa Teknologi Pangan, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.